Pasrahnya Lulu Saat Banjir Braga Hancurkan Kios Seblak Miliknya

Pasrahnya Lulu Saat Banjir Braga Hancurkan Kios Seblak Miliknya

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Minggu, 14 Jan 2024 16:14 WIB
Rumah orang tua Lulu yang rusak parah diterjang banjir di kawasan Braga, Kota Bandung.
Rumah orang tua Lulu yang rusak parah diterjang banjir di kawasan Braga, Kota Bandung. (Foto: Anindyadevi Aurellia/detikJabar)
Bandung -

Wajah Braga kini tengah muram. Di balik gemerlap pesona Jalan Braga dengan beragam kafe, tempat hiburan, hotel, dan kulinernya, terdapat permukiman padat penduduk yang luluh lantak akibat banjir.

Pada Minggu (14/1) siang, pantauan detikJabar, suasana Jalan Braga terlihat ramai oleh wisatawan. Mereka rela antre untuk jajan es krim, kopi, atau sekedar jalan-jalan menikmati Kota Bandung.

Namun suasana berbeda terlihat setelah masuk ke Gang Apandi, Braga. Para warga nampak bergotong royong saling membersihkan rumahnya masing-masing. Mereka mencuci, mengepel, dan menyelamatkan barang-barang yang sekiranya masih bisa diselamatkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari ratusan rumah yang terdampak, Kedai Seblak Lulu di Gang Apandi, Braga, jadi salah satu warung yang tersapu habis. Tak pernah terkira oleh Lulu, sang pemilik warung, dalam sekejap para pembeli yang sedang mengantre seblak dagangannya langsung pergi berhamburan, pun begitu dagangannya ikut berserakan dihantam banjir.

Lulu kini hanya bisa meratapi rumah orang tuanya yang kosong melompong. Banjir pada Kamis (11/1) sore itu kini hanya menyisakan atap, sisa dinding yang jebol, dan lumpur bercampur sampah.

ADVERTISEMENT

"Jadi jam setengah empat itu kurang lebih, rame banyak yang beli. Lagi rame-ramenya kan hujan, terus tiba-tiba ada air yang butek gitu. Lama-lama tinggi, kenceng, udah campur lumpur. Untung udah pada naik semua kita (ngungsi)," ceritanya ditemui detikJabar, Minggu (14/1/2024).

Lokasi warung miliknya memang tepat bersebelahan dengan jembatan. Aliran banjir hari itu tak hanya menghantam bagian depan rumahnya, namun juga bagian dapur dan kamar karena banjir masuk melalui jendela.

"Iya jadi rumah saya 80% kena banjir, makanya sampai tembok juga jebol, dagangan dan dapur juga ancur. Itu mah bukan banjir biasa itu banjir bandang ya. Soalnya udah ada lumpur, ada sampah-sampah juga, iya kiriman dari Lembang," ucap Lulu.

"Semuanya habis. Etalase, gerobak, kompor, blender, semuanya keikut (banjir), elektronik juga pada mati kena banjir. Saya barusan banget padahal ngisi lagi kebutuhan saya buat dagang, itu udah kesapu," lanjutnya.

Sehari-hari, Lulu berdagang seblak, bakso, dan minuman. Warungnya jadi tempat makan andalan bagi warga RT02/RW08, sehingga mereka tak perlu jauh-jauh cari makan ke Braga atas.

Ia mengatakan, sebetulnya banjir pernah menerjang dengan parah rumahnya pada tahun 2007 lalu. Butuh waktu setidaknya sebulan untuk membersihkan, merapikan, dan menempati kembali kediamannya.

"Terakhir saya ngalamin kayak gini 2007, dulu malah ada batang pohon besar juga. Dulu butuh waktu sebulan lah, sampai bisa ditempatin. Cuma ya sekarang sama sekali nggak bisa soalnya memang ada jendela dan tembok yang jebol udah dibenerin sama Pemkot, tapi tembok sebelahnya sama tembok satunya belum," ujarnya.

"Sebelah dapur itu ada bangunan juga, itu saya kontrakin. Itu kena juga, kalau ngitung kerugian udah nggak tahu, belasan atau 20 juta mungkin nyampe," lanjutnya.

Kini ia tak terbayang, bagaimana ia dan suami bisa memperbaiki rumah orang tuanya, mengembalikan lagi usahanya, dan membelikan kembali keperluan sekolah kedua anaknya yang akan duduk di bangku sekolah yang baru.

"Suami kerja jadi satpam hotel, ini izin nggak masuk dikasih seminggu tapi gajinya dipotong. Anak saya dua, satu kelas 3 SMP satunya kelas 6 SD, nah makanya kita udah nggak kepikir mau apa yang dibawa. Cuma bawa dokumen kayak ijazah, akta kelahiran, KK, itu untuk keperluan daftar sekolah baru besok," ceritanya.

Lulu tak pernah menyangka kejadian belasan tahun yang lalu bakal terjadi lagi. Padahal ia sudah memupuk asa dari usahanya yang dibangun selama tujuh tahun lamanya. Kini ia hanya bisa berdoa, rumahnya bisa kembali terbangun dan kembali berdagang seperti sedia kala.

"Ini besok nggak tahu gimana, harus mulai beli buat jualan dari awal juga. Saya kalau ditanya, apa yang dibutuhkan? Alhamdulillah saya nggak butuh makan, minum, baju gitu insyaallah sudah banyak ada saudara yang bantu," ucapnya.

"Tapi saya butuh seenggaknya Pemkot mau bantu untuk membangun tembok, memberi saya materialnya juga nggak apa-apa. Supaya kami bisa bangun lagi, membersihkan dan menata lagi warung saya. Saya nggak (trauma), pindah kemana juga nggak, udah di sini aja sama orang tua saya," lanjut Lulu.

(aau/iqk)


Hide Ads