Jabar Hari Ini: Permohonan Maaf Ketok Servis di Puncak yang Viral

Jabar Hari Ini: Permohonan Maaf Ketok Servis di Puncak yang Viral

Tim detikJabar - detikJabar
Rabu, 01 Nov 2023 22:00 WIB
Unggahan video viral Ketok Servis di Puncak Cianjur
Unggahan video viral 'Ketok Servis' di Puncak Cianjur (Foto: Istimewa)
Bandung -

Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Rabu (1/11/2023). Mulai dari sejoli di Cianjur kepergok berduaan di toilet sekolah hingga kasus cacar monyet di Jabar bertambah.

Berikut rangkuman Jabar hari ini:

1. Sejoli Pelajar SMP di Cianjur Kepergok Berduaan di Toilet Sekolah

Sepasang siswa-siswi SMP di Cianjur digerebek tengah berduaan di toilet sekolah. Momen siswa yang diduga melakukan tindakan tak senonoh itu pun viral usai videonya tersebar.

Dalam video berdurasi 6.45 detik itu terlihat beberapa siswa berkumpul di depan pintu toilet. Mereka berusaha membuat siswa yang diduga tengah berduaan dalam toilet segera keluar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun meski sudah dibujuk dengan berbagai cara, kedua sejoli tersebut tidak kunjung keluar.Pada akhirnya seorang guru datang dan meminta keduanya keluar.

Bukannya segera membuka pintu, siswa lelaki malah berusaha kabur melalui jendela toilet. Siswa itu bahkan sempat memecahkan kaca jendela, namun lantaran posisinya terlalu tinggi, niatan itupun diurungkan. Keduanya akhirnya pasrah keluar toilet dan menemui guru serta para siswa yang sudah berkumpul di luar.

ADVERTISEMENT

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP 1 Cibeber Hamidi, mengatakan awalnya dia mendapatkan laporan dari siswa jika ada sepasang pelajar yang berduaan di WC.

"Saya kemudian ke WC untuk mengecek. Benar di dalam WC perempuan yang posisinya di paling pojok ada perempuan dan laki-laki di dalam satu kamar mandi," kata dia, Rabu (1/10/2023).

Menurutnya siswa laki-laki awalnya hendak kabur melalui jendela belakang. "Karena panik di luar banyak orang, jadi mau lewat jendela. Sudah dipecahkan. Tapi karena tinggi dan serpihannya membahayakan, tidak jadi kabur lewat belakang. Akhirnya membuka pintunya," kata dia.

Dia menjelaskan kedua siswa itu pun langsung dibawa ke ruang guru untuk dimintai penjelasan. Setelah beberapa kali menanyai, akhirnya siswa tersebut mengakui perbuatannya di dalam toilet sekolah tersebut.

"Pada akhirnya mengaku melakukan apa saja di dalam toilet. Tapi tidak sampai perbuatan asusila, pengakuannya memeluk dan mencium," kata dia.

Menurut dia, kedua siswa tersebut langsung diberi pembinaan dan dipanggil orang tuanya. "informasinya kedua siswa tersebut akan pindah sekolah. Tapi belum ada kabar lagi kapan orang tuanya akan datang ke sekolah," kata dia.

Di sisi lain, Kepala SMP 1 Cibeber Saepudin, mengatakan kedua siswa tersebut awalnya berdua di tengah lapang. Namun karena kepergok tengah pacaran, sehingga kabur ke toilet. "Mereka ini kan Pramuka, ada ketentuan tidak boleh pacaran. Karena malu jadi kabur ke toilet," kata dia.

Berbeda dengan Hamidi, Saepudin menyebut jika kedua siswa tersebut hanya kabur ke toilet karena malu, bukan melakukan perbuatan tak senonoh. "Di video yang beredar kan tidak ada mereka berbuat tak senonoh. Informasinya karena ketahuan berduaan jadi kaburbke toilet. Tapi dianggapnya berbuat hal lain," kata dia.

Dia menyebut kedua siswa kelas IX itu kini tidak masuk sekolah lantaran malu dengan kejadian tersebut. "Mereka siswa berprestasi, tapi karena ada kejadian tersebut jadi malu," kata dia.

Sementara itu, Kepala Bidang SMP Disdikpora Kabupaten Cianjur Helmi, mengatakan pihaknya juga sudah meminta penjelasan dari pihak sekolah terkait video viral tersebut.

"Sudah dimintai penjelasan, dibuat juga klarifikasinya. Penjelasan yang saya dapat dari Kepsek, tidak ada perbuatan tak senonoh. Tapi tetap karena berdua di toilet itu tidak dibenarkan, saya minta semuanya dibina," pungkasnya.

2. Anak Dibully hingga Patah Tulang Ketakutan Saat Sekolah

Kasus dugaan perundungan yang menimpa siswa Sekolah Dasar (SD) Swasta di Kota Sukabumi menemui babak baru setelah DS (43 tahun) ayah korban melaporkan kasus itu pada Polres Sukabumi Kota pada Senin 16 Oktober 2023 lalu.

DS pun mengungkap fakta baru terkait peristiwa kekerasan fisik dan verbal yang dialami anaknya. Dia mengatakan, korban anak berinisial L (9) sempat mendapatkan intimidasi dari pihak sekolah, guru dan beberapa temannya. Hal itu berdasarkan pengakuan langsung dari sang anak setelah sekian lama bungkam. Pihak sekolah dianggapnya seolah berusaha menutupi apa yang dialami sang anak selama di sekolah.

"Selama ini anak saya selalu menutup-nutupi, selalu membela yang baik untuk sekolah. Sudah terbuka, saya menyimpulkan selama ini anak saya berada di bawah tekanan, karena dia berbicara tidak sesuai dengan kenyataannya, berarti anak saya sangat tidak bahagia di sekolah jadi tidak mendapatkan ketenangan yang seharusnya," kata DS, Rabu (1/11/2023).

Lebih lanjut, tak hanya dilakukan oleh siswa, L juga diduga diintimidasi guru hingga kepala sekolah agar tidak menceritakan peristiwa perundungan yang dialaminya. Diketahui,

"Selama hari hari di sekolah, guru guru dan kepala sekolah itu terus mengintimidasi anak saya dan memastikan bahwa anak saya itu tidak bersuara, tidak speak up," ujarnya.

"Contohnya gini, anak saya dipanggil ke depan kelas ketika yang lain mengerjakan tugas 'kamu belum bilang kan sama orang tua kejadiannya? 'belum kok bu,' 'kalau misalkan kamu bilang ibu marah loh," sambung dia.

Menurutnya, perlakuan intimidasi itu tidak hanya terjadi satu kali melainkan terus berulang selama anaknya sekolah di sekolah swasta tersebit. DS juga mengatakan selama itu perilaku anaknya di rumah jadi tak biasa.

"Setiap hari anak saya itu bangun jam 03:00 WIB, jam 04:00 WIB saking takutnya mau berangkat ke sekolah, pernah saya memarahi, 'kamu itu ke sekolah mau ngapain? Kaya mau pergi perang. Jam 06:00 kurang itu dia nangis ketakutan, saya nggak berpikir kalau anak saya itu diintimidasi di sekolah selama ini," ucapnya.

"Saya berpikir anak itu bagus bangun pagi terus, padahal mah kaya gitu (takut jika telat akan dibully), posisi kita masih tidur, dia mah udah pake baju seragam, bangunin (orang tuanya) minta bukain pintu gerbang," tambah dia.

Perubahan perilaku yang dialami anaknya itu, diketahui telah terjadi sejak lama, bahkan sebelum terjadinya insiden yang mengakibatkan anaknya mengalami patah tulang lengan. Menurutnya yang harus diketahui bahwa ternyata ada tekanan yang berlebihan dari sekolah yang mengakibatkan perubahan prilaku pada korban.

Kemudian terkait pelaporan yang sudah dilakukan, pihaknya berniat untuk mengalihkan atas dugaan intimidasi yang dilakukan orang dewasa dalam kasus dugaan perundungan. Meski demikian, ia akan mengikuti proses hukum yang berlaku.

"Ya kita mah ikut saja dengan proses yang sudah berjalan karena laporan itu kan sekarang sudah melakukan pemeriksaan ke anak saya, juga ke pihak sekolah, dan anak-anak tapi sebelumnya itu belum ada laporan tentang intimidasi dari guru dan kepala sekolah. Jadi ini mungkin kita akan naikkan atau arah yang kita laporkan itu berganti ke orang-orang dewasanya yang terlibat di situ," kata DS.

Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota AKP Yanto Sudiarto membenarkan laporan dugaan perundungan itu sudah diterima. Pihaknya sudah memeriksa sejumlah saksi termasuk anak yang terlibat dengan hukum serta pihak sekolah.

"Memang kita Satreskrim Polres Sukabumi Kota telah menerima laporan polisi tanggal 16 Oktober 2023 dan sekarang kita tangani dalam proses penyelidikan. Sudah memeriksa beberapa orang saksi baik dari korban maupun pihak sekolah dan dari teman korban," kata Yanto.

"Setelah adanya laporan ini pasti kami dari pihak kepolisian akan melakukan tindakan lebih lanjut terhadap laporan ini. Kami akan layani masyarakat korban ini dengan baik dan melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap saksi-saksi lain," tutupnya.

3. Kasus Cacar Monyet Bertambah di Jabar, 2 Dinyatakan Suspek

Dinas Kesehatan Jawa Barat melaporkan penambahan kasus cacar monyet atau monkeypox (Mpox). Saat ini tercatat ada tiga kasus Mpox. Meski begitu, baru satu kasus yang dinyatakan positif cacar monyet, dua lainnya masih berstatus suspek.

"Total kasus di Jawa Barat ini ada tiga orang. Satu dinyatakan positif, dan dua dinyatakan suspek, belum bisa dinyatakan positif," ujar Kepala Dinas Kesehatan Jabar Vini Adiani Dewi, Rabu (1/11/2023).

Vini menuturkan, dua pasien suspek tersebut ditemukan pada Senin (30/10) kemarin. Menurutnya dua pasien itu berasal dari Bandung dan Bogor yang saat ini masing-masing sudah diisolasi di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), termasuk satu pasien yang dinyatakan positif.

Dia menyebut, Dinkes Jabar masih menunggu hasil laboratorium terkait uji spesimen dua kasus suspek itu. Dirinya berharap hasil laboratorium tidak menyatakan positif terhadap dua orang tersebut.

"Informasinya baru tadi (kemarin) malam. Ada masuk satu dari Bandung, dan satu lagi dari Kota Bogor. Itu sekarang di RSHS. Semoga ini berhenti, tidak dinyatakan positif," katanya.

Lebih lanjut, Vini mengatakan tracing terhadap dua orang yang dinyatakan suspek itu sedang dilakukan. Sebagai langkah antisipasi atas penularan cacar monyet, Vini menegaskan Dinkes Jabar telah mengedarkan surat pada 27 kabupaten kota termasuk menyiapkan obat penanganan terhadap pasien.

"Kami juga sudah menyiapkan obatnya, dan itu antivirus biasa, sama dengan penyakit cacar air. Langkah apa saja untuk penanganan juga sudah disampaikan ke kabupaten kota yang ada di Jawa Barat," jelas Vini.

4. Heboh Ketok Servis di Puncak, Polisi Turun Tangan

Video dugaan 'ketok servis' bermodus rem berasap di bengkel kawasan Puncak Cianjur viral di media sosial. Polisi turun tangan langsung mengecek dugaan 'curang' tersebut.

Video dugaan 'ketok servis itu viral di medsos usai salah seorang pemilik akun TikTok membagikan pengalamannya saat melintasi kawasan Puncak.

Dalam video berdurasi 1,35 menit itu yang diunggah itu terlihat seorang tukang bengkel tengah membongkar ban minibus warna putih. Namun di pertengahan video, ban tersebut kembali dipasang.

Pada video itu juga tertulis narasi 'Hati hati buat yang mau weekend daerah puncak modus rem rusak keluar asep, ternyata kena banyak'. "Buat temen temen yang mau weekend atau jalan jalan ke puncak jangan skip dulu ya videonya," ungkap pengunggah video.

