Adu domba merupakan perbuatan yang tercela dan berakibat sangat fatal. Negeri Indonesia dulu pernah terpecah belah oleh para penjajah karena mereka menggunakan metode politik adu domba atau devide et impera.
Pengaruhnya sangat besar sehingga menjadi salah satu faktor lamanya penjajah mengakar di bumi pertiwi ini. Adu domba sendiri juga termasuk salah satu perbuatan yang dilarang di dalam Islam.
Lantas, bagaimana dalil dan larangan mengadu domba dalam Islam tersebut? Berikut ulasannya!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Larangan Mengadu Domba dalam Islam
Salah satu hadits Rasulullah SAW tentang adu domba tertuang dalam buku 50 Hadis Pilihan karya Muhammad Murtadha, yang bunyinya,
عَنْ حُذَيْفَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ نَمَّامٌ.
Artinya: Dari Hudzaifah RA, ia berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, 'Tidak masuk surga orang yang suka mengadu domba." (HR Muslim)
Sebagaimana dijelaskan oleh Toto Adidarmo dan Mulyadi dalam Pendidikan Agama Islam: Akidah Akhlak untuk Madrasah Aliyah Kelas XII, mengadu domba dalam Islam dikenal dengan istilah namimah.
Para ulama sepakat bahwa terdapat larangan mengadu domba dalam Islam dan hukum perbuatannya tergolong haram. Hal ini didasarkan pada dalil Allah SWT dalam surah Al-Qalam ayat 10-11 yang berbunyi,
وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَّهِيْنٍۙ ١٠ هَمَّازٍ مَّشَّاۤءٍۢ بِنَمِيْمٍۙ ١١
Artinya: Janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah lagi berkepribadian hina, suka mencela, (berjalan) kian kemari menyebarkan fitnah (berita bohong).
Namimah atau mengadu domba dilarang dalam Islam karena dapat menimbulkan kedengkian, kebencian, dan permusuhan. Bahkan, Ibnu Katsir mengatakan bahwa menguping pembicaraan orang lain saja sudah tidak boleh.
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Qattat adalah orang yang menguping pembicaraan orang lain tanpa sepengetahuan orang yang berbicara, lalu ia membawa pembicaraan tersebut kepada orang lain dengan tujuan mengadu domba.
Orang-orang yang gemar mengadu domba akan mendapat siksa kubur yang amat pedih. Ibnu Abbas meriwayatkan, Rasulullah SAW pernah melewati dua kuburan lalu berkata,
"Sesungguhnya penghuni kedua kubur ini sedang diazab. Keduanya tidak diazab karena perkara yang berat untuk ditinggalkan. Yang pertama, tidak membersihkan (sisa-sisa) air kencingnya. Yang kedua, ia berjalan kesana kemari untuk menyebarkan namimah." (HR Bukhari).
Lalu, bagaimana cara agar senantiasa terhindar dari perbuatan tercela ini?
Cara Menghindari Perbuatan Namimah
Allah SWT berfirman dalam surah Al-Hujurat ayat 6 yang berbunyi,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًاۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ ٦
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepadamu membawa berita penting, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena ketidaktahuan(-mu) yang berakibat kamu menyesali perbuatanmu itu.
Rofa'ah menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Akhlak Keagamaan Kelas XII, perilaku-perilaku menghindari perbuatan namimah antara lain:
1. Menghindari permusuhan dengan menyebarkan kasih sayang kepada sesama.
2. Meningkatkan rasa toleransi dan tenggang rasa terhadap kondisi orang lain.
3. Selalu tabayyun atau mencari kebenaran atas sebuah berita terlebih dahulu sebelum menyebarkannya kepada orang lain.
4. Berusaha berhusnudzon kepada orang lain.
5. Berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menaati-Nya.
Artikel ini telah tayang di detikHikmah dengan judul Larangan Mengadu Domba dalam Islam dan Cara Menghindarinya
(yum/yum)