Sebelum memasuki era kamera modern, orang-orang zaman dahulu punya kebiasaan unik saat berfoto. Kala itu, orang-orang tampak serius dan tidak tersenyum saat dipotret meskipun dalam momen kebahagiaan.
Mengutip detikEdu dari The Fact Site, ternyata ada alasan tersendiri kenapa orang-orang zaman dulu jarang tersenyum saat difoto. Berikut rangkumannya :
1. Waktu Pengambilan Gambar
Alasan paling umum mengapa foto masa lalu menampilkan wajah datar tanpa senyuman karena ketika mengambil gambar diperlukan waktu yang lama untuk diekspos. Tak secepat kamera ponsel saat ini, kamera pertama membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk mengambil foto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama proses ini, subjek harus tetap diam agar foto memiliki kualitas yang baik. Sebuah pergerakan akan menyebabkan foto menjadi buram dan subjek foto menjadi tidak fokus.
Oleh karena itu, banyak orang memiliki duduk dengan wajah santai nan datar dibandingkan menahan senyum selama 20 menit. Di abad ke-19, kualitas kamera menjadi lebih baik dan foto bisa diambil dalam waktu 20 detik.
Meski terdengar lambat dalam standar saat ini, pada zaman itu kamera sudah sangat cepat untuk mengambil gambar.
2. Tujuan Fotografi
Selain masalah kamera, ada teori yang menjelaskan bila foto digunakan untuk mendokumentasikan keberadaan seseorang dan momen spesial. Sebelum ada kamera, mengabadikan momen dilakukan melalui lukisan tangan yang memakan waktu berjam-jam.
Mengabadikan momen dilakukan saat perayaan acara khusus seperti ulang tahun, pernikahan, atau prestasi. Tradisi ini diteruskan bahkan ketika kamera mulai berperan sampai saat ini.
Dengan demikian, orang-orang pada masa itu memiliki pemikiran bila yang terpenting adalah 'momen'-nya bukan raut wajah tersenyum atau tidaknya.
3. Tradisi Zaman Victoria
Alasan lain mengapa foto masa lalu tanpa senyum berkaitan dengan tradisi zaman Victoria. Kala itu, memotret orang yang telah meninggal dunia sangat populer terlebih sudah adanya kamera.
Foto dipandang sebagai cara untuk menangkap 'presentasi beku' seseorang. Hal ini berbeda dengan tujuan fotografi masa kini yang berguna untuk mengabadikan momen dalam waktu.
Pada masa itu, ketika orang tercinta meninggal, anggota keluarga akan berpakaian hitam dan berpose tegak untuk difoto. Langkah ini disebut sebagai proses dokumentasi yang abadi.
4. Tersenyum Dilarang
Selain memotret orang yang meninggal dunia, masyarakat Victoria di masa ini tidak setuju untuk tersenyum. Alasannya karena tersenyum dianggap bodoh dan merupakan tindakan kelas bawah.
Bersikap serius dengan wajah datar diyakini sebagai ekspresi wajah yang kuat serta elegan. Sayangnya tidak ada cara untuk membuktikan teori ini.
Namun, ini menjadi alasan utama karena tidak ada yang tersenyum saat difoto pada masa ini. Di mana tersenyum dianggap bodoh, maka terlihat serius sangatlah penting dalam foto.
Secara keseluruhan, orang tidak ada yang tersenyum pada foto lama karena berbagai alasan. Baik dari keadaan di zaman itu hingga hambatan teknis.
Jadi, apakah detikers memilih untuk tersenyum atau tidak ketika mengabadikan momen?
Artikel ini telah tayang di detikEdu deengan judul Sulitnya Temukan Orang yang Tersenyum di Foto Masa Lalu, Apa Alasannya?
(det/yum)