Arsal (4), balita korban Tembok Penahan Tanah (TPT) ambruk di Desa Sindanglaya, Puncak Cipanas, Cianjur meninggal dunia usai sempat dirawat belasan jam di rumah sakit.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Asep Wijaya mengatakan balita tersebut sempat dirawat di rumah sakit sejak Senin (12/5/2025) petang dan dikabarkan meninggal pada Selasa (13/5/2025) sekitar pukul 09.00 WIB. "Dirawat intensif karena kondisinya kritis. Tadi pagi dapat informasi korban meninggal dunia. Jadi meninggalnya di rumah sakit, saat kejadian sempat terselamatkan," ujar dia, Selasa (13/5/2025).
Menurut dia, balita tersebut mengalami luka serius lantaran tertimpa bangunan yang roboh akibat terhantam material TPT yang ambruk. "Selain itu juga korban sempat tenggelam. Karena TPS juga menimbulkan aliran sungai, sehingga airnya meluap dan membanjiri rumah korban," kata dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan selain balita tersebut ada empat korban lainnya. "Untuk korban lainnya mengalami luka ringan, sudah membaik kondisinya," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya dibantu relawan juga tengah membersihkan material TPT yang masih menutup aliran sungai.
"Sekarang masih penanganan material yang ambruk dan menimbun sungai. Supaya tidak meluap lagi airnya ketika hujan," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, tembok penahan tanah di Sungai Cipanas, Desa Sindanglaya, Puncak Cipanas, Cianjur ambruk dan menimpa rumah di dekatnya, Senin (12/5/2025) petang. Akibatnya tiga rumah rusak dan lima orang luka-luka.
(sud/sud)