Nasib halte-halte bus di Trans Metro Bandung (TMB) jadi sorotan. Salah satu fasilitas transportasi umum yang jadi tempat transit dan naik turun penumpang TMB ini terlihat memprihatinkan. Masyarakat pun mengeluhkan kondisinya yang tak lagi fungsional.
Menanggapi hal tersebut, Kabid Sarana dan Prasarana Transportasi Dishub Kota Bandung Panji Kharismadi mengaku halte di kotanya saat ini dalam kondisi tidak ideal. Ia pun berjanji pihaknya akan terus melakukan upaya terbaik untuk merawatnya.
"Memang halte kota Bandung saat ini dalam kondisi tidak ideal. Salah satunya halte di Jalan Ahmad Yani Kosambi dan Halte Kiara Artha Park. Kami akan melakukan upaya baik itu dengan memelihara dari sisi konstruksi, kebersihan, dan keindahan bahkan membangun halte dengan bentuk atau desain yang lebih fungsional," kata Panji menjelaskan pada detikJabar, Kamis (26/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi dua halte tersebut kemudian berusaha ditindaklanjuti dengan melakukan pembersihan. Ia memastikan bahwa setiap harinya akan ada dua tim yang melaksanakan monitoring dan pemeliharaan halte.
"Masing-masing tim berjumlah 4 orang, tim tersebut melaksanakan kegiatan pemeliharaan baik konstruksi ringan maupun kebersihan, bisa sampai 3 atau 4 halte yang dapat dilakukan pemeliharaan setiap harinya," ucapnya.
Panji pun turut menanggapi suara masyarakat yang mengeluh karena fungsi dan wajah halte dirasa tak lagi optimal. Katanya, Dishub akan melakukan inventarisir dan usulan untuk penghapusan terhadap halte-halte yang secara fisik sudah tidak layak dan tidak optimal digunakan masyarakat.
Ia mengatakan, untuk saat ini sign atau rambu bus stop diyakini sebagai salah satu solusi yang bisa dilakukan untuk menggantikan halte-halte yang tak optimal itu. Sebab, ia mengaku bus belum bisa dituntut untuk wajib menaik turunkan penumpang di halte sebab supir masih perlu kejar setoran.
"Tahun ini sudah ada 41 titik yang telah dihapuskan, itu terdiri dari 24 halte angkutan umum dan 17 shelter Trans Metro Bandung Koridor 1. Kemudian kami ganti fasilitas tempat naik dan turun penumpang dengan rambu atau signage, dan membangun dua halte baru. Kegiatan pemeliharaan konstruksi skala sedang juga kami lakukan di 21 titik lokasi halte dan saat ini sedang berjalan," ujar Panji.
"Belum bisa (harus naik dan berhenti di halte), karena kalau memang sudah ada moda seperti TransJogja dan TransJakarta, ya pasti berhenti di halte karena driver tidak lagi dikejar setoran," lanjutnya menjelaskan.
Panji pun menambahkan, rencananya pada tahun 2024 Dishub Kota Bandung sudah menyiapkan anggaran untuk membangun halte baru dan rambu sebagai pengganti halte sementara.
"Tahun depan akan dibangun halte di delapan titik lokasi, pemeliharaan konstruksi skala ringan, dan melaksanakan kegiatan pembersihan halte setiap harinya. Kemudian rambu/signage naik turun penumpang serta marka bus stop akan diberikan di 132 titik," kata Panji.
(aau/dir)