Jabar Hari Ini: Heboh Baku Hantam Pelajar SD di Cirebon

Jabar Hari Ini: Heboh Baku Hantam Pelajar SD di Cirebon

Tim detikJabar - detikJabar
Kamis, 23 Nov 2023 22:00 WIB
saling serang antara sma...
Ilustrasi (Foto: Edi Wahyono)
Bandung -

Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Kamis (23/11/2023). Mulai dari gerombolan bermotor yang ugal-ugalan di Bandung hingga siswa SD di Cirebon saling baku hantam.

Berikut rangkuman Jabar hari ini:

1. Promosi Judi, YouTuber Emak Gila Divonis 7 Bulan Bui

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Majelis Hakim PN Bandung menjatuhkan vonis 7 bulan penjara kepada Ilyas Ilyasa yang terjerat kasus promosi judi online. Pemilik channel YouTube Emak Gila itu dinyatakan bersalah setelah diciduk polisi pada 31 Juli 2023 lalu.

Dilihat detikJabar dalam laman SIPP PN Bandung, vonis untuk Ilyas Ilyasa alias Emak Gila sudah dibacakan pada Selasa (21/11/2023). Dia diputus bersalah melanggar Pasal 45 ayat 2 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang ITE.

ADVERTISEMENT

"Menyatakan terdakwa Ilyas Ilyasa alias Emak Gila telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan atau mentransmisikan dan atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan atau dokumen elektronik yang memiliki muatan perjudian," demikian bunyi putusan tersebut sebagaimana dilihat.

"Menjatuhkan pidana oleh karena itu terhadap terdakwa Ilyas Ilyasa alias Emak Gila dengan pidana penjara selama 7 bulan dan pidana denda sebesar Rp 10 juta subsider 6 bulan," tulis tambahan putusan tersebut.

Putusan 7 bulan penjara untuk Ilyas Ilyasa alias Emak Gila diketahui lebih rendah dibanding tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU). Pada Selasa (7/11/2023), JPU menuntut YouTuber tersebut dengan pidana selama 1 tahun kurungan penjara, atau 3 bulan lebih tinggi dibanding putusan majelis hakim.

"Memerintahkan terdakwa tetap berada dalam tahanan."

2. Viral Gerombolan Bermotor Ugal-ugalan di Jalanan Kota Bandung

Potongan video yang menunjukkan aksi gerombolan bermotor di Kota Bandung, Jawa Barat kembali membuat resah masyarakat. Mereka terlihat berkonvoi di jalanan sambil berkendara dengan ugal-ugalan.

Dihimpun detikJabar, ada 2 potongan video aksi ugal-ugalan gerombolan bermotor itu yang terlihat dilakukan di dua tempat yang berbeda. Video pertama, disebutkan aksi itu terjadi di Flyover Mochtar Kusumaatmadja pada Sabtu (18/11) malam dan di Jalan Batununggal pada Minggu (19/11) malam.

Di Flyover Mochtar, gerombolan bermotor yang mencapai belasan orang ini terlihat berkendara secara ugal-ugalan. Mulai dari menggeber motor hingga berkendara zig-zag yang membuat pengendara lain resah.

Sementara di Jalan Batununggal, aksi serupa juga dilakukan. Namun bedanya, di tempat ini para gerombolan bermotor itu mengalami nasib sial. Dalam tayangan video yang diunggah di akun media sosial, dua orang di antara mereka terlihat terjatuh hingga memancing amarah warga sekitar.

Meskipun meresahkan, dua kejadian dari gerombolan bermotor itu rupanya tidak sampai dilaporkan ke pihak kepolisian. Dalam sejumlah unggahan di media sosial, salah satu aksi gerombolan bermotor sudah diselesaikan di tempat dan para pelakunya disuruh pulang.

detikJabar kemudian mengkonfirmasi Kasatlantas Polrestabes Bandung Kompol Eko Iskandar mengenai aksi ugal-ugalan gerombolan bermotor tersebut. Ia menegaskan bahwa Kapolrestabes Bandung Kombes Budi Sartono sudah menekankan supaya aksi serupa tidak terjadi di Kota Kembang.

"Sebetulnya Pak Kapolres sudah menekankan kejadian-kejadian seperti itu, karena ini menjadi prioritas utama beliau. Jadi jangan sampai ada pengendara motor yang ugal-ugalan di jalan, dan kalau ada akan diberi tindakan tegas," katanya saat berbincang dengan detikJabar.

Namun masalahnya, kata Eko, belum ada formula sanksi yang tepat untuk membuat para gerombolan bermotor itu menjadi jera. Selain karena faktor mereka mayoritas di bawah umur, sanksi yang diterapkan pun kata Eko hanya sebatas pelanggaran lalu lintas.

"Mereka ini mayoritas anak di bawah umur, itu yang membuat kita susah memberikan sanksi yang berat kepada mereka. Jatuhnya hanya pelanggaran. Kecuali kalau mereka bawa obat-obatan, senjata tajam, itu kan ranahnya di serse (kriminal). Kalau di lantas, mereka pelanggar biasa jatuhnya," ucap Eko.

3. Blak-blakan Ridwan Kamil Maju Pilgub DKI dan Jabar

Ridwan Kamil diberi mandat oleh Partai Golkar untuk kembali maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2024 mendatang. Namun bukan cuma di Jabar, Ridwan Kamil ternyata juga dapat mandat serupa untuk maju di Pilgub DKI Jakarta.

