Pedagang Kaki Lima (PKL) di Taman Tegallega dan Alun-alun Kota Bandung akan ditata oleh Pemkot Bandung. Jika PKL biasa berdagang di sekitar gerbang timur Taman Tegallega di trotoar, kini letaknya di geser ke bagian sela-sela gerbang taman dan trotoar.
Trotoar Taman Tegallega pun kini sedang dalam proses perbaikan. Selain itu, bagian irigasi di Jalan Moch Toha juga bakal diperbaiki agar tak lagi jadi genangan saat hujan. Rencananya, 234 PKL di Taman Tegallega bakal menetap terus di lokasi yang telah ditentukan.
"Jadi ini ada space antara Taman Tegallega dan trotoar, ini kami manfaatkan untuk relokasi PKL sekitar 234 pelaku usaha. Setelah dipindahkan ini, trotoar Taman Tegallega diperbaiki. Ada juga yang pindah ke area barat sebanyak 68 PKL, ditambah di sana juga masih ada 270 PKL. Sebelah sini (timur) kan agak kumuh ya, tenda warnanya beda-beda, nanti kami mintakan bantuan dari Mayora untuk buat tenda komunal," ucap Kepala Diskop UKM Kota Bandung Atet Dedi Handiman, Rabu (1/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penataan PKL dilakukan secara bertahap di beberapa titik, tujuannya demi menjaga estetika kota dan perlahan memberikan pendekatan untuk menyelesaikan sampah sendiri. Kali ini, Pemkot Bandung menggandeng perusahaan swasta melalui program corporate social responsibility (CSR) dalam penataan PKL di dua lokasi.
Selain di Taman Tegallega, penataan juga akan dilakukan pada 140 PKL di Alun-alun Kota Bandung. Kata Atet, kondisi dagangan para PKL cenderung semrawut sebab berdempetan dengan parkir motor dan mobil Alun-alun Kota Bandung. PKL ini merupakan pindahan dari sekitar jalan Dalem Kaum dan Asia Afrika.
"Jadi tadi kita sudah garap basement Alun-alun, ada 140 PKL. Diatur supaya tempat parkir dan PKL lebih tertata. Kemudian lantainya diepoksi supaya lebih mudah untuk dibersihkan, sekaligus bangunan yang tidak memadai dikeluarkan oleh Satpol PP. Jadi November ini basement selesai, nanti sudah luar biasa fasilitasnya. Termasuk penerangan, insyaallah nanti akan ditambah," ucap Atet.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, kondisi darurat sampah yang masih berlangsung bakal mengarahkan para pedagang agar wajib memilah sampah. Terlebih di Taman Tegallega juga sudah ada enam lubang untuk timbun sampah organik.
"Sarana prasarana dari sponsor CSR ini sudah 75%, saya yakin dalam waktu dekat selesai. Alun-alun yang paling utama kan lahan parkir, tapi tetap ada ruang untuk 140 PKL yang dulu di jalan Dalem Kaum dll, jadi tidak ada lagi PKL yang kucing-kucingan. Selain itu juga mereka wajib menyelesaikan sampah, ini momentum kedaruratan jadi tetap sosialisasi dan penanganan sampah," ujar Ema.
Ia menegaskan dan meminta para pedagang agar setelah berjualan mampu menyelesaikan sampahnya secara mandiri. Nantinya, sampah organik yang sudah terpilah bakal ditimbun di enam lubang organik Taman Tegallega yang masing-masing kedalaman tiga meter.
"Tenda ini juga sifatnya tidak permanen, setelah jam 11 siang mereka kompak selesai dan barang-barang dibawa. Terakhir, tetap konsentrasi pada sampah, mereka wajib selesaikan sampah selama aktivitas dagang secara mandiri. Apalagi sekarang ruangnya ada untuk timbun sampah organik jadi silakan selesaikan. Kemudian akan ada TPST yang akan terbangun ya, meski pembangunannya agak lama," ucap Ema.
(aau/mso)