Bamsoet soal Angkatan Siber di TNI: Sudah Dikaji

Bamsoet soal Angkatan Siber di TNI: Sudah Dikaji

Whisnu Pradana - detikJabar
Kamis, 09 Nov 2023 23:30 WIB
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo di Pusdikhub Kodiklat TNI AD, Cimahi
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo di Pusdikhub Kodiklat TNI AD, Cimahi (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)
Cimahi -

Pemerintah pusat saat ini sedang mematangkan wacana pembentukan angkatan ke empat di tubuh TNI, selain angkatan darat, laut, dan udara yakni angkatan siber.

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo mengatakan beberapa negara sudah mempunyai angkatan siber, salah satunya negara tetangga Indonesia yaitu Singapura.

"Kita pemerintah sudah mengkaji soal wacana pembentukan angkatan siber selain darat, laut, udara. Ini sedang pendalaman, dan dibutuhkan 8 tahun kalau disetujui untuk mewujudkannya," kata Bambang saat ditemui di Cimahi, Kamis (9/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembentukan angkatan ke-4 di tubuh TNI itu sebagai bentuk adaptasi agar Indonesia tidak tertinggal oleh peradaban. Sekaligus bentuk kesiapan menghadapi risiko serangan siber yang kian gencar.

"Sayangnya di konstitusi kita belum mengatur tentang penguasaan siber. Di amandemen ke-4, kita hanya mengatur tanah, laut, air, beserta isinya. Padahal udara (siber) sangat penting dan nilainya tak terkirakan," ujar Bambang.

ADVERTISEMENT

Jika nantinya angkatan ke-4 itu bisa diwujudkan, Bambang mengatakan ada dua pilihan teknologi yang bisa diadopsi, apakah mengambil sistem IT-nya dari negara Cina atau Amerika.

"Cuma yang banyak dipakai negara lain itu dari Amerika. Kalau Cina menciptakan sendiri teknologinya, dia tidak terganggu manakala terjadi perang siber," kata Bambang.

Menurutnya, saat ini di Indonesia tidak ada lagi sesuatu yang benar-benar aman dari serangan siber termasuk alutsista yang dibeli pemerintah untuk pertahanan tanah air.

"Walaupun password-nya diganti, tapi pengendalian tetap ada di tangan para pembuatnya. Jadi kalau kita punya pesawat terbang, kapal canggih, dari jauh bisa dimatikan atau bahkan bisa menyerang kita sendiri. Semakin canggih, maka semakin rawan menjadi musuh sendiri. Senjata makan tuan istilahnya," tutur Bambang.

Sementara Komandan Pusat Sandi dan Siber TNI AD, Brigjen TNI Iroth Sonny Edhie mengatakan dewasa ini ancaman gangguan siber termasuk di tubuh TNI sudah tidak bisa dihindari lagi.

"Faktanya, serangan siber tidak bisa dihindari dan bisa terjadi setiap saat. Ancamannya bisa sudah ditarget atau acak, menyasar dan menguasai data sebanyak-banyaknya dan melakukan serangan merusak ketahanan," tutur Iroth.




(dir/dir)


Hide Ads