Pemilik akun menjelaskan jika awalnya dia dengan suaminya melaju dari Bogor menuju Puncak Cianjur. Namun tiba-tiba ada seseorang yang memberitahu jika remnya mengeluarkan asap.

"Posisinya di puncak pas turun sedikit. Katanya ban mobil kita keluar asep sampe langsung dibuka. Aku sama suami sudah curiga karena mereka kaya komplotan banget Ada yang naik motor dan di tepi. Diarahkan ke sini langsung tahu tukang bengkelnya," tuturnya.

"Gak tanya mau diapain mobil tiba-tiba langsung fokus ke ban. Buat tremen temen hati-hati ya. Karena korban sudah dua, ada yang kena juga mobilnya di tepi," tambahnya.

Polisi turun tangan mengecek kebenaran video viral tersebut. Kasatreskrim Polres Cianjur Iptu Tono Listianto, mengatakan pihaknya sudah memanggil pemilik bengkel untuk dimintai penjelasan terkait video viral tersebut.

"Sudah dimintai keterangan," kata Tono.

Menurut Tono, dari hasil pemeriksaan memang didapati jika modus rem berasap terjadi. Namun pihak yang menjadi korban tidak membuat laporan, sehingga kepolisian hanya memberikan pembinaan kepada pemilik dan pegawai bengkel tersebut.

"Pelanggarannya ada. Tetapi korban tidak melanjutkan proses hukum. Yang bersangkutan tidak membuat laporan, kami pun belum dapat terhubung dengan yang mengunggah video tersebut. Tapi tetap kami lakukan pembinaan terhadap pemilik dan pegawai bengkel," ucapnya.

Di sisi lain, pemilik bengkel di kawasan puncak mengaku meminta maaf atas kegaduhan tersebut.

"Saya pemilik bengkel di kawasan Puncak Ciloto meminta maaf atas perbuatan saya yang merugikan orang lain. Saya juga sudah dimintai keterangan oleh Polres Cianjur," ungkap pemilik bengkel dalam video klarifikasinya.

5. Panji Gumilang Akan Jalani Sidang di PN Indramayu

Bareskrim Polri telah melimpahkan berkas pemeriksaan tersangka penodaan agama Panji Gumilang ke kejaksaan, Senin (30/10) kemarin. Pimpinan Ponpes Al-Zaytun itu dipastikan bakal menjalani persidangan di Kabupaten Indramayu.

Kasipenkum Kejati Jawa Barat Sri Nurcahyawijaya menjelaskan, sesuai kesepakatan, Panji Gumilang akan tetap mengikuti persidangan di PN Indramayu. Kejaksaan pun memastikan sudah berkoordinasi untuk persiapan sidang tersebut.

"Kalau untuk masalah persidangan, itu semua sudah keputusan bersama untuk sidang di sana (PN Indramayu)," katanya saat dikonfirmasi detikJabar via sambungan telepon, Rabu (1/11/2023).

Sri Nurcahyawijaya mengungkap Panji Gumilang saat ini sudah ditahan di Lapas Indramayu selama 22 hari ke depan. Saat ini, Jaksa Penuntut Umum (JPU) sedang merampungkan dakwaan untuk persidangan Panji Gumilang.

"Yang bersangkutan dilakukan penahanan di Lapas Indramayu 22 hari ke depan sejak 30 Oktober 2023," tuturnya.

Ia juga memastikan Panji Gumilang dalam kondisi sehat. Jaksa berencana melimpahkan surat dakwaan ke PN Indramayu pada pekan depan supaya perkara Panji Gumilang segera disidangkan.

"Pada saat kami terima tersangka dan barang bukti, tersangka telah dicek oleh Dinkes, dan layak untuk dilakukan penahanan. Seusai SOP, kami paling lama minggu depan lah (merampungkan surat dakwaan)," pungkasnya.

Panji Gumilang disangkakan melanggar Pasal 14 ayat (1) dan/atau Pasal 14 ayat (2) dan/atau Pasal 15 Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana dan/atau Pasal 156a huruf a KUHP dan/atau Pasal 45a ayat (2) jo Pasal 28 ayat (2) Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

(bba/yum)


Hide Ads