Berita Hoaks Seputar Bencana Bikin Minat Berwisata ke Jabar Turun

Berita Hoaks Seputar Bencana Bikin Minat Berwisata ke Jabar Turun

Bima Bagaskara - detikJabar
Senin, 25 Des 2023 16:30 WIB
Hands holding mobile phone on blurred night city as background
Berita Hoaks (Foto: Getty Images/iStockphoto/B4LLSIlustrasi )
Bandung -

Kabar tak pasti mengenai terjadinya bencana alam seringkali didengar. Hal itu rupanya berdampak pada menurunnya minat masyarakat untuk berwisata dan membuat okupansi hotel hingga objek wisata merosot.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Jawa Barat Benny Bachtiar. Dia mengungkapkan, informasi hoaks jadi salah satu yang diantisipasi di masa libur panjang seperti Natal dan Tahun Baru (Nataru) ini.

"Kalau kita berbicara target kami berharap bisa melebihi dari target sebelumnya. Karena yang diantisipasi hari ini oleh kita berdasarkan hasil rapat koordinasi itu bagaimana mengantisipasi informasi-informasi hoaks," kata Benny, Senin (25/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akibat banyaknya informasi hoaks yang beredar, Benny menyebut tingkat okupansi hotel di Jawa Barat saat ini merosot hingga 30 persen dibanding tahun 2022 sebelumnya.

"Karena kejadian tahun lalu ketika libur panjang tingkat hunian hotel rata-rata sudah di atas 80 persen ini melorot sampai 30 persen akibat isu tsunami dan bencana alam," ucap Benny.

ADVERTISEMENT

"Jadi banyak yang dibatalkan padahal faktanya tidak ada hal tersebut. Ini yang coba kami antisipasi, berita-berita hoaks ini," imbuhnya.

Karena itulah, lanjut Benny, Disparbud Jabar mulai intens melakukan kordinasi dengan BMKG untuk menyampaikan informasi seputar cuaca kepada wisatawan. Menurutnya wisatawan harus paham dengan kondisi cuaca yang sebenarnya.

"Karena ini (hoaks) bisa berdampak yang kurang baik juga bagi wisatawan dan masyarakat sekitar," ujarnya.

Harga Tiket Mahal

Di akhir tahun 2023 ini kata dia, pergerakan wisatawan di Jabar masih di bawah target. Adapun target pergerakan wisatawan di Jabar tahun ini ialah 281,7 juta pergerakan, sementara saat ini baru tercapai sekitar 80 persen.

Menurut Benny, hal itu disebabkan karena berbagai hal, selain hoaks, faktor transportasi dan mahalnya harga tiket destinasi wisata juga jadi hal yang mempengaruhi turunnya pergerakan wisatawan.

"Jadi permasalahan utamanya itu adalah harga tiket yang mahal sehingga menyebabkan pergerakan wisatawan yang ada di Indonesia pada umumnya Jabar pada khususnya, tidak terjadi pergerakan yang signifikan karena harga tiket yang mahal," jelasnya.

"Padahal, kalau itu (harga tiket) bisa ditekan tentunya akan memberikan dampak yang luar biasa di sektor pariwisata. Itu yang menjadi pr besar kami juga ketika berbicara dengan kementerian," tutup Benny.

(bba/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads