Mitos Kucing Hitam di Belahan Dunia, Ada Nasib Baik dan Buruk

Mitos Kucing Hitam di Belahan Dunia, Ada Nasib Baik dan Buruk

Hanifah Salsabila - detikJabar
Rabu, 25 Okt 2023 19:00 WIB
Ilustrasi mitos kucing hitam.
Foto: Istimewa
Bandung -

Ternyata mitos tidak hanya melingkupi tokoh terkenal atau tempat bersejarah saja. Hewan seperti kucing pun punya mitos yang dipercayai orang sejak abad pertengahan. Khususnya pada kucing berbulu hitam.

Beberapa negara menyebutkan kucing berbulu hitam sebagai pembawa sial. Di samping itu, ada pula negara-negara yang menganggap kucing sebagai pembawa keberuntungan. Anggapan ini memiliki akar kultural sejak abad pertengahan. Di mana, keberadaan penyihir adalah sesuatu yang dikutuk oleh banyak orang. Kala itu, warna hitam selalu dihubungkan dengan sesuatu yang buruk. Seperti burung gagak hitam yang terbang di sekitar pemakaman.

Mitos mengatakan, kucing hitam adalah penyihir yang menyamar. Ini bermula dari seekor kucing hitam yang terlihat berlari ke dalam sebuah rumah yang disebut-disebut dihuni oleh seorang penyihir. Maka, ketika kucing hitam terlihat berlalu lalang di malam hari, orang-orang menyebutnya sebagai penyihir yang tengah menyamar menjadi peliharan seseorang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kucing hitam juga disebut sebagai iblis dalam bentuk hewan yang dikirimkan penyihir untuk mengawasi manusia. Sebuah dokumen resmi gereja berjudul Vox in Rama yang dikeluarkan oleh Paus Gregory IX pada 1233 menyebutkan bahwa, "Di dalamnya, kucing hitam dinyatakan sebagai jelmaan setan,"

Akibat mitos yang menyebar di masyarakat di Eropa kala itu, pembunuhan kucing hitam bersama orang yang dianggap penyihir marak terjadi. Tidak seperti anjing yang relatif patuh pada pemiliknya, kucing yang sering bersikap sebagai "tuan" dianggap tidak memiliki rasa hormat pada otoritas, seperti halnya penyihir. Sifatnya yang independen tidak diterima dan tidak bisa ditoleransi di gereja, sama halnya dengan penyihir perempuan.

ADVERTISEMENT

Mitos yang hingga saat ini masih banyak dipercaya adalah kucing hitam membawa nasib buruk. Tak jarang masyarakat Indonesia pun memiliki anggapan serupa. Alhasil banyak kucing hitam yang tidak memiliki rumah.

Pada abad ke-16 Italia, jika seekor kucing hitam tidur di atas kasur yang sama dengan orang sakit, orang tersebut dianggap sudah dekat dengan kematian. Padahal ada anggapan lain yang menyebutkan bahwa kucing yang tidur dekat seorang manusia mampu menyerap energi negatif yang melingkupinya.

Di Amerika Utara, hingga saat ini dipercaya bahwa jika seseorang berpapasan dengan seekor kucing hitam akan mendapatkan kesialan. Sebaliknya, jika seseorang berpapasan dengan seekor kucing putih, ia akan menghadapi nasib baik. Selain itu, dipercaya juga bahwa jika seekor kucing hitam terlihat di pemakaman seseorang, maka akan ada anggota keluarga lain dalam keluarga tersebut yang meninggal dalam waktu dekat.

Bukan hanya mitos buruk, kucing hitam ternyata juga memiliki mitos baik di sejumlah negara. Mitos ini bermula saat Abad Mesir Kuno di mana kucing sebagai sosok yang didewakan karena disebut mirip dengan Bastet, Dewi Mesir untuk rumah, kesuburan, dan perlindungan dari penyakit. Di sana, kucing hitam dianggap sebagai nasib baik.

Jepang, Skotlandia, dan Prancis adalah sederet negara lain yang mempercayai bahwa kucing membawa nasib baik dan keberuntungan. Di Jepang, jika seorang perempuan menemukan seekor kucing hitam, artinya ia akan segera menemukan jodohnya.

Sementara di Skotlandia, jika seekor kucing ditemukan di depan rumah, artinya pemilik rumah akan dilimpahkan dengan kesejahteraan. Tak jauh berbeda, berpapasan dengan kucing hitam berarti akan ada hal baik dan magis dalam arti baik yang akan dihadapi.

Meskipun pada zaman dulu kucing hitam dianggap memiliki hubungan dengan penyihir, bagi pelaut di Eropa, kucing dapat menjadi sesuatu yang melindungi mereka ketika sedang berlayar. Pelaut kerap membawa serta seekor kucing saat berlayar agar terlindungi hingga mereka kembali ke daratan. Anggapan ini muncul karena kucing (bukan hanya kucing hitam) adalah pemburu yang andal. Di daratan, kucing dikenal dapat menekan populasi hewan pengerat seperti tikus. Hal yang sama juga berlaku di kapal laut. Tikus yang rentan membawa penyakit bisa dibasmi oleh kucing ketika ia dibawa serta di kapal laut. Sehingga, para pelaut bisa kembali ke daratan dalam keadaan sehat.

Berbeda dengan negara-negara lain, Jerman memiliki dua mitos yang saling berlawanan tentang kucing hitam. Masyarakat Jerman percaya, ketika melihat seekor kucing menyebrang dari kiri ke kanan, artinya ia membawa keberuntungan. Sebaliknya, jika ia menyeberang dari kanan ke kiri, artinya nasib buruk.

Namun, semua itu hanya sebatas mitos yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya secara logis. Kucing berbulu hitam tidak memiliki perbedaan yang besar dengan kucing berbulu putih atau warna lainnya.




(tya/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads