Dokter Ungkap Sindrom Patah Hati Bisa Sebabkan Kematian

Dokter Ungkap Sindrom Patah Hati Bisa Sebabkan Kematian

Tim detikHealth - detikJabar
Minggu, 14 Jan 2024 06:30 WIB
Business woman is depressed. She felt stressed and alone in the house.
Ilustrasi sindrom patah hati. Foto: Getty Images/iStockphoto/torwai
Jakarta - Patah hati membuat perasaan menjadi tak menyenangkan. Kondisi ini biasanya dirasakan arena kehilangan seseorang, baik kekasih maupun keluarga. Lantas, bagaimana dampak patah hati terhadap kesehatan?

Mengutip dari detikHealth, tak banyak yang mengetahui rupanya patah hati juga bisa menjadi sebuah penyebab kematian. Kondisi ini juga disebut dengan takotsubo cardiomyopathy atau 'sindrom patah hati'. Di Inggris, kondisi misterius dan berpotensi fatal ini mempengaruhi sekitar 2.500 warga setiap tahunnya.

Sekitar 90 persen pasiennya adalah wanita berusia 50 tahun ke atas dan satu dari 20 orang yang mengalami kondisi misterius ini berakhir meninggal dunia.

Pada orang yang akhirnya selamat, bentuk jantung dan kapasitas pemompaan biasanya kembali normal dalam waktu tiga bulan. Namun dalam banyak kasus, kondisi ini berimbas pada masalah jangka panjang seperti nyeri dada, jantung berdebar, dan sesak napas.

Meskipun gejala seperti nyeri dada hebat yang tiba-tiba dan sesak napas mirip dengan serangan jantung, takotsubo tidak disebabkan oleh penyumbatan arteri yang menjadi penyebab serangan jantung pada umumnya.

"Sekitar 70 persen kasus disebabkan oleh peristiwa stres, dalam kasus lain penyebabnya tidak jelas. Hal ini bisa bersifat emosional, seperti kematian orang yang dicintai atau berakhirnya suatu hubungan, atau fisik," ucap peneliti klinis bidang kardiologi Universitas Aberdeen Dr David Gamble dikutip dari Daily Mail, Kamis (11/1/2023).

Menariknya, menurut Gamble kondisi ini tidak hanya dipicu stres negatif. Kondisi yang begitu bahagia juga dapat memicu hal tersebut.

Sebuah studi dilakukan pada tahun 2016 pada 485 pasien takotsubo yang dipicu oleh emosi, menunjukkan bawa 96 persen pasien pernah mengalami kejadian menyedihkan. Sedangkan 4 persen sisanya mengalami peristiwa yang menyenangkan.

Kondisi tersebut diakibatkan lonjakan adrenalin, hormon yang dilepaskan untuk memerintahkan jantung untuk berdetak lebih cepat guna meningkatkan aliran darah ke otak dan otot.

Pada sindrom takotsubo, aliran adrenalin menutup bagian bawah ventrikel kiri yang berfungsi sebagai ruang pemompaan utama darah. Karena tidak dapat berkontraksi, bagian bawah ventrikel menggembung ke arah luar.

Salah satu misteri bagi dokter yang menangani pasien takotsubo adalah mengapa aliran adrenalin ini mempengaruhi beberapa orang, namun tidak pada orang lain. Khususnya kondisi ini terjadi pada wanita.

"Depresi, kecemasan, gangguan kesehatan mental lainnya lebih sering terjadi pada mereka yang mengalami takotsubo. Penelitian sedang dilakukan apakah terapi perilaku kognitif akan membantu pemulihan," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di detikHealth dengan judul Terlalu Sedih, Dokter Ungkap Seseorang Bisa Mati Kena Sindrom Patah Hati. (sud/sud)



Hide Ads