Pilu Bayi Meninggal Akibat Stok Obat Step Kosong di Puskesmas Cianjur

Pilu Bayi Meninggal Akibat Stok Obat Step Kosong di Puskesmas Cianjur

Ikbal Selamet - detikJabar
Kamis, 04 Jan 2024 14:35 WIB
A poor naked unwanted baby doll
Ilustrasi bayi meninggal dunia (Foto: Getty Images/iStockphoto/coolmilo)
Cianjur -

Balita berusia 2,5 tahun di Kecamatan Cijati, Kabupaten Cianjur meninggal dunia usai mengalami demam dan kejang-kejang. Tidak tersedianya obat dan terlambatnya penanganan medis diduga menjadi penyebab balita tersebut meninggal.

Kasus kematian balita itu ramai usai voice note dari ayah balita tersebut yakni Agus Darusallam (33) tersebar melalui pesan berantai di aplikasi percakapan WhatsApp.

Dalam pesan suara yang berdurasi 3 menit itu, Agus menyebut jika anaknya mengalami step atau kejang-kejang. Saat dibawa ke puskesmas Cijati, ternyata stok obat untuk kejang-kejang tidak tersedia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada akhirnya anaknya tersebut dirujuk ke RSUD Pagelaran. Namun meski sudah ditangani, balita tersebut pada akhirnya meninggal dunia karena kondisi kejang yang sudah terlalu lama.

"Iya anak saya saat itu kejang. Katanya stok obat diazefam di Puskesmas Cijati tidak ada. Nyari ke apotek juga tidak ada. Kemudian dirujuk. Tiba di RS Pagelaran jam 12 siang dan meninggal menjelang ashar. Katanya kalau kejang lebih dari satu jam akan berdampak pada saraf di otak, sehingga meninggal," kata Agus saat dikonfirmasi melalui telepon seluler, Kamis (4/1/2024).

ADVERTISEMENT

Menurut dia, dua pekan berselang ada kasus anak mengalami step dan dibawa ke Puskesmas Cijati. Namun lagi-lagi penanganan tidak optimal karena stok obat tidak ada.

"Untungnya anak tersebut kemudian dibawa ke Puskesmas Kadupandak. Di sana ada stoknya. Jadi bisa segera dikasih obat dan berhasil sembuh," kata dia.

Agus menyayangkan puskesmas yang tidak tersedia obat untuk anak yang mengalami kejang. Padahal puskesmas tersebut menjadi layanan utama untuk wilayah pelosok.

"Iya kan kalau di pelosok seperti ini, jauh ke rumah sakit, puskesmas itu jadi layanan kesehatan utama untuk masyarakat. Tentu saya menyayangkan kenapa stok obat tidak lengkap," tegasnya.

Demam Sejak Malam Hari

Sementara itu, Kepala Puskesmas Cijati Linda, menjelaskan pasien tersebut masuk ke Puskesmas pada 14 Desember 2023. Menurutnya pasien tersebut sudah mengalami demam sejak malam hari namun baru dibawa ke puskesmas pada siang harinya.

"Dari hasil pemeriksaan awal, diketahui kalau demamnya itu ternyata dari malam hari, tetapi baru dibawa oleh keluarganya pada tanggal 14 Desember 2023 sekitar pukul 09.00 Wib," kata dia.

Menurutnya pihak puskesmas sudah mengupayakan penanganan terbaik sesuai dengan SOP. Namun dia mengakui jika stop obat diazefam untuk kejang sedang tidak ada.

"Kalau stok obatnya memang kosong, belum ada lagi. Kami juga sudah cari ke beberapa puskesmas terdekat, tapi semuanya juga sedang kosong. Termasuk di apotek," kata dia.

"Stok obat itu memang biasanya tidak banyak, karena obat khusus yang tidak bebas diperjual belikan. Masa kadaluarsanya juga cepat, sedangkan peristiwa pasien kejang sangat minim terjadi," kata dia.

Namun, dia juga mengaku sudah berupaya secepatnya merujuk pasien ke rumah sakit. Bahkan pihak puskesmas sudah menyiapkan ambulans, tetapi keluarga memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi.

"Kita sudah upayakan rujuk cepat. Tapi keluarganya memilih menggunakan mobil sendiri. Jadi sempat menunggu lama, belum berangkat karena nunggu kendaraannya. Padahal kita sudah siapkan ambulans," tuturnya.

Dia mengatakan pihak puskesmas sudah berusaha menjelaskan kepada keluarga pasien, namun hingga saat ini keluarga pasien belum bisa ditemui. "Kami sudah undang tapi orangtunya tidak kunjung datang," kata dia.

Linda menyebut puskesmas saat ini sudah kembali menyiapkan stok obat untuk pasien kejang. "Kita sudah siapkan lagi. Bahkan setelah kejadian itu kita cari obat di berbagai tempat, meskipun harganya tinggi," ucap dia.

Di sisi lain, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur Yusman Faisal, menuturkan setiap puskesmas memang seharusnya menyediakan obat-obatan dasar tersebut.

"Memang seharusnya obat itu tersedia. Meskipun untuk mendapatkannya tidak mudah, karena merupakan obat yang diawasi ketat dan kadaluarsanya cepat," kata dia.

Yusman mengatakan Dinkes sudah menerjunkan tim untuk melakukan evaluasi dan pembinaan terhadap puskesmas terutama di wilayah pelosok.

"Hari ini kita terjunkan tim, untuk monitoring dan evaluasi. Kita berikan arahan agar tidak terulang lagi. Stok obat harus aman, dan segera lapor ke Dinkes bila ada yang kosong," pungkasnya.

(yum/yum)


Hide Ads