Keberanian Srikandi Enden Kartiwi Usir Penjajah Pakai Bom Molotov

Lorong Waktu

Keberanian Srikandi Enden Kartiwi Usir Penjajah Pakai Bom Molotov

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Senin, 04 Des 2023 08:30 WIB
Enden Kartiwi dan berkas pengajuan veteran
Enden Kartiwi dan berkas pengajuan veteran (Foto: Arsip JSS)
Sukabumi -

Nama Enden Kartiwi mungkin terbilang asing di telinga masyarakat Indonesia. Padahal Srikandi asal Kabupaten Sukabumi ini pernah ikut berjuang melawan penjajahan di negeri ini.

Romansa percintaan juga mengiringi kisah perjuangannya, ia pernah berpacaran dengan Lettu Bakrie, salah satu pasukan Siliwangi yang gugur saat perang di Yogyakarta, namanya kini diabadikan sebagai nama ruas jalan di Kota Sukabumi.

"Enden adalah putri seorang mantri guru yang memiliki tanah dari mulai Talang sampai Pasar Cibadak. Beliau lahir tahun 1917 dan sempat bersekolah di Hogere Burgere School Bandung," kata Dida Hudaya, Ketua Yayasan Jelajah Sejarah Soekaboemi (JSS) kepada detikJabar, Senin (27/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konon menurut sejumlah sumber yang diserap Dida, Enden mengenyam pendidikan bersama Sultan Hamengkubuwono IX tahun 1925. Konon kala itu mereka sempat dekat namun tak berlanjut.

"Saat Jepang masuk beliau ikut kursus Notaris, sampai kemudian muncullah berita proklamasi di Nagrak (Kecamatan Nagrak) Enden kemudian bergabung dengan Angkatan Pemuda Indonesia (API) yang kemudian melebur menjadi laskar Pesindo di bawah pimpinan S. Waluyo dan Ismail," ujar Dida.

ADVERTISEMENT

Di organisasi perjuangan yang tengah naik daun kala itu, Enden menjabat sebagai kepala bagian penerangan. Masa-masa itulah, ia kemudian berpacaran dengan tetangganya Lettu Bakrie.

"Enden kemudian berpacaran dengan tetangganya sesama pejuang yaitu Lettu Bakri. Pada masa perang konvoi Enden turut berjuang dengan hanya bermodalkan botol-botol molotov yang dia lemparkan dari perbukitan sekitar Parungkuda," cerita Dida, serangan itu disebut-sebut terbukti efektif dan membuat penjajah kocar-kacir.

Saat terjadi pengeboman di Cibadak Enden mundur ke Magrak. Namun kala itu dia berhasil merampas satu buah pistol dari seorang tentara Belanda yang tewas. Tahun 1946 dia bergabung dengan LASWI dan biro perjuangan daerah menjabat sebagai kepala bagian wanita.

"Laskar ini terkenal paling beringas di sekitar Cibadak. Ketika Belanda melakukan agresi Juli 1947, ayah Enden ditangkap Belanda dan dipenjara di Van Helden, sebuah sekolah polisi. Rumahnya di Nagrak diduduki Belanda dan dijadikan markas tentara Belanda," ungkap Dida.

Enden Kartiwi dan berkas pengajuan veteranKediaman Enden di Nagrak, Kabupaten Sukabumi Foto: Arsip JSS

"Enden kala itu sangat marah dan beberapa kali melakukan penyerangan ke markas Belanda. Bahkan sempat berusaha membebaskan ayahnya dari penjara namun gagal. Ketika perjanjian Renville semua pasukan diminta hijrah ke Yogyakarta, pacarnya, Lettu Bakri kemudian ikut hijrah, sementara Enden memilih menunggu dan bergabung dengan Brigade B Divisi Bambu Runcing," sambung Dida.

Kala itu, masih kisah Dida, Enden terus bergerilya melawan Belanda di bawah pimpinan Muhidin-Naution dan B Sukindar. Kemudian tahun 1948 Enden mendengar kabar tentang tewasnya Lettu Bakri sehingga dia memutuskan untuk terus berjuang dan bergabung dengan Brigade Citarum.

"Ketika pasukan Siliwangi kembali ke Sukabumi, pasukannya memilih jalan berbeda dan terlibat konflik sesama pejuang. Pada saat pengakuan kedaulatan Enden akhirnya memilih mundur dan kembali menjadi rakyat biasa," tutur Dida.

Enden pernah menjadi bagian dalam perjuangan memerdekakan bangsa ini, namun akhir kisahnya tak berjalan mulus. Ia memilih melajang, perjuangannya untuk mendapat status veteran ironisnya tidak pernah ia dapatkan.

"Enden sempat mengajukan status Veteran tahun 1959 ke pemerintah, namun karena masih hangat konflik pemerintah dengan Brigade Citarum dan juga kekacauan DI/TII permohonannya ditangguhkan. Sampai meninggal tahun 1987 Enden tak pernah mendapatkan status veteran apalagi penghargaan atas jasanya. Enden Bahkan tidak menikah dan tetap lajang sampai meninggal," pungkasnya.

Enden Kartiwi dikebumikan di pemakaman umum tertua di Nagrak, tepatnya di Kampung Ciater, Desa Nagrak Selatan, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi.

(sya/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads