Kegagahan Soekarno yang Memikat Warga Garut 1951

Jejak Soekarno di Garut

Kegagahan Soekarno yang Memikat Warga Garut 1951

Hakim Ghani - detikJabar
Sabtu, 10 Feb 2024 08:00 WIB
Foto Soekarno di Garut
Foto Soekarno di Garut (AID-Prengerstudio dalam Algemeen Indisch Dagblad via delpher.nl)
Garut -

Zaterdag werd door President Soekarno o.a. een bezoek gebracht aan Garoet, waar hem door de bevolking een grootse ontvangst bereid werd. (Pada hari Sabtu, Presiden Soekarno mengunjungi Garoet, dimana dia mendapatkan sambutan meriah dari masyarakat).

Kira-kira, begitulah isi artikel yang ditulis koran belanda, Algemeen Indisch Dagblad, pada hari Senin, 9 Juli 1951 terkait kunjungan Presiden Soekarno ke Garut dua hari sebelumnya seperti dikutip detikJabar dari delpher.nl.

Sabtu, 7 Juli 1951. Untuk kesekian kalinya, Presiden Republik Indonesia yang pertama, Ir. Soekarno kembali menginjakkan kakinya di Kabupaten Garut. Dalam artikel yang diterbitkan Algemeen Indisch Dagblad tadi, terdapat foto kunjungan Soekarno di Garut tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti dilihat detikJabar, dalam foto tersebut, Soekarno berdiri gagah di atas mobil jeep terbuka milik Polisi Militer. Dengan jas dan kopiah, Soekarno berdiri dengan wibawanya. Tangannya menyapa rakyat yang ada di pinggiran jalan.

Dia dikawal oleh sejumlah personel PM. Ada dua personel yang berdiri gagah mengapit Soekarno dengan masing-masing sebelah kakinya tertancap di bagian samping kap mesin depan mobil. Ada juga pasukan yang mengawalnya menggunakan sepeda motor.

ADVERTISEMENT

Dalam foto jepretan AID-Prengerstudio itu, juga terlihat banyak rakyat, termasuk anak kecil, yang mengiringi kedatangan Bung Karno. Mereka berlarian, mengikuti jeep yang membawa sang proklamator.

Sejarawan Garut, Warjita kepada detikJabar mengatakan. Jika Soekarno, punya ikatan emosional yang baik dengan Garut. "Karena banyak juga kader dan petinggi PNI (Partai Nasional Indonesia) yang berasal dari Garut. Jelas ada ikatan emosional," kata Warjita.

Kunjungan Soekarno ke Garut di tahun 1951, diketahui merupakan kunjungan ketiganya ke kota berjuluk Swiss van Java di masa pasca kemerdekaan. Dalam laporan media de Telegraaf, yang terbit pada 10 Juli 1951, Garut merupakan salah satu kota yang dikunjungi oleh Soekarno, selain Bandung dan Tasikmalaya.

Di hadapan masyarakat, Soekarno kabarnya berbicara mengenai investasi asing dan kemakmuran masyarakat. Soekarno berbicara pemerintah Indonesia terbuka untuk investasi asing. Sebab, katanya saat itu, akan bermanfaat bagi kemakmuran rakyat.

"Indonesia tidak bisa melakukan nasionalisasi, karena tidak mempunyai sumber daya dan tenaga ahli. Mengapa kita harus melakukan nasionalisasi jika justru mengurangi produksi. Padahal, kita membutuhkan produksi yang maksimal? Sekali lagi, Soekarno menekankan perlunya kerja keras. Masyarakat menginginkan hari kerja tujuh jam; Saya setuju, tapi dalam tujuh jam itu saya menuntut produktivitas kerja 100 persen," tulis de Telegraaf.

Dalam kunjungannya itu, dikabarkan de Telegraaf, Soekarno juga berbicara mengenai Konferensi Meja Bundar yang terbit di tahun 1949. Soekarno mengatakan, ada pihak yang menentang kesepakatan KMB.

"Orang-orang tersebut seolah lupa bahwa melalui KMB kedaulatan Indonesia dapat diakui secara umum. Bendera Indonesia dapat berkibar bebas dan 120.000 tentara Belanda dapat ditarik," katanya.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads