Tak banyak perusahaan di Kota Cirebon yang membuka lowongan kerja bagi penyandang disibalitas. Imbasnya, teman-teman disabilitas pun tak mendapatkan peluang untuk bekerja.
Terbaru, Baraja Cafe salah satu kafe yang berada di jantung Kota Cirebon memberdayakan penyandang disabilitas bernama Rio Ferdinand. Teman tuli lulusan SLB Pancaran Kasih itu mendapatkan kesempatan menjadi barista. Tak banyak disabilitas yang mendapatkan kesempatan seperti Rio.
Menurut Dinul Mararif (30) petugas bagian Pengantar Keja Bidang Pelatihan Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Cirebon, salah satu kendala bagi disabilitas untuk mendapatkan kerja karena minimnya lowongan kerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lowongan untuk disabilitas memang minim jadi agak sulit untuk terserap kerja," ujar Dinul, Jumat (17/11/2023).
Kendati demikian, Dinul mengatakan Disnaker Kota Cirebon terus mendorong perusahaan agar membuka lowongan kerja bagi disabilitas. Terlebih lagi, dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas menyebutkan, perusahaan swasta wajib mempekerjakan paling sedikit satu persen penyandang disabilitas dari jumlah pekerja atau pegawai yang ada.
Lebih lanjut, dari data yang masuk ke Disnaker Kota Cirebon, hanya lima orang disabilitas yang membuat kartu kuning sebagai pencari kerja. Dan, lanjut dia, dari lima pembuat kartu kuning itu belum terserap ke perusahaan.
"Dari data yang masuk pekerja disabilitas yang membuat kartu kuning atau pencari kerja hanya llima orang," kata Dinul.
Disnaker Kota Cirebon mengklaim selalu mengupayakan akses yang inklusif bagi para disabilitas. Salah satunya adalah melalui TKM atau tenaga kerja mandiri. Tetapi, program tersebut belum berjalan secara maksimal karena keterbatasan anggaran.
"TKM pernah terlaksana tapi masih berbenturan dengan anggaran" ujar Dinul.
Sementara itu, program lainnya yang membantu disabilitas adalah bimtek digital marketing. Program ini menyasar kawan-kawan disabiltas yang merintis usaha. "Sistemnya dengan cara Disnaker memfasilitasi untuk berangkat, dan provinsi yang menyediakan bimteknya" ujar Dinul.
Ke depan rencananya Disnaker akan bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) untuk mengembangkan kewirausahaan disabilitas dengan mengajukan modal usaha bagi. "Jadi dari kami akan mencoba untuk mengajukan modal usaha kepada Baznas untuk disabilitas" pungkas Dinul.
(sud/sud)