Civitas Akademika di Jabar Diajak Ubah Sampah Jadi Cuan

Civitas Akademika di Jabar Diajak Ubah Sampah Jadi Cuan

Wisma Putra - detikJabar
Sabtu, 21 Okt 2023 14:00 WIB
Tumpukan sampah di Pasar Sederhana, Kota Bandung meluber ke badan jalan
Tumpukan sampah di Pasar Sederhana, Kota Bandung meluber ke badan jalan (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung -

Pengelolaan sampah organik di kawasan Cekungan Bandung masih rendah. Dari angka 100 persen, hanya 2,7 persennya saja sampah organik yang dikelola, sedangkan 97,3 persennya tidak terolah.

Seperti di Kota Bandung daei 1.594 ton timbulan sampah per harinya, hanya sekitar 4,2 persen sampah organik yang terkelola. Sampah yang tidak terkelola itu, dibuang ke TPA, TPS, sungai, jalanan, bahkan ada juga yang dibakar.

"Cekungan Bandung, kapasitas organik baru 2,7 persen, kecil sekali di bawah 5 persen, ini jadi PR kita, bersama-sama tingkatkan pengolahan organik," kata Staf Ahli Gubernur Bidang Pembangunan Dodo Suhendar dalam Sosialisasi Pengelolaan Sampah Pada Masa Darurat Sampah Bandung Raya di Kawasan Pendidikan, Sabtu (21/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sosialisasi Pengelolaan Sampah Pada Masa Darurat Sampah Bandung Raya digelar Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar yang dihadiri oleh Kepala Sekolah SMA dan SMK di Jabar dan komunitas pegiat sampah.

Dodo menyebut, 97,3 persen sampah organik yang belum dikelola ini, sebetulnya berpotensi menghasilkan banyak cuan.

ADVERTISEMENT

"Artinya 97,7 persen mindset sampah organik dibuang begitu saja. Padahal bisa diolah dan hasilkan cuan. Mari rubah mindset, pemerintah dan komunitas lingkungan hidup berjalan bersama-sama," ungkapnya.

"Mau jadi pupuk atau kompos, ini jadi cuan supaya indiktor pengelolaan sampah organik naik, bisa jadi 30 persen bahkan 50 persen," tambahnya.

Berbicara soal sampah, Dodo juga menyoroti terkait pertumbuhan manusia Jawa Barat di mana jumlah penduduk Jabar di Tahun 2022 sekitar 50 juta dan di Tahun 2030 akan mencapai sekitar 55 juta.

Untuk timbulan sampah tertinggi di Jabar terbagi di tiga wilayah, di antaranya Bogor Raya, Bandung Raya dan Cirebon Raya.

"Saya lihat tiap tahunnya 15,6 persen kenaikan timbulan sampah. Per hari sekitar 25.300 ton sekian, kalau dibiarkan penuh dengan sampah, kita teringat dengan kejadian bencana sampah di Cimahi, ketika sampah meledak langsung mengubur rumah-rumah di bawahnya," jelasnya.

Dodo menyebut, dari dari sekitar 25.300 ton sampah perharinya, 20 persen di antaranya merupakan sampah plastik atau sampah yang sulit terurai.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Jabar Wahyu Minaya, mengajak kepada warga di dunia pendidikan Jabar agar dapat melakukan pengelolaan sampah, khususnya sampah organik.

"Saya lihat di SMK 8 Bandung dari 100 kilogram sampah organik bisa jadi 1 kilogram berbentuk kompos dan bisa digunakan untuk pupuk tanaman," ujarnya.

Apa yang dilakukan SMK 8, juga dapat diikuti oleh sekolah lainnya di Jabar dalam pengelolaan sampah.

"Saya yakin diseluruh sekolah bisa membangun kebaikan tentang sampah, sudah bangun dan disalurkan kebaikan kepada seluruh siswa," pungkasnya.

(wip/yum)


Hide Ads