Kades soal Siswa di Sukabumi Seberangi Sungai demi Sekolah

Kades soal Siswa di Sukabumi Seberangi Sungai demi Sekolah

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Selasa, 06 Feb 2024 17:40 WIB
Pelajar terpaksa seberangi Sungai Cidadap demi sampai ke sekolah.
Pelajar terpaksa seberangi Sungai Cidadap demi sampai ke sekolah. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

Kepala Desa (Kades) Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Deden Anta Nurman membenarkan perjuangan anak-anak di desanya untuk mengenyam pendidikan di desa tetangga. Anak-anak itu harus menyeberangi sungai demi bisa sekolah.

Deden mengaku tak berdiam diri, pihaknya sudah mencoba berbagai cara untuk memperoleh anggaran pembangunan jembatan. Namun, hingga saat ini bantun yang diharapkan tidak tercapai.

"Pernah di tahun 2020 kita ikut program Jantung, Jembatan Gantung dari provinsi. Sudah mau dapat, eh malah ada COVID-19. Jadi terganjal virus Corona, jadi semua anggaran di-cancel (dibatalkan)," kata Deden kepada detikJabar, Selasa (6/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini Deden belum mendapatkan kabar kapan bantuan untuk jembatan gantung di desanya itu bisa terealisasi. Sampai kemudian ia mendapat kabar dari Pemkab Sukabumi, soal jembatan itu akan dibangun oleh relawan Sehati.

"Jadi sampai hari ini belum ada tembusan lagi belum ada kabar lagi. Jadi sesudah itu, di tahun2023 awal, dari kabupaten mengalihkan ke (yayasan) Sehati. Mereka survey ke sini ngecek," jelas Deden.

ADVERTISEMENT

"Kita yang dapat program karena sebelumnya mereka menjelaskan memang banyak pengajuan dari mana-mana, akhirnya alhamdulillah katanya Cidadap dapat. Saat survei juga disambut oleh warga, kemarin survei lagi langsung dengan pihak perusahaan swasta yang jadi donaturnya," ujar Deden.

Menurut Deden, pihak swasta yang rencananya akan membangun jembatan tersentuh dengan kondisi para siswa yang terpaksa berenang melintasi aliran sungai demi mendapatkan pendidikan.

"Dari pihak swasta pernah datang langsung ke sini dengan Sehati sudah melihat langsung. Ternyata mereka benar-benar tersentuh, melihat langsung kondisinya. Karena memang belum pernah ada jembatan di lokasi itu, rencananya minggu sekarang merea mengecek lagi," pungkas Deden.

Diketahui, sejumlah pelajar SDN Pasir Pogor terpaksa berenang melintasi sungai untuk mendapatkan pendidikan di desa seberang. Kondisi itu sudah berlangsung lebih dari puluhan tahun. Belum pernah ada bantuan yang diterima warga terkait harapan mereka mendapatkan jembatan layak.

(sya/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads