Agus (55) terperanjat saat beristirahat di dalam rumahnya di Tanjungsari, Kabupaten Sumedang pada Minggu (31/12/2023) malam. Kala itu, ia merasakan guncangan yang membuatnya segera berlari ke luar rumah.
Dilihatnya, tetangganya juga berhamburan ke luar rumah. Tergambar raut kepanikan dari wajah mereka di malam pergantian Tahun Baru 2024 itu.
"Kaget banget, tadi sedang tidur-tiduran tiba-tiba ada guncangan," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal senada dirasakan warga lainnya, yakni Anisa (35). Ia yang saat itu tengah menidurkan anaknya di kamar tidur seketika langsung beranjak ke luar rumah usai merasakan ada guncangan.
"Kaget banget, gempanya soalnya terasa banget, saya lagi ngelonin anak tiba-tiba ada guncangan, saya pun langsung boyong ketiga anak saya takutnya gempanya lama," paparnya.
Menurutnya, guncangan gempa diperkirakan berlangsung sekitar 5 detikan. Meski demikian, gucangannya lebih kuat dibandingkan dengan tiga gempa yang terjadi sebelumnya.
"Guncangannya paling 5 detikan tapi terasa banget," ujarnya.
![]() |
Sekadar diketahui gempa ini merupakan yang ketiga kalinya mengguncang Sumedang di hari ini, gempa pertama berkekuatan M 4,1 gempa kedua berkekuatan M 3,4, dan gempa ketiga berkekuatan M 4,6.
Pasien RSUD Sumedang Dievakuasi ke Luar Gedung
Ratusan pasien RSUD Sumedang dievakuasi keluar gedung usai terjadi gempa ketiga berkekuatan magnitudo 4,8 yang mengguncang Kabupaten Sumedang pada malam harinya.
PJ Bupati Sumedang Herman Suryatman membenarkan bahwa ada 248 pasien rawat inap dan 83 pasien IGD yang dievakuasi keluar gedung usai terjadi gempa susulan.
Secara teknis, sambung Herman, para pasien dievakuasi ke tempat aman selama 30 menit untuk kemudian menunggu hasil assessment selanjutnya.
"Setelah 30 menit dirasa aman dan telah di-assessment, baru akan kita kembalikan ke dalam gadung," ucap Herman kepada wartawan di lokasi.
![]() |
Herman menyebut, para pasien yang dievakuasi terutama pasien yang berada dari mulai lantai dua sampai lantai delapan.
Ia pun telah memerintahkan kepada para petugas medis agar memperhatikan para pasien yang kondisinya rentan.
"Kita sudah tugaskan para petugas agar memperhatikan pasien yang rentan seperti tadi ada balita. Kita juga sudah edukasi kepada para pasien dan penunggu pasien agar jangan panik," ujarnya.
Oke, Salah seorang warga yang tengah menunggu orang tuanya di ruang IGD mengaku cukup panik saat gempa terjadi.
"Panik iya tapi tidak keluar ruangan cuma berlindung saja sambil melindungi orang tua," ujarnya.
Sesar Cileunyi-Tanjunsari
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebut gempa terjadi karena sesar Cileunyi-Tanjungsari. Dikutip di laman resmi PVMBG, Minggu (31/12/2023), dilihat dari lokasi geografis, gempa ini berpusat di darat di wilayah Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Morfologi daerah sekitar pusat gempa bumi merupakan dataran hingga dataran bergelombang, setempat lembah, perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal.
Berdasarkan data Badan Geologi (BG) daerah Sumedang secara umum tersusun oleh tanah sedang (kelas D) dan tanah keras (kelas C). Wilayah ini secara umum tersusun oleh endapan kuarter berupa batuan rombakan gunung api (breksi gunung api, lava, tuff) dan endapan danau. Sebagian batuan rombakan gunung api tersebut telah mengalami pelapukan.
Kepala PVMBG Hendra Gunawan mengatakan endapan kuarter secara umum bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi. Selain itu pada morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan rombakan gunung api yang telah mengalami pelapukan berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.
"Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman dari data BMKG, maka kejadian gempa bumi ini diperkirakan akibat aktivitas sesar aktif yaitu Sesar Cileunyi-Tanjungsari," kata Hendra dalam laman resmi PVMBG.
Menurut data BG Sesar Cileunyi-Tanjungsari, sesar mendatar mengiris, sebarannya mulai dari selatan Desa Tanjungsari menerus ke timur laut hingga lembah Sungai Cipeles, dan nilai laju geser berkisar antara 0,19 - 0,48 mm/tahun.
Untuk dampak dari kejadian gempa bumi ini, berdasarkan laporan awal BPBD Jawa Barat, telah mengakibatkan kerusakan rumah penduduk di Kampung Babakan Hurip, Kelurahan Kotakaler, Kampung Rancapurut, Desa Rancamulya, Kecamatan Sumedang Utara dan Kecamatan Sumedang Selatan.
Menurut informasi BMKG dan penduduk setempat, guncangan gempa bumi dirasakan di daerah Sumedang dengan skala intensitas antara III - IV MMI (Modified Mercalli Intensity).
Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi. Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena lokasi pusat gempa bumi berada di darat.
BG mencatat bahwa wilayah Kabupaten Sumedang pernah mengalami kejadian gempa bumi merusak pada tahun 1972, sedangkan kejadian gempa bumi tahun 2010 menimbulkan kecemasan bagi penduduk di daerah Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Pada tahun 2022 juga tercatat kejadian gempa bumi dengan magnitudo (M) 2,7 pada kedalaman 16 km.
"Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, dan jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi. Bagi penduduk yang rumahnya mengalami kerusakan agar mengungsi ke tempat aman sesuai dengan arahan petugas BPBD setempat," imbaunya.
(yum/yum)