Hal tersebut diakui langsung oleh Ridwan Kamil. Eks Gubernur Jabar periode 2018-2023 ini mengaku mendapat dua surat tugas dari Partai Golkar terkait Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

"Saya itu mendapatkan dua surat penugasan (dari DPP Golkar) satu di Jabar, dua di DKI, jadi suratnya dua," ungkap Ridwan Kamil di Kota Bandung.

"Kepercayaan itu akan saya terjemahkan ke dalam kerja-kerja politik sesuai arahan dari partai," sambungnya.

Pria yang akrab disapa Kang Emil ini mengatakan, dari dua surat tugas yang diberikan langsung oleh Ketum Golkar Airlangga Hartarto itu, dirinya tetap akan memprioritaskan Jabar sebagai pilihan untuk langkah politiknya ke depan.

Meski begitu, dia tidak menampik jika partai berlambang pohon beringin itu meminta dirinya untuk menjajaki petualangan di ibu kota.

"Karena dikasih dua, prioritas tetap di Jabar, tapi diminta tetap mencoba berkiprah sesuai penugasan di DKI Jakarta," tegasnya.

4. Viral Video Baku Hantam Pelajar SD di Cirebon

Aksi perkelahian yang melibatkan sekelompok pelajaran sekolah dasar (SD) terjadi di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Aksi perkelahian itu viral setelah video yang merekam kejadian itu beredar di media sosial dan di grup-grup aplikasi perpesanan.

Dalam video berdurasi 30 detik itu, terlihat ada dua kelompok anak-anak SD yang sedang melakukan aksi saling serang. Mereka tampak terlibat baku hantam dengan menggunakan tangan kosong.

Aksi perkelahian yang melibatkan anak-anak SD itu terjadi di jalan area persawahan. Saat aksi saling serang itu terjadi, terlihat ada satu anak yang terlihat sempat dibekap dan dipukuli oleh lawannya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun detikJabar, aksi perkelahian yang melibatkan dua kelompok pelajar SD itu terjadi di wilayah Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Saat dikonfirmasi, Kapolsek Talun Resor Kota (Polresta) Cirebon AKP Suhada membenarkan adanya kejadian tersebut. Ia menyebut peristiwa itu terjadi pada Sabtu (18/11). Pihaknya baru mengetahui informasi tersebut setelah video yang merekam aksi perkelahian dua kelompok siswa SD itu viral di media sosial.

"Iya betul. Kejadiannya itu hari Sabtu. Tapi dari pihak orang tua, itu nggak ada yang cerita. Kemudian kemarin, hari Rabu itu ada beredar informasi (video) di medsos," kata Suhada kepada detikJabar saat dihubungi.

Berangkat dari adanya informasi tersebut, pihak kepolisian pun langsung mendatangi sekolah-sekolah dari anak-anak SD yang terlibat perkelahian untuk memastikan terkait kejadian itu.

"Kita langsung datang ke sekolah yang bersangkutan. Di sana sudah kumpul semua orang tua dan guru-guru. Katanya sedang dilakukan mediasi untuk diselesaikan. Sekalian kita menyampaikan juga silahkan jika memang mau diselesaikan. Dan ternyata betul sudah diselesaikan secara kekeluargaan," kata dia.

Menurut Suhada, sejumlah pelajar SD yang terlibat perkelahian itu berasal dari dua sekolah berbeda. Mereka melakukan perkelahian dengan menggunakan tangan kosong. Akibat dari kejadian ini, satu siswa mengalami memar.

"Ada satu yang memar. Tapi sudah dilakukan pengobatan," kata Suhada.

5. Dua RS Diperiksa Imbas Bayi 1,5 Kg Meninggal Dunia

Majelis Ad Hoc Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya terus mendalami kasus kematian bayi 1,5 Kg usai dilahirkan di Klinik A. Upaya pengumpulan informasi dan kronologi kejadian yang dilakukan Dinas Kesehatan, tak hanya meliputi dari pihak Klinik dan pasien saja.

Dinas Kesehatan juga meminta keterangan dari dua rumah sakit yang ada di Kota Tasikmalaya, yaitu RSUD dr Soekarjo dan RS Jasa Kartini.

"Kami panggil semua pihak yang pernah bersinggungan dengan bayi tersebut baik secara langsung mau pun tidak langsung. Selain pihak klinik A, pihak RSUD dr Soekarjo dan RS Jasa Kartini juga kami panggil," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat.

Namun demikian Uus tidak membeberkan keterkaitan dua rumah sakit tersebut sehingga ikut dimintai keterangan terkait kasus kematian bayi 1,5 Kg ini.

Hanya saja berdasarkan keterangan keluarga pasien, setelah bayi dinyatakan meninggal dunia oleh Klinik A, pihaknya membawa bayi ke RS Jasa Kartini.

"Pada Selasa malam setelah dinyatakan meninggal oleh klinik, kami masih penasaran karena tubuhnya masih hangat, kami bawa ke RS Jasa Kartini, tapi memang sudah meninggal dunia," kata Erlangga, ayah bayi tersebut.

Sementara untuk keterkaitan RSUD dr Soekarjo, menurut Erlangga pihaknya tidak mengetahui pasti. Namun usai bayi dilahirkan, pihak Klinik mengaku sempat menghubungi RSUD dr Soekarjo. "Waktu bayi sudah dilahirkan, petugas Klinik sempat mengatakan mereka sedang konsultasi ke rumah sakit karena bobot bayinya 1,5 Kg," kata Erlangga.




(bba/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads