Suasana gedung tiga lantai di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Sukabumi mendadak tertutup rapat tak berpenghuni. Gedung pusat belanja bernama Toserba Tiara itu telah resmi tutup operasional.
Beberapa tahun lalu, mal ini selalu ramai pengunjung hingga memicu kepadatan arus lalu lintas. Kini, mal seakan tak menyisakan kejayaannya lagi.
Seperti pantauan di lokasi, pintu masuk gedung berwarna dengan latar merah dan abu itu tertutup. Beberapa bagian bangunan pun tampak berkarat. Tak ada aktivitas di kawasan toserba, hanya ada beberapa kendaraan yang terparkir di area parkir toserba.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Human Resource Development Toserba Tiara, Rini Herniati mengatakan pusat perbelanjaan ini sudah tutup secara permanen pada hari ini, Senin (29/1/2024). Dia mengatakan, keputusan itu terpaksa diambil manajemen karena perusahaan tak dapat bertahan dari dampak pandemi dan sepinya pembeli.
"Iya kita sudah tutup cuma untuk aktivitas masih ada pekerjaan. Jadi untuk operasional toko sudah tutup per hari ini," kata Rini saat dihubungi awak media.
Toserba Tiara ini berdiri 17 tahun lalu tepatnya pada 2007. Masa kejayaan toserba ini hanya bertahan selama lima tahun antara 2010-2015.
Pada Desember 2021, Toserba Tiara juga sempat dijadikan sebagai mall pelayanan publik (MPP) oleh Pemerintah Kota Sukabumi. Saat itu, ada 105 layanan dari 22 tenan hadir di Tiara. Segala jenis pelayanan mulai dari pembuatan KTP, izin bekerja di luar negeri hingga pengurusan BPJS difasilitasi di lantai tiga toserba Tiara.
Hingga akhirnya, pada 23 Januari 2024 lalu, MPP itu kembali dialihkan ke kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi.
Seiring berkembangnya waktu, kunjungan ke toserba Tiara pun kian menurun dan hanya ramai pada momen-momen tertentu seperti saat Hari Raya. Kondisi itu semakin diperparah dengan pandemi COVID-19 yang melanda Tanah Pertiwi.
Baca juga: Jalur Pantura Indramayu, Riwayatmu Kini |
"Karena memang kondisinya kita sudah tidak memungkinkan lagi, omzet semakin hari semakin menurun, tidak menutup (antara) pendapatan dengan biaya yang harus kita keluarkan. Berat buat kita," ujarnya.
"Dari semenjak COVID-19 melanda, perekonomian mengalami kemunduran atau sangat terdampak tiga tahun terakhir. Sampai omzet terus-terusan mengalami penurunan tidak seperti semula, akhirnya pihak manajemen memutuskan untuk close operational," sambungnya.
(sud/sud)