SETARA Institute merilis Indeks Kota Toleran 2023. SETARA menggunakan empat variabel dengan delapan indikator untuk menilai 94 kota di Indonesia.
Berdasarkan hasil penilaian SETARA Institute, Kota Sukabumi masuk dalam 10 besar sebagai kota toleran tepatnya berada di ranking ke-8. Posisi tersebut turun jika dibandingkan tahun lalu di mana Kota Sukabumi menempati ranking ke-6.
Penjabat Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji menanggapi hal tersebut. Dia mengaku, bersyukur masih berada dalam 10 besar sebagai kota tertoleransi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah kita masih termasuk 10 kota tertoleransi, walaupun secara rangking mengalami penurunan tapi secara nilai IKT (Indeks Kota Toleran) kita meningkat," kata Kusmana saat dihubungi detikJabar, Rabu (31/1/2024).
Dia mengatakan, pemerintah memiliki tugas untuk meningkatkan rasa toleransi sesama masyarakat beragama. Berbagai regulasi pun rencananya akan dibuat untuk mendukung sikap toleransi di Kota Sukabumi.
"Ini menjadi tugas kami bersama selaku Pemerintah akan terus meningkatkan kebersamaan dengan masyarakat dan FKUB untuk terus menjaga kerukunan, kebersamaan, menciptakan iklim yang kondusif, bersama-sama membangun Kota Sukabumi bahagia lahir bathin. Termasuk menerbitkan regulasi terkait dengan hal ini, baik Kepwal (Keputusan Wali Kota), Perwal (Peraturan Daerah) maupun Perda (Peraturan Daerah)," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Sukabumi Ade Munhiyar mengakui, tingkat toleransi di Kota Sukabumi turun dua digit dibandingkan tahun 2022.
"Bagi FKUB sudah berupaya melakukan program yang terbaik untuk memelihara dan meningkatkan kerukunan di Kota Sukabumi. Saya kira tahun 2024 ini akan kami tingkatkan kembali sinegitas dengan pemerintah daerah," kata Ade.
Dia berpendapat, penurunan IKT ini bisa disebabkan oleh adanya dugaan satu orang teroris di Kota Sukabumi. "Dimungkinkan tidak terdeksinya 1 orang teroris di Kota Sukabumi yang diciduk Densus 88 bulan Oktober 2023 lalu. Itu sih pandangan saya, tapi secara umum tingkat toleran warga Kota Sukabumi meningkat," ucapnya.
Sekedar informasi, dikutip dari laman resmi SETARA Institute, Indeks Kota Toleran (IKT) ditujukan untuk memberikan baseline dan status kinerja pemerintah kota dalam mengelola kerukunan, toleransi, wawasan kebangsaan dan inklusi sosial. Ada empat variabel yang terdiri dari regulasi pemerintah kota, regulasi sosial, tindakan pemerintah, dan demografi agama.
Kemudian dari masing-masing variabel terdapat indikator penilaian. Secara rinci, indikator penilaian IKT yaitu rencana pembangunan dalam bentuk RPJMD dan produk hukum pendukung lainnya, ada tidaknya kebijakan diskriminatif, peristiwa intoleransi, dinamika masyarakat sipil terkait isu toleransi, pernyataan pejabat kunci tentang isu toleransi, tindakan nyata terkait isu toleransi, heterogenitas keagamaan penduduk dan inklusi sosial keagamaan.
(mso/mso)