Setiap tanggal 11 Januari, Indonesia memperingati Hari Tuli Nasional sebagai wujud dukungan terhadap kaum tuli di tanah air. Hari ini menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hak-hak dan kesetaraan bagi mereka yang mengalami kesulitan pendengaran. Peringatan ini bertujuan untuk memberikan ruang lebih besar bagi kaum tuli agar mereka dapat berkontribusi dan berpartisipasi penuh dalam berbagai aspek kehidupan.
Penetapan tanggal ini tidak sembarangan. Pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) GERKATIN (Gerakan Kesejahteraan Tuli Indonesia) yang berlangsung pada 21-23 September 2017, tanggal 11 Januari dipilih sebagai Hari Tuli Nasional. Alasannya, tanggal tersebut bertepatan dengan lahirnya organisasi tuli pertama di Indonesia, SEKATUBI (Serikat Kaum Tuli-Bisu Indonesia), yang berdiri pada 11 Januari 1949 di Bandung. SEKATUBI memiliki peran penting sebagai organisasi yang memperjuangkan hak dan kesadaran kaum tuli di era awal kemerdekaan.
Sejarah Singkat Hari Tuli Nasional
Sejarah Hari Tuli Nasional tidak lepas dari perjuangan komunitas tuli yang telah dimulai sejak tahun 1960-an. Berbagai organisasi tuli daerah seperti PTRS (Persatuan Tuna Rungu Semarang), PERTRI (Perhimpunan Tuna Rungu Indonesia) di Yogyakarta, dan PEKATUR (Perkumpulan Kaum Tuli Surabaya) berperan penting dalam membangun kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan kaum tuli. GERKATIN, yang berdiri pada tahun 1981, kemudian menjadi payung besar untuk organisasi-organisasi tersebut, mempersatukan visi perjuangan untuk memperjuangkan hak kaum tuli secara nasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rakernas GERKATIN 2017 di Kediri menjadi tonggak sejarah baru. Selain menetapkan 11 Januari sebagai Hari Tuli Nasional, GERKATIN terus mendorong terciptanya lingkungan yang inklusif, termasuk dalam bidang pendidikan, pekerjaan, dan aksesibilitas layanan publik bagi kaum tuli.
5 Fakta Unik Hari Tuli Nasional
Didasarkan pada Perjuangan Organisasi Pertama
ADVERTISEMENTSEKATUBI, organisasi tuli pertama di Indonesia, menjadi simbol perjuangan kaum tuli sejak awal berdirinya. Organisasi ini membuka jalan bagi komunitas tuli untuk mendapatkan pengakuan dan hak yang setara di masyarakat.
Gerakan Nasional yang Terintegrasi
Melalui GERKATIN, komunitas tuli di Indonesia memiliki suara yang lebih besar dalam memperjuangkan hak-hak mereka. Gerakan ini tidak hanya mengadvokasi kesetaraan di dalam negeri tetapi juga membangun koneksi internasional dengan komunitas tuli dunia.
Bahasa Isyarat sebagai Identitas
Hari Tuli Nasional juga menjadi momen untuk mengapresiasi Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) sebagai alat komunikasi resmi kaum tuli di Indonesia. Bahasa ini bukan hanya cara berkomunikasi, tetapi juga identitas budaya yang perlu dihormati dan didukung penggunaannya.
Meningkatkan Kesadaran Publik
Peringatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya inklusi. Kampanye tentang cara berinteraksi dengan kaum tuli, seperti memahami etika berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat, menjadi salah satu langkah penting untuk membangun pemahaman dan solidaritas.
900 Juta Orang Alami Gangguan Pendengaran pada 2050
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan lebih dari 900 juta orang di seluruh dunia akan mengalami gangguan pendengaran pada tahun 2050 jika langkah-langkah pencegahan tidak segera diambil. Angka ini setara dengan sekitar 10% populasi global, menunjukkan bahwa gangguan pendengaran adalah isu kesehatan yang perlu mendapat perhatian lebih.Gangguan pendengaran bisa diakibatkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi telinga kronis, paparan suara keras secara terus-menerus, dan kurangnya akses terhadap layanan kesehatan audiologi. Selain itu, stigma sosial terhadap tuli atau gangguan pendengaran juga sering kali menghalangi orang untuk mencari bantuan.
Cara Memperingati Hari Tuli Nasional
Ada berbagai cara untuk ikut merayakan Hari Tuli Nasional, baik secara langsung maupun melalui media sosial. Berikut adalah beberapa rekomendasi:
Edukasi diri dan orang lain
Pelajari lebih banyak tentang budaya tuli, bahasa isyarat, dan cara mendukung komunitas tuli di lingkungan Anda.Ikut serta dalam acara komunitas tuli
Banyak organisasi seperti GERKATIN mengadakan acara seperti seminar, lokakarya, atau pertunjukan seni yang melibatkan kaum tuli.Bagikan informasi di media sosial
Menggunakan platform digital untuk menyebarkan kesadaran tentang Hari Tuli Nasional sangat membantu meningkatkan perhatian publik.Gunakan twibbon
Tambahkan twibbon Hari Tuli Nasional pada foto profil Anda sebagai bentuk dukungan sederhana namun bermakna.
Makna di Balik Peringatan Hari Tuli Nasional
Hari Tuli Nasional bukan hanya sekadar peringatan, tetapi juga refleksi atas pentingnya inklusi di tengah keberagaman masyarakat. Dukungan terhadap kaum tuli tidak hanya meningkatkan kesetaraan, tetapi juga memperkaya dinamika sosial dan budaya Indonesia. Dengan memahami dan merayakan momen ini, kita turut membangun lingkungan yang lebih inklusif dan penuh empati.
Jadi, pada 11 Januari ini, luangkan waktu untuk mendukung dan merayakan Hari Tuli Nasional. Ajak keluarga, teman, dan komunitas Anda untuk ikut berkontribusi dalam menciptakan dunia yang lebih ramah dan mendukung bagi semua, tanpa terkecuali.
Itu dia informasi seputar Hari Tuli Nasional yang biasa diperingati setiap 11 Januari. Semoga membantu!
(tya/tey)