Kota Kupang di Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali masuk dalam 10 besar kota paling toleran di Indonesia. Pemeringkatan indeks kota toleran (IKT) tersebut dilakukan oleh SETARA Institute pada 2024 yang hasilnya dirilis tahun ini.
Wakil Wali Kota Kupang, Serena Francis Bidakara, menghadiri langsung peluncuran laporan terbaru indeks kota toleran tahun 2024 oleh SETARA Institute di Jakarta Selatan. Serena menyebut Kupang mempertahankan posisi 10 besar kota toleran di Indonesia sejak 2018.
Baca juga: Rumah Perdamaian di Zona Merah |
"Meskipun variabel pengukuran semakin kompleks, ini justru menjadi semangat bagi kami untuk menanamkan prinsip toleransi di setiap lini kehidupan masyarakat," ujar Serena melalui keterangan tertulis yang diterima detikBali, Rabu (28/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan SETARA Institute mencakup pemeringkatan 94 kota di Indonesia berdasarkan praktik-praktik toleransi terbaik yang diklaim diukur melalui indikator dan variabel yang ketat. Adapun, IKT 2024 menempatkan Kota Salatiga di Jawa Tengah kembali memuncaki daftar sebagai kota paling toleran dengan skor 6,544.
Untuk diketahui, Kota Kupang tahun lalu berada di posisi ke-9. Kini, turun satu peringkat di posisi ke-10 dengan skor 5,853.
"Penghargaan ini menjadi semangat baru bagi kami dalam mewujudkan visi Kota Kupang sebagai rumah besar bersama yang maju, mandiri, sejahtera, dan berkelanjutan," imbuh Serena.
Ketua Badan Pengurus SETARA Institute, Ismail Hasani, menjelaskan ada empat variabel utama yang digunakan dalam penilaian IKT. Termasuk visi dan rencana pembangunan inklusif, regulasi yang kondusif untuk toleransi, kepemimpinan yang progresif, rendahnya tingkat intoleransi serta pelanggaran terhadap kebebasan beragama atau berkeyakinan.
"Selain itu, penilaian juga mempertimbangkan delapan indikator, antara lain regulasi pemerintah kota, regulasi sosial, tindakan pemerintah, serta kondisi demografi sosio-keagamaan. Indikator-indikator ini menjadi dasar dalam mengukur praktik toleransi terbaik di kota-kota seluruh Indonesia." urai Ismail.
Menurut Ismail, terdapat tiga pilar utama kepemimpinan ekosistem toleransi, yaitu kepemimpinan politik toleransi, kepemimpinan sosial, kepemimpinan birokrasi. Ketiga pilar ini, dia berujar, akan menopang upaya memperkuat inklusi sosial menuju Indonesia Emas 2045.
Berikut daftar 10 kota toleran di Indonesia berdasarkan laporan SETARA Institute 2024:
- Salatiga: 6,544
- Singkawang: 6,420
- Semarang: 6,356
- Magelang: 6,248
- Pematang Siantar: 6,115
- Sukabumi: 5,968
- Bekasi: 5,939
- Kediri: 5,925
- Manado: 5,912
- Kupang: 5,853.
(iws/hsa)