Uletnya Ramdani Bocah Karawang Penjaja Peyek yang Ingin Jadi TNI

Serba-serbi Warga

Uletnya Ramdani Bocah Karawang Penjaja Peyek yang Ingin Jadi TNI

Irvan Maulana - detikJabar
Kamis, 09 Nov 2023 07:30 WIB
Ramdani (10) bocah penjaja peyek di Karawang
Ramdani (10) bocah penjaja peyek di Karawang (Foto: Irvan Maulana/detikJabar)
Karawang - Bisingnya suara kendaraan menambah penat suasana kawasan Stadion Singaperbangsa Karawang, perhatian sekelompok pemuda yang tengah beristirahat di tribun barat stadion teralihkan oleh pemandangan tak biasa.

Di tengah ramainya lalu lalang kendaraan, seorang anak lelaki muncul, berjalan di emperan stadion menggendong keranjang berisikan cemilan.

Anak itu bernama Ramdani (10), ia tengah berjualan peyek, telor gabus, yang dibuat langsung oleh ibunya, dengan kemasan plastik 1/2 kilogram, seharga Rp5 ribu per bungkus.

"Camilannya a, peyek, telor gabus, buat ngopi," ucap Ramdani, dengan nada lirih sedikit malu, menghampiri sekelompok pemuda di sisi barat stadion, Rabu (8/11/2023).

Bocah pembawa berkah bagi keluarga itu, kini berusia 10 tahun, dan merupakan pelajar kelas V di SDN Nagasari VI Karawang, kediamannya juga berlokasi tak jauh, dari sekolah dan berjarak sekitar 700 meter dari stadion.

"Ini a di pilih, masih baru digoreng tadi pagi. Cuma lima ribuan, kalau beli 3 bisa sepuluh ribu," imbuh Ramdani sembari memamerkan beberapa bungkus barang daganganya.

Ia menceritakan, rela berjualan demi membantu sang ibu, dan membiayai bekal sekaligus keperluan sekolahnya, "Iya aku mau sendiri, bantu ibu, dagangan yang buat ibu, yang goreng ibu. Biasanya aku dagang di sekolah, tapi hari ini gak habis, jadi pulang sekolah aku keliling," ucapnya.

Meski hidup di tengah keterbatasan, Ramdani masih bisa berjuang mencari nafkah sekaligus belajar demi masa depannya. Ia mengaku tak malu berjualan di sekolah karena kebutuhan.

"Yah awalnya sih malu, tapi kebiasaan jadi gak malu, karena butuh, aku soalnya gak dikasih bekel sekolah. Kadang perlu uang buat beli alat gambar tugas sekolah, jadi jualan aja biar gak minta sama ibu," terang Ramdani.

Ramdani merupakan putra pertama dari keluarganya, sang ayah hanya sopir becak, ia sadar betul jika dirinya tak bisa hidup lebih berkecukupan seperti kawan-kawannya.

"Ade (ade) ada baru kelas II sekolah bareng aku juga. Ayah ngabecak (jadi sopir becak) di pasar, kadang suka gak enak kalau minta bekel sekolah, jadi aku jualan. Aku sama ade dibeliin sepatu baru pas naik kelas aja udah seneng," sambungnya.

Ramdani mengaku setiap harinya, ia bisa dapat untung sekitar Rp30-40 ribu, dari berjualan camilan di sekolah, dari 30-40 pcs camilan yang ia bawa.

"Kalau untungnya bisa 40 ribu, kadang 30 ribu, tergantung bawa peyek, biasanya bawa 40 di keranjang, jadi aku dapat untung seribu dari satu peyek, kalau dapat sehari Rp200 ribu, aku kasih ibu Rp150 ribu, aku Rp50 ribu, buat bekel jajan aku sama ade Rp30 ribu, sisanya ditabung," ujar Ramdani.

Wajah polosnya menggambarkan, betapa sulitnya kehidupan Ramdani, namun ia masih menutupinya dengan senyuman, dan cerita lucu dengan lantang selama berdagang di sekolah.

"Seru-seru aja, kadang aku suka dijahilin temen, keranjang dagangan diumpetin di sekolah. Jadi pas istirahat mau jualan suka nyari keranjang, tapi teman-teman baik, mereka ngunpetin dagangan supaya bisa beli duluan," ucap Ramdani bercerita sembari tertawa.

Kendati hidup dalam keterbatasan, Ramdani, bocah polos pembawa berkah keluarga itu, mengaku bangga, dan punya cita-cita yang tinggi, oleh sebabnya ia berkomitmen untuk rajin belajar.

"Tetap harus semangat, aku kan mau jadi tentara, jadi harus belajar sampai SMA, dan punya nilai yang bagus," pungkasnya. (yum/yum)



Hide Ads