Mahfud Md Sebut Indonesia Negara Para Maling

Mahfud Md Sebut Indonesia Negara Para Maling

Siti Fatimah - detikJabar
Jumat, 09 Feb 2024 15:03 WIB
Cawapres nomor urut 3 Mahfud Md saat menghadiri kegiatan di Sukabumi.
Cawapres nomor urut 3 Mahfud Md saat menghadiri kegiatan di Sukabumi. Foto: Siti Fatimah/detikJabar
Sukabumi -

Calon Wakil Presiden (cawapres) nomor urut 03 Mahfud Md menyebut Indonesia sebagai negara kleptokrasi. Hal itu disampaikan di depan ribuan warga saat dia menghadiri acara istigasah akbar di Alun-alun Cicurug, Kabupaten Sukabumi.

"Maka sering yang mengatakan karena di Indonesia ini banyak korupsinya, di Indonesia sebenarnya bukan negara demokrasi tapi negara kleptokrasi, negara para pencuri karena di mana-mana banyak korupsi," kata Mahfud dalam sambutannya, Jumat (9/2/2024).

Lebih lanjut, dia mencontohkan beberapa kasus korupsi seperti kasus BTS (base transceiver station) 4G Kemenkominfo yang menyeret mantan Menkominfo Jhonny G Plate. Kemudian kasus korupsi maskapai Garuda Indonesia, mafia tanah hingga illegal fishing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Coba lihat di atas, di atas udara itu ada frekuensi udara. Dikorupsi juga itu peristiwa BTS itu yang menyebabkan Menkominfo masuk penjara. Lihat lagi ke udara ada pesawat, Garuda ada korupsi juga. Lihat ke samping ada tanah, mafia tanah, di hutan juga ada illegal logging, ke tengah laut ada illegal fishing. Sehingga ada pejabat dari Batam Badan Keamanan Laut ditangkap, masuk penjara sekarang," ungkapnya.

Dalam sesi wawancara, kemudian Mahfud menjelaskan maksud dari pernyataannya 'negara maling' atau negara kleptokrasi. Dia mengatakan, maksud dari pernyataannya yaitu pejabat-pejabat yang memanipulasi aturan untuk melancarkan aksi korupsi.

ADVERTISEMENT

"Negara kleptokrasi adalah negara yang pejabatnya banyak korupsinya, memanipulasi aturan dan sebagainya, itu kleptonya," ujarnya.

"Kemudian Buya Syafii Maarif almarhum pernah menulis di harian Kompas, Indonesia ini sebenarnya tidak bisa disebut demokrasi tapi kleptokrasi, negara para maling, pejabat-pejabatnya maling," sambungnya.

Dia mengatakan, salah satu upaya untuk membabat habis praktik tersebut hanya melalui penegakan hukum. Hal itu pun, kata dia, dicontohkan oleh Rasulullah SAW dari kisah seorang wanita terhormat Bani Makhzum.

Wanita terhormat itu diduga melakukan pencurian karena memiliki penyakit kleptomania di Makkah. Jika kasus pencurian ini terbongkar, tentu akan mempermalukan Bani Makhzum yang sangat terpandang. Mereka diam-diam melobi secara pribadi kepada Nabi Muhammad sebagai pimpinan tertinggi untuk meloloskan wanita itu dari hukuman.

Mendengar hal itu, Nabi Muhammad SAW pun marah. Mahfud juga menjelaskan, saat itu Rasulullah berpidato dengan lantang tentang pencurian.

"Dalam hadis Rasul 'sungguh Aku, demi Tuhan yang menguasai nyawaku, andaikan putriku sendiri Fatimah binti Muhammad mencuri, sungguh akan kupotong tangannya', itu hukum. Kalau hukum tidak ditegakkan negara ini hanya menunggu kehancurannya," kata Mahfud.

Dia pun menitipkan pesan bagi masyarakat, apabila ingin menyelamatkan Indonesia dari tindakan korupsi maka pilih pemimpin yang adil, yang bisa menegakkan hukum dengan benar.

"Mumpung Pemilu ini pilih pemimpin yang benar, siapa saja lah tidak harus Ganjar-Mahfud. Gini di dalam Al-Hadis yang shahih itu orang tidak boleh minta untuk dipilih, itu hadis Rasulullah ke Abdurrahman bin Samurah," tutupnya.




(sud/sud)


Hide Ads