Jasa Sewa Tenda di Tasik Kebanjiran Order Jelang Pemungutan Suara

Jasa Sewa Tenda di Tasik Kebanjiran Order Jelang Pemungutan Suara

Deden Rahadian, Faizal Amiruddin - detikJabar
Rabu, 07 Feb 2024 13:00 WIB
Warga Kelurahan Sirnagalih Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya mulai mendirikan tenda untuk TPS Pemilu 2024, Rabu (7/2/2024).
Warga Kelurahan Sirnagalih Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya mulai mendirikan tenda untuk TPS Pemilu 2024, Rabu (7/2/2024). (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya -

Sepekan menjelang pemungutan suara Pemilu 14 Februari 2024, sejumlah kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) di Kota Tasikmalaya mulai melakukan persiapan. Salah satunya mulai mendirikan tenda tempat pemungutan suara (TPS).

Seperti yang terlihat di lingkungan RW 07, Kelurahan Sirnagalih, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya. TPS mulai dibangun di tanah lapang.

"Jadi penyedia jasa sewa tenda yang sudah mulai memasangnya, mungkin karena pesanan banyak, takut kewalahan, sehingga walau pun masih seminggu lagi mereka sudah mulai memasang," kata Lusi Nurasiah petugas KPPS di Kelurahan Sirnagalih Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya, Rabu (7/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Momen pemilu ini menjadi berkah tersendiri bagi jasa sewa tenda. Usep Saeful salah seorang pengusaha jasa sewa tenda mengakui banyak pesanan di waktu yang serempak membuat pihaknya harus melakukan persiapan jauh-jauh hari.

"Iya jelas harus mulai pasang konstruksi tenda dari sekarang, kalau terlalu mepet ke hari H, tak bisa terlayani," kata Usep.

ADVERTISEMENT

Dia menjelaskan di hari Sabtu nanti baru dimulai pemasangan terpal atau tirai penutup tenda. "Akhir pekan ini baru mulai finishing," kata Usep.

Lebih lanjut dia mengakui di momen pesta demokrasi ini bisnisnya terdampak positif. Banyak pesanan sewa tenda yang masuk.

"Ya Alhamdulillah ada banyak pesanan masuk, saya dapat sekitar 20 titik," kata Usep.

Harga sewa tenda untuk TPS sendiri variatif, sesuai ukuran yang dibutuhkan, rentang harganya mulai Rp 600 ribu sampai Rp 800 ribu.

Namun jika dibandingkan Pemilu sebelumnya, Usep mengaku pada Pemilu tahun ini pesanan sewa twnda cenderung menurun. Dia menduga hal itu dipicu kebijakan KPU yang menganjurkan pemungutan suara dihelat di dalam ruangan, berkaitan dengan potensi cuaca buruk berupa hujan deras dan angin kencang.

"Memang ada penurunan, karena banyak yang memilih di dalam ruangan. Seperti di madrasah, sekolah dan lainnya," kata Usep.

Kesiapan Pengawas Pemilu

Sementara itu, menjelang proses pemungutan suara perangkat Pemilu mulai dari Bawaslu, Panwascam hingga pengawas Tempat Pemungutan Suara (TPS) se-Kabupaten Tasikmalaya mengikuti apel siaga di Lapangan Kantor Bupati Tasikmalaya. Mereka dengan kompak menyatakan kesiapannya melakukan pengawasan saat masa tenang, pemungutan suara hingga penghitungan suara.

"Bagaimana anda siap awasi kampanye pemilu?, bagaimana anda siap awasi mada tenang? Bagaimana anda siap awasi pemungutan dan perhitungan suara?," ujar Dodi Juanda, Ketua Bawaslu Kabupaten Tasikmalaya dalam apel.

Ribuan peserta yang merupakan pengawas Pemilu dari tingkat Kabupaten, Kecamatan hingga TPS serempak menjawab.

"Siap, siap, Siap," jawab peserta apel.

Apel pengawas pemilu di Tasikmalaya, Rabu (7/2/2024).Apel pengawas pemilu di Tasikmalaya, Rabu (7/2/2024). Foto: Deden Rahadian/detikJabar

Dodi Juanda menyebut apel besar pengawasan Pemilu ini dilakukan untuk mendukung jalanya Pemilu yang berkualitas dan berkeadilan. Sebanyak 5.928 pengawas Pemilu se-Kabupaten Tasikmalaya harus menjaga profesionalisme dan Integritas dalam menjalan tugas.

Pengawasan dimulai di akhir masa kampanye dan memasuki masa tenang. Termasuk saat proses pemungutan suara dan pengitungan surat suara.

"Momentum ini yang harus digunakan sebaik-baiknya dengan sebenarnya dalam rangka pengawasan dalam tiga hari ke depan yang memasuki masa tenang. Dalam masa tenang tersebut, tentunya tidak boleh ada aktivitas kampanye atau gerakan yang mencoreng pemilu itu sendiri," kata Dodi Juanda.

Bawaslu juga memastikan akan turut awasi netralitas ASN, TNI dan Polri. Menurut Dodi, mereka harus netral dalam pelaksanaan Pemilu. Selain itu, Bawaslu mengawasi kemunculan praktik politik uang, politik SARA hingga pelanggaran lain.

"Kita awasi pada masa tenang kampanye, Jangan sampai ada politik uang, politisasi sara dan tidak boleh ada ASN, TNI, Polri yang berpihak kepada peserta pemilu," ungkap Dodi.

Anggota Bawaslu Provinsi Jawa Barat, Nuryamah meminta agar seluruh pengawas Pemilu membuktikan mampu mengawasi Pemilu hingga berjalan demokratis.

"Pertama kerja kita pada tahapan kampanye, semakin sedikit tahapan kampanye semakin banyak pula laporan yang masuk ke bawaslu.
Kedua dalam tahapan dalam mengawasi hari tenang. Ketiga dalam tahapan pemungutan dan perhitungan suara," kata Nuryamah.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Anak 10 Tahun Terpaksa Rekam Aksi Cabul Ayah Angkat Gegara Dituduh Fitnah"
[Gambas:Video 20detik]
(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads