KPAI Jabar Soroti Marak Kekerasan Anak di Priangan Timur

KPAI Jabar Soroti Marak Kekerasan Anak di Priangan Timur

Aldi Nur Fadilah - detikJabar
Selasa, 07 Nov 2023 16:00 WIB
Hand of prisoner grabbed the metal  fence in black and white
Ilustrasi kekerasan anak (Foto: Thinkstock)
Pangandaran -

Kasus pelecehan seksual yang menimpa dua bocah SD di Pangandaran mendapatkan respon dari Forum Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jawa Barat. Ketua Forum KPAI Jabar Ato Rinanto sangat menyayangkan peristiwa tersebut terjadi kepada dua bocah tersebut, terlebih kasusnya sudah lama terjadi.

"Sangat menyayangkan adanya peristiwa tersebut. Kami juga merespon positif gerak cepat yang dilakukan pemdes Padaherang terkait dengan membantu melaporkan dan mendampingi kelurga korban," kata Ato saat dihubungi detikJabar, Selasa (7/11/2023).

Pihaknya meminta agar unit PPA Polres Pangandaran terduga pelaku yang kabur segera ditangkap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami mohon kepada pihak kepolisan Unit PPA Polres Pangandaran untuk segera melakukan pelacakan terduga pelaku," ucapnya.

Forum KPAI Jabar akan berkoordinasi ke KPAI di wilayah Priangan Timur untuk menurunkan tim psikolog. Ato berharap pihak keluarga percaya kepada pihak kepolisian yang saat ini kasusnya sedang dalam proses penyidikan polisi.

ADVERTISEMENT

"Berharap dapat menjaga kondusifitas, percayakan kepada pihak kepolisian kasusnya sudah berjalan, kami mengharapkan proses hukum terus dilanjutkan sebagai efek jera. Tidak mengenal islah, atau suatu saat ada pencabutan laporan," ujarnya.

Dia mengimbau kepada para orang tua agar tidak lalai menjaga anak sebab pelaku kejahatan pada anak itu kadang dapat dilakukan oleh orang terdekat.

"Maka, pentingnya melakukan pengawasan ketat pada anak dengan tidak membiarkan anak terlalu lepas. Karena orang tua ke anak dekat saja tidak cukup, tapi harus lekat, dengan itu ketika anak mengalami kekerasan bentuk apapun langsung bercerita kepada orang tuanya," paparnya.

Soroti Kasus Pembunuhan Remaja di Garut

Ia mengatakan sampai hari ini data kasus kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur di wilayah Priangan Timur masih cukup tinggi.

"Di Kabupaten Garut ada anak dibunuh oleh anak 13 tahun, pelecehan seksual masih cukup mendominasi sehingga ini tentu menjadi bahan pemikiran buat kita semua," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKBP3A), Heri Gustari mengatakan kasus pelecehan seksual terhadap anak di Pangandaran mengalami peningkatan pada tahun 2023.

"Per Oktober 2023 ada sebanyak 26 kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, sementara sepanjang tahun 2022 hanya 22 kasus," katanya.

Heri menambahkan, saat ini terus melakukan langkah preventif dengan beberapa stakeholder kepada masyarakat dalam pencegahan pelecehan seksual pada anak.

"Kami juga punya tim Motivator Ketahanan Keluarga atau Motekar Pangandaran. Mereka merupakan kader pemberdayaan masyarakat yang dibentuk oleh instansi kami," ucapnya.

Menurutnya, para kader motekar memilliki tugas dari mulai mengidentifikasi masalah, memberikan motivasi, memediasi, mendidik, merencanakan solusi, serta mengadvokasi keluarga rentan.

"Mereka juga punya tanggungjawab mengurangi kasus kekerasan dalam kelurega," katanya.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads