Rumah Tahan Gempa Rusak, Bupati Cianjur : Tidak Sesuai Standar!

Rumah Tahan Gempa Rusak, Bupati Cianjur : Tidak Sesuai Standar!

Ikbal Slamet - detikJabar
Senin, 04 Des 2023 15:59 WIB
Rumah tahan gempa di Desa Cibulakan rusak
Rumah tahan gempa di Desa Cibulakan rusak. Foto: Ikbal Slamet/detikJabar
Cianjur -

Rumah Tahan Gempa (RTG) yang dibangun untuk penyintas gempa Cianjur yang rumahnya rusak berat diduga tidak sesuai standar. Jangankan diguncang gempa, rumah yang telah rampung tersebut berpotensi rusak akibat bencana lainnya.

Salah seorang penyintas yang enggan disebutkan namanya menyebut jika pembangunan RTG dinilai asal-asalan dan tidak sesuai. Warga Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang ini mengatakan banyak RTG di kampungnya yang sudah mulai rusak padahal baru beberapa bulan selesai.

"Rumah saya lama jadinya, bahkan sudah jadi juga belum ditempati karena sudah banyak retakan. Bahkan RTG tetangga saya juga mulai terkelupas tembokannya. Jadi sama tidak ditempati juga," ungkap dia, Senin (4/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dia, salah satu RTG di kampungnya juga rusak usai diterjang angin kencang. Atap dari baja ringan terbang terbawa angin.

"Ada yang bocor, ada juga yang sampai terbang terbawa angin kencang atapnya. Tapi sekarang sudah diperbaiki lagi," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Dia mengaku khawatir rumah tersebut rusak hingga ambruk apabila terjadi gempa bumi yang sama besarnya dengan gempa pada November 2022 lalu. "Jangankan oleh gempa, sama bencana angin kencang saja sudah rusak. Jadinya bukan tahan gempa dengan kondisi seperti ini," ucapnya.

Sementara itu, Bupati Cianjur Herman Suherman, mengatakan dari hasil pemeriksaan kementerian PUTR, ditemukan sebagian besar RTG di Cianjur tidak layak dan tidak sesuai standar.

"Baik yang dibangun secara mandiri ataupun oleh aplikator banyak yang tidak sesuai standar. Untuk jumlahnya masih menunggu dari kementerian. Tapi informasinya sebagian besar memang tidak sesuai," kata dia.

Menurutnya banyak faktor yang menyebabkan kualitas RTG tersebut tidak sesuai standar, di antaranya karena pengambilan keuntungan yang terlalu besar.

"Yang mandiri ingin ada uang sisa lebih, dan yang lewat aplikator juga diduga mengambil keuntungan terlalu besar. Jadi berdampak pada kualitas," kata dia.

Dia meminta ada perbaikan untuk memastikan RTG sesuai standar. "Jangan sampai ketika terjadi gempa malah menimbulkan masalah baru, dan menyebabkan korban," pungkasnya.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads