Dedi Mulyadi kembali mendapat curhatan dari para sopir truk saat melakukan perjalan ke Jakarta. Para pengemudi itu mengeluh karena kerap kena pungutan liar atau pungli di jalan tol maupun di jalan arteri Jawa Barat.
Salah satunya disampaikan seorang sopir truk bermuatan cabai bernama Kasyanto alias Bagong. Ia yang melakukan perjalanan dari Blitar ke Jakarta, tak sengaja bertemu dengan Dedi Mulyadi saat kendaraan yang dibawanya mogok pada Selasa (16/1) kemarin.
Kepada Dedi Mulyadi, Kasyanto dan teman-temannya mengaku membutuhkan waktu 3 hari 2 malam untuk sekali jalan. Dia pun bisa mendapatkan penghasilan sebesar Rp 400 ribu, yang kemudian dibagi 2 menjadi Rp 200 ribu per orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi, Kasyanto kemudian mengeluhkan kerap beberapa kali pernah pulang tanpa hasil sama sekali. Sebab menurutnya, uang yang seharusnya untuk anak dan istri di rumah itu malah habis dipalak oknum selama perjalanan.
Untuk di jalan tol, Kasyanto mengaku kerap disetop oleh oknum PJR. Oknum tersebut kerap mencari-cari kesalahan yang ujungnya pengancaman tilang.
"Pernah hilang enggak ada oknum itu pas corona, sekarang ada lagi. Mereka itu minta Rp 200 ribu, kalau enggak nanti ditilang. Kalau tilang kan susah lagi harus sidang, jauh dari Blitar," katanya.
Paling parah, kata Kasyanto, adalah oknum Dishub yang melakukan pungli di luar tol. Modusnya mereka menghentikan truk dan mencari-cari kesalahan sampai menanyakan izin usaha hingga izin bongkar.
Ia mengaku tak berani mem-viralkan dengan video karena takut. Sebab temannya sesama sopir, pernah melakukan hal tersebut dan malah urusan semakin panjang bahkan hingga HP disita oleh oknum itu.
"Yang paling sering ditanyakan itu izin usaha sama izin bongkar. Kalau di jembatan timbang anehnya truk besar tidak pernah masuk, tapi truk kecil selalu masuk dan pasti saja dipermasalahkan," ucapnya.
Sama dengan oknum PJR, oknum Dishub pun meminta uang 'damai' kepada Kasyanto dengan nominal Rp 100-200 ribu. Jika tidak dituruti, maka sopir diancam KIR akan ditilang.
"Paling sering itu di Jomin, Dawuan, Bekasi Barat, Bekasi Timur dan Bogor. Pokoknya paling rawan itu daerah Bekasi. Saya berharap pungli seperti ini ke depan gak ada lagi," ujar Kasyanto.
Dedi Mulyadi yang mendengar ini pun meminta ke depan tidak boleh lagi ada oknum yang melakukan pungli terhadap sopir. Sebab penghasilan mereka yang pas-pasan bisa habis di jalan.
Ia sendiri pernah memergoki aksi oknum seperti yang diceritakan oleh sopir truk tersebut. Meski pernah dibubarkan namun nyatanya aksi pungli masih terjadi dan menyengsarakan para sopir.
"Tolong pada aparat terkait atau Dishub Jabar segera diambil tindakan terhadap jajarannya agar tidak ada lagi yang seperti ini, malu nama baik Jawa Barat. Saya minta mau itu oknum dari kabupaten/kota, provinsi atau pusat tidak boleh ada lagi (pungli). Bikin malu," pungkasnya.