Peringatan HUT Kota Tasikmalaya ke 22 diwarnai oleh aksi demonstrasi elemen mahasiswa, Selasa (17/10/2023). Massa menggelar orasi di halaman kantor DPRD Kota Tasikmalaya Jalan RE Martadinata, tempat digelarnya seremonial atau rapat paripurna peringatan hari jadi.
Massa yang terdiri dari puluhan aktivis itu menggelar parade orasi. Mereka menyampaikan kritik atas berbagai persoalan di Kota Tasikmalaya. Selain itu massa juga membakar ban di tengah jalan.
Sempat terjadi ketegangan ketika polisi memutuskan membuka arus lalu lintas sehingga jalannya aksi demonstrasi terganggu. Namun tak lama polisi kembali menutup arus lalu lintas. Ketegangan lain terjadi ketika massa ingin masuk ke kantor DPRD, namun dicegah oleh polisi. Beruntung ketegangan tak sampai menjadi bentrokan. Kedua belah pihak bisa menahan diri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koordinator aksi Heru Muhtar menjelaskan aksi demonstrasi ini didorong oleh keresahan masyarakat di momentum hari jadi Kota Tasikmalaya yang masih terlilit banyak persoalan.
"Atas dasar keresahan masyarakat kami dari Aliansi Mahasiswa Bersatu Tasikmalaya ingin mempertanyakan segudang permasalahan di Tasikmalaya," kata Heru.
Dia memaparkan beragam permasalahan itu diantaranya masalah lingkungan yang menurut dia belum diselesaikan dengan jelas.
"Di antaranya masalah lingkungan, belum ada solusi pengelolaan sampah yang jelas. Kemudian keberadaan tambang ilegal yang berdampak pada kelestarian ekosistem lingkungan," kata Heru.
Dia juga menyoroti masalah defisit anggaran. Menurut dia salah satu penyebab masalahnya adalah kebocoran pendapatan dari sektor pajak dan retribusi.
"Defisit anggaran juga jadi masalah, hasil analisa kami salah satunya dipicu akibat pajak dan restribusi bocor, makanya pembangunan mengalami keterlambatan," kata Heru.
Persoalan lain yang jadi sorotan adalah masalah penurunan angka kemiskinan yang menurut dia merupakan klaim sepihak.
"Masalah kemiskinan juga, Pj Wali Kota klaim angka kemiskinan turun. Padahal hanya dijadikan alat kepentingan di peringatan hari jadi. Faktanya kemiskinan belum jelas penyelesaiannya, indikator turunnya belum jelas," kata Heru.
Di tempat lain Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah mengatakan penurunan angka kemiskinan yang dirilis oleh BPS menjadi kado hari jadi Kota Tasikmalaya.
"Alhamdulillah hari jadi ke-22 Kota Tasikmalaya kita dapat hadiah luar biasa. Berdasarkan data BPS, kemiskinan turun 12,72 menjadi 11,53 persen. Ini penurunan paling tinggi se-Jabar dan salah satu tertinggi secara nasional," kata Cheka.
Dia mengatakan penurunan angka kemiskinan itu merupakan hasil dari beberapa program yang telah dilakukan. Salah satunya dengan cara melakukan verifikasi ulang terhadap data kemiskinan dan penerima bantuan pemerintah.
"Treatment yang kita lakukan adalah mendata penerima bantuan. Bisa jadi banyak yang harus diberikan, tapi mencari yang tepat itu sulit. Jadi kita berikan program yang tepat sasaran. Ketika ada 1098 praja IPDN, kita deteksi satu per satu. Itu sangat membantu dalam melakukan treatment," kata Cheka.
Hal lain yang dilakukan adalah dengan optimalisasi program-program pengentasan kemiskinan. "Termasuk program-program lain juga kita optimalkan," kata Cheka.
Lebih lanjut Cheka juga mengakui bahwa tantangan yang dihadapi Pemkot Tasikmalaya untuk melakukan program-program pembangunan cukup besar.
Menurut Cheka indeks pembangunan manusia Kota Tasikmalaya tinggi, sehingga memiliki ekspektasi yang tinggi juga terhadap kinerja pemerintah.
"Kita ini memiliki harapan besar. IPM kita itu tinggi. Jadi wajar kalau ekspetasi masyarakat tinggi. Itu jadi tantangan bagi kami di pemerintahan," kata Cheka.
(dir/dir)