Kepintaran manusia zaman batu terbukti nyata. Sebuah rencana arsitektur tertua ditemukan di Arab Saudi dan Yordania.
Ukiran seperti sketsa ditemukan pada sebuah lempengan batu. Sketsa itu menunjukkan struktur besar yang digunakan untuk menyalurkan hewan liar ke dalam kandang atau tempat ternak disembelih.
Dilansir dari detikInet, perangkap berburu Zaman Batu itu ternyata sudah ada sejak 9.000 tahun yang lalu. Bentuknya yang mirip layang-layang membuat perangkap itu dinamai layang-layang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perangkap kuno ini ditemukan pertama kali oleh seorang pilot pada tahun 1920-an. Kala itu, si pilot menemukan bentuk lanskap menakjubkan di gurun Timur Tengah.
Bentuknya berupa dinding yang menyatu dan panjang. Memiliki panjang dari ratusan meter hingga 5 kilometer. Diyakini hal itu bertujuan untuk mendorong hewan menuju kandang besar. Ada lubang dengan kedalaman 4 meter.
"Struktur ini sangat besar. Ketika Anda berada di lapangan, sulit untuk memahami bagaimana bangunan tersebut dibangun, bagaimana tata letak dan bentuknya," kata arkeolog Wael Abu Azizeh, kepala kantor wilayah Yerusalem/Palestina di French Institute of the Near East dan salah satu penulis utama penelitian ini.
Bentuk layang-layang itu dianggap sebagai bangunan terbesar yang dibangun dalam sejarah manusia. Ada lebih dari 6.000 layang-layang yang telah ditemukan baik di Timur Tengah maupun di Asia Tengah. Bentuk itu paling banyak ditemukan di Arab Saudi bagian utara, Suriah bagian selaran dan Yordania bagian timur.
Bentuk dari layang-layang raksasa ini mengindikasikan bahwa orang yang membuat dan menggunakan perangkap itu memiliki pengetahuan yang canggih. Pembuat juga diyakini mampu memproses informasi spesial nan kompleks.
"Dalam hal perkembangan kognitif, hal ini sungguh luar biasa," kata Abu Azizeh seperti dikutip dari CNN.
Arkeolog melakukan penelitian terbaru. Mereka melaporkan dua temuan lempengan berukir yang ditemukan di Yordania dan Arab Suadi pada tahun 2015.
Salah satu artefak ditemukan di bekas pemukiman daerah Jibal al-Khashabiyeh, Yordania. Daerah tersebut dianggap merupakan rumah bagi delapan layang-layang.
Bentuk itu diyakini layang-layang lantaran salah seorang peneliti Abu Azizeh bisa mengetahui kondisi batu yang memiliki panjang 80 cm itu sudah berusia 7.000 tahun.
"Saya memikirkan gagasan tentang layang-layang di dekatnya dan hal itu muncul sangat tiba-tiba, sangat cepat. Dan bagiku itu adalah gambar layang-layang," kata Abu Azizeh.
Sementara itu, rekan-rekannya yang lain menemukan batu berukir yang lebih besar di wilayah Jebel az-Zilliyat. Panjangnya hampir 4 meter. Lempengan itu menggambarkan dua layang-layang berbeda kemungkinan dibuat 8.000 tahun lalu.
Bentuk, tata letak, dan proporsi ukirannya konsisten dengan sisa-sisa layang-layang yang sebenarnya. Penggambarannya pun sesuai dengan arah mata angin yaitu utara, timur, selatan dan barat.
Ukiran yang ditemukan itu juga mengungkap ukuran sebenarnya dari layang-layang. Sebab yang ditemukan memiliki skala sekitar 1:175. Sehingga ukuran sebenarnya layang-layang 175 kali lebih besar dari ukirannya. Sedangkan di Yordania, ukurannya 425 kali lebih besar dari skema yang ditandai pada lempengan yang ditemukan.
"Ukirannya sangat realistis dan akurat, dan terlebih lagi sesuai skala," kata studi tersebut.
Sementara satu-satunya pengecualian yaitu gambaran lubang dalam yang terlalu besar yaitu lingkaran pada batu tempat hewan-hewan akan disalurkan sebelum disembelih.
Satu-satunya pengecualian adalah gambaran lubang dalam yang terlalu besar, yakni lingkaran pada batu, tempat hewan-hewan tersebut akan disalurkan sebelum disembelih.
Abu Azizeh mengatakan lubang-lubang tersebut hampir tidak terlihat jika direproduksi sesuai skala, dan ukuran yang berlebihan mungkin menunjukkan pentingnya lubang tersebut sebagai lokasi di mana hewan-hewan tersebut sebenarnya disembelih.
Meski ada ukiran kuno di Eropa yang menggambarkan peta dan penggambaran layang-layang berburu yang lebih kasar telah ditemukan, kedua lempengan berukir ini adalah gambar skala tertua yang diketahui.
Namun, tidak banyak informasi soal sosok yang membuat layang-layang itu. Kemungkinan ini merupakan proyek skala besar yang melibatkan kelompok besar.
Artikel ini sudah tayang di detikInet, baca selengkapnya di sini
(dir/dir)