Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyalurkan bantuan berupa ikan segar sebanyak 1,3 ton bagi warga terdampak gempa bumi di Kabupaten Sumedang.
Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh jajaran Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (BPPMHKP) dari KKP dan diterima oleh Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Sumedang Tuti Ruswati di Gedung Negara, Kabupaten Sumedang, Minggu (7/1/2024).
Sekretaris BPPMHKP Hari Maryadi menyatakan, bantuan ikan dari KKP yang disalurkan merupakan bantuan yang diperuntukkan bagi warga terdampak gempa di Kabupaten Sumedang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bantuan ikan jenis ikan salem atau makerel pasifik ini untuk masyarakat di Kabupaten Sumedang yang terdampak gempa bumi beberapa hari lalu," ungkap Hari kepada wartawan usai menyerahkan bantuan.
Hari menyebut, bantuan yang disalurkan merupakan bantuan kedua setelah sebelumnya menyalurkan bantuan yang sama ditambah dengan bantuan beras.
"Ini pemberian kedua, pada tanggal 2 Januari kemarin kami juga memberikan bantuan ikan yang sama," terangnya.
Ada sebanyak 1,3 ton ikan jenis salem yang disalurkan oleh KKP bagi warga terdampak gempa di Sumedang pada hari ini. Sebelumnya bantuan yang sama pun telah disalurkan sebanyak 1,5 ton ikan plus beras.
Menurut Hari, ikan salem adalah salah satu jenis ikan yang kaya akan protein. Ia berharap dengan bantuan yang disalurkannya dapat membantu warga terdampak terutama untuk kebutuhan asupan protein.
"Semoga bantuan ini bisa sampai ke masyarakat guna menambah asupan protein agar masyarakat terdampak gempa bisa sehat kembali, pulih dan semangat kembali," ucapnya.
"Salam dari Bapak Menteri semoga warga terdampak bisa pulih kembali dan mendapatkan bantuan dan kebutuhannya serta Pemerintah Kabupaten Sumedang diberikan kemudahan dalam proses recovery warga yang terdampak," ungkap Hari menambahkan.
Pj Sekda Sumedang Tuti Ruswati mengungkapkan, rasa terima kasihnya atas bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan yang diterimanya.
"Beribu-ribu terima kasih kepada Pak Menteri yang sudah dua kali menyalurkan bantuannya kepada kami warga Sumedang, sebelumnya 1,5 ton ikan plus beras dan sekarang 1,3 ton ikan," paparnya.
Dalam kesempatan itu, Tuti memaparkan bahwa berdasarkan data SITABAH (Sistem Informasi Tanggap Bencana dan Musibah) jumlah kerusakan rumah akibat gempa per Minggu (7/1/2023) tercatat ada 1.462 unit.
"Tetapi data itu masih bergerak dan dinamis karena kami masih menerima laporan dari kewilayahan masih bertambah terus," ungkapnya.
Baca juga: ITB Pasang 22 Seismograf Pascagempa Sumedang |
Tuti menjelaskan, pihaknya tetap akan melalukan assessment terhadap data yang diterimanya. Proses assessment sendiri rencananya akan melibatkan perguruan tinggi.
"Kami tengah berkoordinasi dengan ITB (Institut Teknologi Bandung), di sana ada teknik sipil dan ahli struktur sehingga ketentuan yang harus dipenuhi dengan kategori rumah rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan dapat sesuai regulasi Kementerian PUPR," terangnya.
Tuti menambahkan bahwa hari ini atau Minggu (7/1/2024) merupakan hari tanggap darurat terakhir dan selanjutnya atau mulai besok, Senin (8/1/2024) memasuki masa transisi.
"Besok mulai masuk masa transisi untuk rehab dan rekonstruksi," ucapnya.
(mso/mso)