Bupati Sukabumi Marwan Hamami menyayangkan kondisi Gedung Graha Pemuda Sukabumi yang sudah lama dibiarkan terbengkalai. Ia meminta Aparat Penegak Hukum (APH) untuk masuk.
Hal itu diungkap Marwan saat diminta konfirmasi lebih jauh soal kondisi gedung tersebut. Menurutnya sudah bertahun-tahun sejak gedung itu dibangun namun belum juga bisa digunakan.
"Coba tanyain ke dinas dulu, kadisna ge (kadisnya juga) baru Perkim. Sayang benar sih (kondisi gedung) sebenarnya, ini sudah terlalu lama, harusnya APH masuk itu," kata Marwan, Senin (30/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Marwan, APH diharapkan bisa menyelidiki lebih jauh soal kondisi pembangunan gedung tersebut. "Ari nu kitu te ditingali (yang begitu tidak terlihat) kadang-kadang suka membingungkan juga itu harusnya tidak bisa, (kondisinya) sudah bertahun-tahun," ujar Marwan.
Jadi Rumah Hantu
Firman Nirwan Boestoemi, aktivis Benteng Aktivis Sukabumi Bersatu (BASB) mengatakan, kondisi terkini Gedung Garaha Pemuda Sukabumi sungguh memprihatinkan. Semak belukar menghiasi nyaris seluruh bagian gedung yang dibiayai APBD tersebut.
"Mungkin mau dijadikan rumah hantu, ajang uji nyali mungkin baru bisa. Sekarang sayang sekali belasan miliar Rupiah uang negara namun tidak bermanfaat karena lama tidak selesai-selesai," ungkap Firman.
Firman juga meminta Aparat Penegak Hukum (APH) baik itu kepolisian maupun kejaksaan untuk memeriksa pembangunan gedung tersebut karena sudah terlalu lama.
"Mudah-mudahan APH bisa memeriksa apakah ada dugaan korupsi atau tidak terhadap proses pembangunan gedung tersebut. Mau itu kepolisian atau kejaksaan, bisa secara rinci menyelidiki kenapa uang APBD sudah dipakai, tapi gedung sama sekali belum bisa digunakan," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Gedung Graha Pemuda Kabupaten Sukabumi terbengkalai. Padahal pembangunan gedung tersebut menghabiskan anggaran hingga belasan miliar Rupiah.
Pantauan detikJabar di lokasi Graha Pemuda Sukabumi, gedung tersebut berada di area kompleks Gelanggang Olahraga (GOR) Palabuhanratu, Jalan Ahmad Yani, Kabupaten Sukabumi. Bangunan itu berdiri gagah di antara semak belukar dan pohon liar.
Kondisi bagian dalam bangunan lebih miris lagi, dedaun merambat di antara lantai yang belum dipasangi keramik. Begitu juga di lantai dua, banyak kotoran binatang. Jendela belum sempurna terpasang.
(sya/mso)