Panti AWA Siapkan Ruang Khusus untuk Caleg Stress, Identitas Dirahasiakan

Panti AWA Siapkan Ruang Khusus untuk Caleg Stress, Identitas Dirahasiakan

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Selasa, 23 Jan 2024 06:31 WIB
Panti AWA
Panti Aura Welas Asih Sukabumi (Foto: Syahdan Alamsyah/detikjabar).
Sukabumi -

Kalah dan menang dalam sebuah kontestasi adalah hal yang biasa, salah satu contohnya di musim kampanye legislatif sekarang ini. Lalu bagaimana bagi mereka yang kalah lalu mengalami depresi?

Tidak sedikit para caleg alias calon legislatif yang mengeluarkan uang dan tenaga untuk mendapatkan target demi meraup pundi suara di daerah pemilihan (Dapil). Bila tidak kuat iman dan mental, maka stres hingga depresi bisa saja terjadi ketika kalah dalam pemilihan.

"Stres berlebihan, hingga depresi bisa saja terjadi bagi mereka yang kalah. Apalagi memikirkan biaya yang habis ketika mereka kampanye ternyata hasilnya tidak memberikan efek suara yang ditargetkan, kami di Panti AWA siap menampung dan merehabilitasi kejiwaan para caleg yang gagal," kata Irgi, salah seorang pekerja sosial di Panti AWA kepada detikJabar, Senin (22/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Irgi mengatakan, di tahun-tahun sebelumnya memang Panti AWA (Aura Welas Asih) tidak menerima para caleg yang depresi karena belum memiliki ruang khusus. Namun saat ini, pihaknya sudah menyiapkan dua ruangan, salah satunya memiliki fasilitas pendingin udara.

"Ada dua ruangan kelas 1 dan 2, ruang kelas satu dengan biaya yang disepakati. Semua biaya sudah plus dengan obat--obatan dan perawatan. Ruangan kelas 1 memang terbilang mewah untuk ukuran di panti kami, ada pendingin udara juga," ujar Irgi.

ADVERTISEMENT

Fasilitas itu nantinya berikut dengan penjemputan ke alamat para caleg yang gagal. Tidak hanya itu, seluruh pekerja sosial di Panti AWA juga wajib merahasiakan setiap pasien caleg gagal yang mendapat perawatan di tempat mereka.

"Kami siap untuk penjemputan sampai ke lokasi pasien, di seluruh Indonesia. Atau bisa juga pihak keluarga membawa ke panti kami. Otomatis semua identitas juga kami rahasiakan, jadi keluarga tidak perlu khawatir," tutur Irgi.

Kerahasiaan pasien yang dirawat, dikatakan Irgi tentu berbeda dengan mayoritas pasien yang diperoleh pekerja sosial dari jalanan. Identitas wajah mereka kebanyakan di sebar untuk mengetahui keluarganya.

"Berbeda dengan para penghuni panti lainnya yang kami ambil di jalanan untuk mendapat perawatan. Mereka kami sebar karena bisa jadi keluarganya juga mencari, biasanya kami unggah di media sosial. Ada juga pihak keluarga yang menitip di kami dan meminta pasien dirahasiakan," jelasnya.
Hingga saat ini, Irgi mengatakan, Panti AWA belum pernah merawat korban kontestasi politik. Seiring bertambahnya fasilits, Irgi mengatakan pantinya siap untuk memberikan perawatan kepada mereka yang mengalami gangguan kejiawaan karena kalah di kontestasi tersebut.

"Untuk caleg memang belum pernah menerima, namun tahun sekarang intinya kami siap menampung. Karena kita juga sudah sesuaikan fasilitasnya," pungkasnya.

Sementara itu, Leni Nurmayunita pengelola Panti AWA menjelaskan penanganan setiap penghuni panti yang mengalami gangguan kejiwaan masih menerapkan cara lama yang dilakukan oleh Deni Solang, suaminya sekaligus pendiri panti.

"Kami juga bekerja sama dengan Phalamarta, Kementrian Sosial dalam hal pengobatan. Kami juga ada perawat dan pekerja sosial yang sudah terlatih, untuk metode penyembuhan selain obat-obatan kami juga menerapkan pendekatan pertemanan. Mengajak setiap penghuni beraktifitas seperti biasa," jelas Leni.

Setiap libur nasional misalkan, hari-hari khusus kerap ada kegiatan yang dilakukan. Misalkan peringatan kemerdekaan setiap 17 Agustus, atau hari-hari nasional lainnya.

"Setiap 17 Agustus kami ada upacara bendera, atau setiap Ramadan kami ajak penghuni panti berpuasa kegiatan berbuka dan sahur, pengajian dan lain sebagainya. Jadi pendekatan kami menjadikan mereka teman sekaligus keluarga besar Panti AWA," pungkas Leni.

(sya/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads