Farel (53) masih bisa bernapas lega. Pria asal Desa Ciracap, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi itu lolos dari maut di hadapannya setelah sekuat tenaga melawan terkeman buaya.
Insiden mengerikan yang dialami Farel terjadi pada Jumat (1/12/2023) sekitar pukul 19.30 WIB. Dia saat itu sedang menjala ikan di Danau Habibie, Kampung Pasir Kaung, Desa Cipendeuy, Kecamatan Surade, Sukabumi.
Masalahnya memang, Danau Habibie merupakan habitat dari kawanan buaya. Sudah banyak masyarakat yang menyaksikan langsung kemunculan sosok predator di alam liar tersebut, hingga tak jarang menimbulkan keresahan yang menakutkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski sudah tahu akan ancaman itu, Farel sepertinya tetap memaksa menjala ikan. Di pikirannya, hasil tangkapan bakal jadi santapan keluarga di rumah meskipun marabahaya sedang menantinya begitu dekat.
Dan betul saja, kekhawatiran orang-orang akan kawanan buaya di Danau Habibie, Sukabumi akhirnya menimbulkan korban. Farel saat itu kena terkaman buaya, meskipun nyawanya masih bisa selamat dari insiden menegangkan pada malam tersebut.
"Kejadiannya malam tadi, sekitar pukul 19.30 WIB, korban sedang menjala ikan. Karena di danau itu kan mulai sore juga banyak orang biasa mengambil ikan, dan lagi lokasi itu memang tempatnya (habitat) buaya," kata Kades Cipendeuy Bakang Assad kepada detikJabar.
Farel bisa kena terkaman buaya saat ia asyik menjala. Jaring alat tangkapannya saat itu dilaporkan tersangkut hingga membuatnya langsung turun mengeceknya.
Yang tidak diperkirakan Farel, jaring tersebut diduga malah menangkap buaya yang tidak disadarinya. Tanpa ada kecurigaan, Farel kemudian menggunakan kakinya untuk mengecek benda yang mengenai jaring miliknya.
"Ngecrik (menjala), pas begitu jalanya tersangkut dia sasar pakai kaki, langsung di gigit. Kemungkinan jaringnya kena buaya atau buayanya memang di dalam jaring," ujar Bakang.
Saat itu, korban sempat dipelintir buaya yang menurut keterangan warga panjangnya kurang lebih 3 meter itu. Namun, seraya menahan sakit korban meraba bagian kepala hewan itu dan langsung mencolok bagian matanya menggunakan jari.
"Sempat dipelintir, di puntir-puntir namanya posisi di air kan ringan, jadi enggak langsung dilepas. Saat itu korban ini memegang kepalanya lalu dicoco (disolok) panona (matanya). Setelah itu dilepas (gigitannya)," cerita Bakang.
Tidak sampai di situ, perjuangan Farel masih berlanjut. Meskipun melepas gigitan buaya itu sempat mundur mengambil ancang-ancang dan mulai mengejar korban.
"Begitu lesot (lepas) kirain korban buaya itu mundur mau kabur, padahal ngejar. Setelah agak jauh di darat korban mengambil batu dan melempar buaya itu, sampai akhirnya buaya itu lari lagi ke danau," ungkap Bakang.
"Kondisi korban, malam kebetulan saya juga ada di lokasi, langsung saya minta kadus antar ke klinik malam juga. Alhamdulillah, kondisinya sudah pulih sekarang," pungkasnya.
(ral/dir)