Pengusaha Bantah Kubangan yang Tewaskan 3 Balita Disebut Tambang Pasir

Pengusaha Bantah Kubangan yang Tewaskan 3 Balita Disebut Tambang Pasir

Siti Fatimah - detikJabar
Jumat, 12 Jan 2024 18:45 WIB
Lokasi tanah galian tambang pasir yang makan tiga korban jiwa balita di Sukabumi
Lokasi tanah galian tambang pasir yang makan tiga korban jiwa balita di Sukabumi (Foto: Siti Fatimah/detikJabar).
Sukabumi -

Sugiarto (33) pemilik perusahaan tambang pasir akhirnya buka suara terkait peristiwa tiga anak usia di bawah lima tahun tewas tenggelam dalam kubangan di kawasan perusahaannya. Dia membantah, kubangan itu merupakan tambang pasir.

"Nggak ada galian cuma di situ ada gorong-gorong, rusak, mau diganti jadi harus digali dulu. Itu saluran air cuman kan buat ganti itu mesti digali dulu. Keburu pagi ada anak-anak ke situ," kata Sugiarto kepada awak media, Jumat (12/1/2024).

Lebih lanjut, dia mengatakan, akan bertanggungjawab dalam peristiwa tersebut. Menurutnya, peristiwa tersebut merupakan musibah yang tidak bisa dicegah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya itu musibah ya, gimana kalau musibah kan nggak bisa dicegah. Bentuk pertanggungjawaban kami sudah selesaikan semua ke keluarga dan pihak keluarga sudah menyetujui, menerima, jadi ya namanya musibah ya," ujarnya.

Saat kejadian, dia mengaku, ada pekerja di lokasi namun tak mengetahui pasti peristiwa tenggelamnya tiga orang balita. "Ada orang, tapi lagi ngored. Pekerja bapak nggak ada yang tahu, itu anak-anak ada di situ," katanya.

ADVERTISEMENT

Dia juga menyebut, kawasan itu sudah disewa dan rencananya akan dibangun tambang pasir. Namun sejauh ini baru melakukan pengerjaan tanah.

"Ada sih maksud (tambang pasir) cuman kan mesti dilihat dulu kandungannya, jadi kita masih survei kandungan berapa banyak. Masih rencana, kalau cut and fill (pengerjaan tanah) iya ada," ungkapnya.

Sementara itu, kakek korban sekaligus Kepala Desa Neglasari Ian Sopian menduga ada kelalaian pengusaha karena sejak awal tak ada galian di lokasi kejadian dan tak ada penjagaan gerbang. Dia menuturkan, jika galian itu mulanya dibuat untuk membetulkan saluran air namun tak segera ditutup.

"Sebetulnya anak itu masuk ke gerbang (lokasi proyek) gerbangnya nggak dikunci. Dan akhirnya ibu menemukan anak satu ke atas (mengambang), nah waktu ditolong sama ibu nggak bisa karena itu ada kedalaman sekitar 1 meter setengah," kata Ian.

"Semenjak awal itu nggak ada galian, memang itu ada kecerobohan dari pihak si penggali di situ dan nggak di tutup lagi. Informasi galiannya itu sore, karena air banjir akhirnya digali, mau dibetulkan (gorong-gorong) tapi nggak ditutup lagi galiannya," sambungnya.

(mso/mso)


Hide Ads