Pecahnya Pertempuran Tentara Republik Melawan Laskar Rakyat di Karawang

Lorong Waktu

Pecahnya Pertempuran Tentara Republik Melawan Laskar Rakyat di Karawang

Irvan Maulana - detikJabar
Senin, 23 Okt 2023 13:00 WIB
Mayor dokter Soeroto Koento (kiri) dan Letkol Moeffrani Moemin (kanan) saat memimpin Resimen Cikampek
Mayor dokter Soeroto Koento (kiri) dan Letkol Moeffrani Moe'min (kanan) saat memimpin Resimen Cikampek (Foto: Istimewa).
Karawang -

Pecahnya permusuhan antar pejuang, terjadi pada saat agresi militer Belanda I. Hal itu dipicu oleh hilangnya Letkol Soeroto Koento, bersama staf dan ajudannya di Desa Warungbambu, Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang.

Sejarawan Karawang Sukarman menceritakan, Letkol Soeroto Koento Komandan Resimen VI Cikampek, bersama kepala stafnya Mayor Adel Sofjan, dan pengawalnya Kopral Muhajar, beserta sang sopir Prajurit Murad, hilang di Warungbambu, pada malam hari tanggal 26 November 1946.

"Letkol Soeroto Koento bersama rombongannya hilang, sesaat sebelum menjalankan tugas perundingan bersama pihak sekutu, yang akan dilakukan pada tanggal 28 November 1946," ucap Sukarman, saat ditemui detikJabar, di kediamannya, Desa Balongsari, Kecamatan Rawamerta, Kabupaten Karawang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah hilangnya Letnan Kolonel Soeroto Koento, Panglima Divisi Siliwangi Kolonel Nasution kemudian menunjuk Mayor Sadikin sebagai Komandan Resimen VI Cikampek, dan Mayor dokter Ery Soedewo untuk melanjutkan tugas Soeroto Koento.

"Mayor Sadikin bersama Mayor dokter Ery Soedewo mengepalai delegasi Indonesia yang dibantu Kapten Soewarjono dan Kapten Salam dari Staf Resimen untuk berunding, bersama sekutu," kata dia.

ADVERTISEMENT

Sambil melanjutkan program reorganisasi, Mayor Sadikin yang sudah dinaikan pangkatnya setelah menjabat sebagai Komandan Resimen Cikampek, kemudian memerintahkan semua unsur Resimen Cikampek mencari Letnan Kolonel Soeroto Koento dan rombongannya yang hilang.

"Mayor Sadikin memimpin pencarian Letkol Soeroto Koento, tapi hasilnya negatif, ia dan beberapa orang perwira sudah menduga bahwa, penculikan Letnan Kolonel Soeroto Koento dan rombongan itu kemungkinan besar dilakukan oleh Lasykar Rakyat Jakarta Raya," ucapnya.

Alasan Lasykar Rakyat menghilangkan Letkol Soeroto Koento sendiri, dikarenakan tidak setuju adanya perundingan dengan pihak musuh atau sekutu.

"Dugaan itu muncul (penuclikan Letkol Soeroto Koento oleh Lasykar Rakyat), dikarenakan mereka tidak setuju dengan perundingan bersama musuh, jadi yah musuh harus dilawan bukan harus berunding, selain tu juga mereka beraliran kiri yang selalu melakukan oposisi terhadap pemerintah," ungkapnya.

Setelah hilangnya Letnan Kolonel Soeroto Koento hubungan antara tentara Republik dan Lasykar Rakyat Jakarta Raya menjadi lebih buruk lagi.

"Dalam suasana yang makin panas itu, pada saat tentara Resimen Cikampek sedang melakukan reorganisasi, Lasykar Rakyat di daerah Tambun telah melucuti tentara Resimen Cikampek yang sedang bertugas di garis demarkasi," ujar dia.

Dengan kejadian ini, permusuhan antara tentara Republik dan Lasykar Rakyat menjadi permusuhan terbuka. "Panglima Divisi Siliwangi Kolonel Nasution kemudian memutuskan memberi hukuman kepada Lasykar Rakyat," ungkap Sukarman.

"Persenjataan mereka memang kuat, mereka juga mungkin sudah mempunyai perhitungan bahwa, tentara Republik tidak akan mengambil resiko berperang melawan Lasykar Rakyat," lanjutnya.

Divisi Siliwangi Kolonel Nasution memutuskan memberi hukuman kepada Lasykar Rakyat, bala bantuan telah dikirimkan ke Karawang yang terdiri dari beberapa batalyon dari Resimen Priangan Timur di bawah pimpinan Letkol Soetoko dan Batalyon berjulul Beruang Merah di bawah pimpinan Mayor Abdullah Saleh.

"Banyak anggota Lasykar Rakyat yang menyerah melawan Batalyon Beruang Merah dari Resimen Priangan Timur, dan kemudian tentara Lasykar Rakyat ditawan," kata Sukarman.

Namun banyak dari pasukan Lasykar Rakyat juga berhasil melarikan diri, melewati garis demarkasi terus masuk daerah yang diduduki oleh tentara Belanda.

"Tapi mereka (Lasykar Rakyat) akhirnya menyerah juga. Pasuan ini terkenal memiliki persenjataan yang terkuat diantara kesatuan lainnya di Karawang," pungkasnya.

(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads