Terungkap! Ternyata Ini Alasan Ada Fosil Laut di Gunung Everest

Kabar Internasional

Terungkap! Ternyata Ini Alasan Ada Fosil Laut di Gunung Everest

Tim detikInet - detikJabar
Senin, 25 Des 2023 00:30 WIB
Fosil laut ditemukan di puncak Gunung Himalaya
Fosil laut ditemukan di puncak Gunung Himalaya (Foto: IFL Science)
Jakarta -

Gunung Everest dikenal sebagai gunung tertinggi di dunia bahkan kerap disebut atap dunia. Tapi, ada berbagai temuan fosil laut di puncak gunung tersebut. Kok bisa?

Dilansir dari detikInet, di bagian puncak gunung Everest terdapat sedimen kapur. Sedimen yang dikenal dengan nama 'Batu Kapur Qomalongma' ini berisikan sejumlah fosil makhluk laut dari Zaman Ordovisium sekitar 488,3 juta hingga 443,7 juta tahun lalu.

Melansir IFL Science, fosil serupa juga ditemukan di seluruh Himalaya. Temuan itu termasuk trilobita, brakiopoda, ostracod dan crinoid.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Temuan itu bukan bukti banjir besar menyelimuti dunia yang diklaim salah satu pengguna Facevook Fraudlent Archaeology Wall of Shame. Sebelumnya juga ada klaim dan ini tak benar.

Fakta sesungguhnya bila temuan tersebut merupakan bukti adanya lempengan tektonik. Hampir semua batuan sedimen terbentuk oleh erosi air dan mengalami penggilingan batuan selama ribuan atau jutaan tahun. Kemudian akhirnya dipadatkan dan diubah menjadi batuan sedimen.

ADVERTISEMENT

Sementara itu ilmuwan menyebut bila batuan sedimen dan keberadaan makhluk laut purba memberi tahu bahwa batu di puncak Gunung Everest dulunya berada di bawah air. Ini juga memberitahu bahwa sesuatu terjadi yang membawa batu itu ke puncak setinggi 8.000 meter di atas permukaan laut.

Belakangan terungkap bila kemungkinan besar itu adalah lempeng tektonik. Everest dan Himalaya terbentuk akibat tumbukan antara lempeng benua Eurasia dan India yang dimulai sekitar 40-50 juta tahun lalu.

"Lempeng Eurasia sebagian terkulai dan tertekuk di atas lempeng India, namun karena kepadatannya yang rendah atau daya apungnya tinggi, tidak ada lempeng benua yang dapat tersubduksi," kata laporan The Geological Society.

Hal ini menyebabkan kerak benua menebal akibat pelipatan dan patahan akibat gaya kompresi yang mendorong pegunungan Himalaya dan Dataran Tinggi Tibet.


Artikel ini sudah tayang di detikInet, baca selengkapnya di sini




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads