Kepala Bapenda Kabupaten Majalengka Aeron Randi rela 'ngamen' di swalayan demi masyarakat sadar pajak. Dalam kesempatan tersebut, ia mengenalkan cara bayar pajak mudah melalui sistem digital.
Bayar pajak digital ini terus digalakkan Pemkab Majalengka agar masyarakat di daerahnya tidak kaku dengan sistem pembayaran non tunai. Pasalnya transaksi non tunai di Majalengka dinilai masih minim.
"Kita mempunyai program inovasi dari Bapenda, yang pertama adalah ngamen asik. Nah di ngamen asik ini kita ingin mengedukasi masyarakat lebih asik. Kita mengedukasi dan mensosialisasikan terkait pajak daerah dan bagaimana mengedukasi kepada masyarakat tentang pentingnya literasi digital melalui digital payment," kata Aeron saat diwawancarai detikJabar, Sabtu (2/12/2023) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aeron mengatakan, upaya pajak digitalisasi ini guna keterbukaan pemerintah dalam mempertanggungjawabkan pengelolaan pajak daerah. Oleh karena itu, semua bentuk transaksi yang melibatkan pemerintah akan diubah menggunakan sistem digital.
"Bupati sudah menekankan ini kepada kami bahwa untuk transparansi, akuntabel dan pertanggungjawaban kepada masyarakat luas kita sudah menggunakan digitalisasi untuk setiap pembayaran transaksi yang melibatkan pemerintah daerah. Jadi sudah tidak ada cash," ujar Aeron.
Aeron mengaku, upaya transformasi digitalisasi ini perlahan mulai dilakukan di Majalengka. Salah satu pembayaran pajak yang sudah menggunakan sistem digital itu adalah Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta pajak restribusi.
"Untuk pajak restribusi, pajak sendiri kita sudah Qris. Kita di Majalengka, semua mata pajak bisa dibayar melalui kanal Qris, PBB juga sudah bisa melalui Qris. Selain tentunya ada e-commerce, Tokopedia, Bukalapak, Indomaret, Alfamart," jelas dia.
![]() |
Meski pembayaran pajak mulai diubah menggunakan sistem digital, Aeron memastikan layanan pembayaran tunai masih bisa diterima. Namun kedepannya, semua pajak di Majalengka akan dirombak total menggunakan transaksi non tunai.
"Untuk PBB masih ada (cash). Makanya kita pelan-pelan untuk dorongan dan edukasi supaya bisa beralih kepada digital. Termasuk restribusi rumah sakit, pasar kita sudah ada Qris. Kita harapkan tahun depan ada e-restribusi semuanya bisa menggunakan alat pembayaran bisa e-money, bisa Qris," ucap Aeron.
Sementara itu, kasus penipuan mengganti Qris pernah terjadi di Masjid Nurul Iman Blok M Square, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. Oleh karena itu, masyarakat diminta lebih waspada dalam bertransaksi.
Manager Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Cirebon Wayan Sri Widiastuti memastikan, transaksi menggunakan Qris diklaim lebih aman. Meski begitu, masyarakat diminta harus tetap teliti sebelum transaksi menggunakan Qris.
"Qris itu sebenarnya tidak ada yang palsu.(Kasus modus ganti Qris) itu, Qris yang asli tapi disalahgunakan oleh oknum. Jadi masyarakat memang harus waspada dan tahu bertransaksi aman menggunakan Qris," jelas dia.
Ia menyarankan masyarakat memastikan alamat tujuan terlebih dahulu sebelum transaksi. Menurutnya, langkah tersebut dapat menghindari kesalahan transaksi.
"Jadi itu tadi harus melihat nama yang tertera, di Qris itu harus sama dengan yang dia tuju. Jadi contoh kasus kayak di masjid (Masjid Nurul Iman Blok M Square, Jaksel), dia nggak ngecek, dia langsung scan aja, langsung oke. Padahal tulisan yang ada di Qris itu bukan masjid tersebut," jelas dia.
(yum/yum)