Hari Gizi Nasional 25 Januari, Sejarah dan Tokoh yang Berperan di Baliknya

Hari Gizi Nasional 25 Januari, Sejarah dan Tokoh yang Berperan di Baliknya

Dian Nugraha Ramdani - detikJabar
Kamis, 25 Jan 2024 07:47 WIB
5 Tips Mengatur Waktu dan Porsi Makan Menurut Ahli Gizimeals.
Ilustrasi Hari Gizi Nasional 2024 (Foto: Getty Images)
Bandung - Tanggal 25 Januari biasa diperingati sebagai Hari Gizi Nasional. Tepat di momen Hari Gizi Nasional 2024 ada baiknya kita mengetahui sejarah bagaimana asal-usul peringatan Hari Gizi Nasional, tujuan, hingga tema peringatan tahun ini.

Dalam artikel ini juga akan mengangkat sosok Bapak Gizi Nasional Prof. Poorwo Soedarmo sebagai sosok yang berperan di balik adanya peringatan Hari Gizi Nasional. Simak selengkapnya.

Sejarah Hari Gizi Nasional

Pada tahun 1950, Menteri Kesehatan RI, Laksamana (Tit.) Dr. Johannes Leimena menunjuk Prof. Poorwo Soedarmo untuk mengepalai Lembaga Makanan Rakyat (LMR). Sebuah lembaga yang menginduk pada Lembaga Penelitian Kesehatan.

Dahulu, LMR dikenal sebagai Instituut Voor Volksvoeding (IVV) yang merupakan bagian dari Lembaga Penelitian Kesehatan.

Prof. Poorwo Soedarmo yang dikenal sebagai Bapak Gizi Indonesia, melalui lembaga yang dipimpinnya, lalu mengadakan pengkaderan tenaga gizi Indonesia. Pengkaderan itu dimulai pada 25 Januari 1951.

"Kemudian disepakati bahwa tanggal 25 Januari di peringati sebagai Hari Gizi Nasional Indonesia," tulis situs resmi Kementerian Kesehatan RI, sehatnegeriku.kemkes.go.id.

Peringatan Hari Gizi Nasional yang pertama kali diselenggarakan LMR pada tahun 1960. Pijakan itu menjadi dasar bagi Direktorat Gizi Masyarakat yang mulai tahun 1970 memperingati hari tersebut.

Tahun 2024, Hari Gizi Nasional menginjak tahun ke-64, terhitung dari peringatan pertama oleh LMR tahun 1960.

Tema Hari Gizi Nasional 2024

Pada peringatan HGPerbaikan gizi sebagai upaya utama untuk mencegah stunting atau tengkes masih menjadi perbicangan dari tahun ke tahun peringatan Hari Gizi Nasional.

Pada HGN ke-64 tahun 2024, pencegahan stunting difokuskan pada pemberian makanan yang mengandung protein hewani untuk bayi dan balita.

Tahun ini, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI menggaungkan tema fungsi Makanan Pengganti Air Susu Ibu (MP-ASI) yang berkualitas untuk mencegah stunting.

Tema tersebut adalah "MP-ASI Kaya Protein Hewani Cegah Stunting". Sementara yang menjadi slogan HGN ke-64 tahun ini adalah "MP-ASI Berkualitas untuk Generasi Emas".

"Pemilihan tema ini relevan dengan kondisi gizi saat ini, yaitu stunting yang masih menjadi masalah serius di Indonesia," tulis situs resmi Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta, dinkes.jogjaprov.go.id.

Namun, bayi yang diberikan padanya MP-ASI, bukan berarti boleh lepas sepenuhnya dari ASI. Bayi dianjurkan tetap mendapatkan ASI dan ketika mendapatkan makanan, diusahakan makanan yang mengandung protein hewani.

"Dianjurkan sedini mungkin memberikan protein hewani dalam jumlah yang cukup," tulis situs Dinkes Yogyakarta.

Mengapa protein hewani penting? Sebab, protein itu mengandung asam amino esensial yang lebih lengkap daripada yang ditemukan pada protein nabati. Kadar protein yang tinggi menentukan kadar insulin yang menjadi mediator pembentukan matriks tulang.

Sumber protein hewani dapat diperoleh dari daging sapi, daging ayam, hati sapi, berbagai jenis ikan, telur, dan susu. Dengan protein ini, pertumbuhan bayi akan lebih bagus.

Tujuan Hari Gizi Nasional

Hari Gizi Nasional diperingati tak lain adalah untuk meraih kepedulian dari berbagai pihak. Lebih jauh, diharapkan munculnya komitmen bersama untuk membangun perbaikan gizi menuju bangsa sehat berprestasi.

"Menjelang berakhirnya periode RPJMN 2015-2019, Indonesia mengalami perbaikan dalam hal prevalensi masalah gizi khususnya prevalensi gizi kurang dan stunting,"

"Berdasarkan Riskesdas 2013-2018, meskipun prevalensinya masih tinggi dan di atas ambang batas WHO masalah Kesehatan Masyarakat, prevalensi gizi kurang dan stunting menurun berturut-turut dari 19.6% menjadi 17.7% dan dari 37.2% menjadi 30.8%," tulis laman resmi Dinkes Yogyakarta.

Bapak Gizi Nasional

Prof. Poorwo Soedarmo adalah sosok di balik adanya peringatan Hari Gizi Nasional. Profesor kelahiran Malang, 20 Februari 1904 itu adalah lulusan tahun 1927 sekolah kedokteran bumiputera, STOVIA atau School tot Opleiding van Indische Artsen.

Perihal gizi, Prof. Poorwo tidak selesai menimba ilmu hanya sampai STOVIA, dia juga belajar ke berbagai tempat, di antaranya ke Filipina, London, Amerika Serikat, bahkan hingga mengikuti kuliah di Harvard University dan Columbia University.

Laman sehatnegeriku.kemkes.go.ig menyebutkan, Prof. Poorwo diangkat guru besar ilmu gizi pertama di Universitas Indonesia pada tahun 1958.

"Tepat pada tahun itu juga FKUI (Fakultas Kedokteran UI) membuka jurusan Ilmu Gizi," tulis laman itu.

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) pada tahun 1969 menahbiskan Prof. Poorwo sebagai Bapak Gizi Nasional, sebab jasanya teramat besar untuk perbaikan gizi rakyat Indonesia.

Dia diganjar penghargaan Bintang Mahaputra Utama pada 1992. Dan pada tahun 2022, Prof. Poorwo meninggal dunia. Jasadnya dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.


(tya/tey)


Hide Ads