Seratusan siswa SDN 1 Kedungdawa, Kabupaten Cirebon tidak bisa melakukan kegiatan belajar di ruang kelas yang biasa mereka tempati. Musababnya, atap ruang kelas mereka yang kondisinya sudah rapuh ambruk usai diterpa hujan deras beberapa waktu lalu.
Sekadar diketahui, atap dari dua ruang kelas SDN 1 Kedungdawa, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon ambruk. Peristiwa itu terjadi pada Jumat (17/11/2023).
Kini, para siswa itu terpaksa harus melakukan kegiatan belajar di Gedung Serbaguna milik pemerintah desa setempat yang biasa digunakan sebagai lapangan badminton atau bulu tangkis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puluhan siswa yang terpaksa belajar di Gedung Serbaguna itu masing-masing terdiri dari kelas 1 dan kelas 2. Mereka belajar di satu gedung yang sama dengan menggunakan fasilitas seadanya.
Pantauan detikJabar di lokasi, para siswa SDN 1 Kedungdawa, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon itu belajar dengan cara duduk di atas lantai dan menggunakan meja lipat.
Di gedung serbaguna itu, antara kelas 1 dan kelas 2 dipisah menjadi dua kelompok berbeda dengan didampingi oleh gurunya masing-masing.
Akibat atap ruang kelas SDN 1 Kedungdawa ambruk, seratusan siswa-siswi itu terpaksa harus belajar di tempat yang jauh dari kata nyaman. Suara bising menjadi suasana yang harus mereka nikmati selama melakukan aktivitas belajar.
Menurut salah satu guru SDN 1 Kedungdawa, Titi (43), aktivitas belajar mengajar di gedung serbaguna milik pemerintah desa setempat baru berlangsung pada hari ini. Ia menyebut ada lebih dari seratus siswa yang terpaksa harus belajar di gedung tersebut.
"Yang belajar di sini (gedung serbaguna) itu kelas 2 jumlahnya 56 siswa dan kelas 1 jumlahnya 49," kata Titi saat ditemui di sela-sela waktu istirahatnya, Senin (20/11/2023).
Titi mengatakan, jika dilihat dari kapasitas, gedung serbaguna itu masih cukup untuk menampung seratusan siswa. Hanya saja, aktivitas belajar mengajar menjadi tidak nyaman karena suara yang bising.
"Di sini kurang kondusif (untuk belajar mengajar) karena suaranya kan bergema. Suaranya berdengung jadi kurang efektif dan kondusif," kata dia.
![]() |
Titi berharap, atap ruang kelas SDN 1 Kedungdawa yang ambruk dapat segera diperbaiki agar para siswa dapat kembali belajar dengan normal.
Kepala Sekolah SDN 1 Kedungdawa, Muhamad Arifin menuturkan sebanyak 70 siswa belajar di GOR milik Desa setempat sebagai lokasi sementara proses pembelajaran pasca atap ruangan kelas roboh.
"GOR desa Kedungdawa jadi tempat sementara KBM (kegiatan belajar mengajar) buat siswa kelas 1 dan 2 karena atapnya roboh gara-gara hujan," kata dia, Senin (20/11/2023).
Melihat kondisi ini, ditegaskannya wali murid di sekolah tersebut tidak merasa keberatan dan memahami dengan kondisi kerusakan atap sekolah yang roboh sehingga tidak dapat digunakan.
"Alhamdulillah wali murid sama komite sekolah paham dengan kondisi ini," ujarnya.
Diungkapkannya, proses pembelajaran berjalan normal seperti biasa meskipun harus dilakukan penyekatan di GOR tersebut untuk kelas 1 dan 2.
"Pembelajaran murid normal kok walau harus di dekat di GOR itu, terus jarak dari sekolah ke GOR juga gak jauh," jelasnya.
Dirinya berharap perbaikan atap segera dilakukan supaya murid bisa mendapatkan pembelajaran yang representatif.
"Harapan atapnya bisa cepat diselesaikan," paparnya.
Disdik Cari Anggaran Perbaikan
Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan, Ronianto mengaku masih mencari anggaran yang memungkinkan untuk segera melakukan perbaikan.
"Kami mau secepatnya dilakukan perbaikan, kasihan juga kalau anak-anak harus belajar di GOR sebagai tempat sementara," bebernya.
Sampai dengan saat ini pihaknya masih menghitung jumlah anggaran yang dibutuhlan untuk melakukan perbaikan.
"Kebutuhan anggaran masih dihitung sama konsultan, ya kita targetkan cepat pokoknya," pungkasnya.
(yum/yum)