Fakta dan Sejarah Hari Kanker Payudara Sedunia 2023

Fakta dan Sejarah Hari Kanker Payudara Sedunia 2023

Dini Putri - detikJabar
Kamis, 19 Okt 2023 02:30 WIB
Ilustrasi kanker payudara
Ilustrasi Hari Kanker Payudara Sedunia. Foto: iStock
Bandung -

Setiap tanggal 19 Oktober diperingati sebagai Hari Kanker Payudara Sedunia. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kanker payudara. Ini adalah momen penting yang mengingatkan kita akan tantangan yang dihadapi oleh jutaan wanita di seluruh dunia yang menderita penyakit ini.

Tanggal peringatan Hari Kanker Payudara Sedunia masih menjadi sumber perdebatan yang belum pasti hingga saat ini. Universidad de Mendoza merujuk pada tanggal 19 Oktober sebagai International Day of Fight Against Breast Cancer atau Hari Internasional untuk Melawan Kanker Payudara.

Di sisi lain, National Breast Cancer Foundation menyebut Jumat ketiga bulan Oktober sebagai National Mammography Day atau Hari Mamografi Nasional. Untuk tahun ini, tanggal 20 Oktober 2023 menjadi hari yang relevan. Mamografi adalah salah satu metode penting dalam upaya deteksi dini kanker payudara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, pemerintah AS telah menetapkan tanggal 13 Oktober sebagai Hari Kesadaran Kanker Payudara Metastatik, sementara pada tahun 2021, Presiden Joe Biden menetapkan tanggal 17 hingga 23 Oktober sebagai Minggu Kesadaran Kanker Payudara Pria untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya kanker payudara bahkan pada kaum pria.

Namun, menurut informasi yang disampaikan oleh Wakil Ketua Lovepink Indonesia, Tri Oetami, Hari Kanker Payudara Sedunia dirayakan pada tanggal 26 Oktober. Beberapa wilayah di Indonesia juga mengikuti praktik ini dan merayakan momen ini pada tanggal 26 Oktober.

ADVERTISEMENT

Jadi, pilihan tanggal peringatan Hari Kanker Payudara Sedunia dapat bervariasi tergantung pada negara dan organisasi yang merayakannya. Yang terpenting adalah semangat kesadaran dan upaya untuk mengatasi kanker payudara yang mendasarinya, terlepas dari tanggal yang dipilih.

Sejarah dan Simbolisme

Hari Kanker Payudara Sedunia pertama kali dirayakan pada tahun 1985, ketika American Cancer Society, bekerja sama dengan perusahaan farmasi AstraZeneca (Produsen obat-obatan anti-kanker) mendirikan Bulan Kesadaran Kanker Payudara Nasional di Amerika Serikat. Inisiatif ini kemudian menyebar ke berbagai negara dan bertransformasi menjadi gerakan global yang menggalang kesadaran tentang kanker payudara.

Peringatan ini semakin mencuri perhatian masyarakat saat Betty Ford, istri dari Presiden AS ke-38, Gerald Ford, memberikan dukungan. Betty Ford, seorang yang telah melalui pengalaman kanker payudara, menjadi salah satu tokoh yang menggagas Hari Kanker Payudara Sedunia.

Salah satu simbol utama yang menandakan dukungan pada pencegahan kanker payudara adalah pita berwarna merah muda. Simbol ini pertama kali digunakan pada tahun 1992 dalam kampanye yang diadakan oleh Estée Lauder Companies yang mendistribusikan 1,5 juta pita pink kepada masyarakat sebagai simbol peringatan penting ini. Pita merah muda adalah simbol solidaritas dalam perang melawan kanker payudara dan pengingat akan pentingnya kesadaran dan dukungan.

Fakta Kanker Payudara di Indonesia

Dilansir dari situs Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kanker payudara menduduki peringkat teratas dalam hal jumlah kasus kanker terbanyak di Indonesia dan merupakan penyebab utama kematian akibat kanker. Berdasarkan data dari Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6 persen) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Sementara itu, jumlah kematian akibat kanker payudara melebihi 22 ribu kasus.

Perlu dicatat bahwa sekitar 43 persen dari kematian akibat kanker dapat dicegah melalui deteksi dini yang teratur dan menghindari faktor risiko yang berkontribusi pada perkembangan kanker. Selain tingkat kematian yang signifikan, penanganan kanker yang terlambat juga mengakibatkan beban finansial yang semakin meningkat. Pada periode 2019-2020, biaya pengobatan kanker mencapai sekitar 7,6 triliun rupiah melalui BPJS.

Strategi Nasional Penanggulangan Kanker Payudara Indonesia mencakup tiga pilar utama, yaitu promosi kesehatan, deteksi dini, dan pengelolaan kasus. Secara lebih rinci, pilar-pilar ini bertujuan untuk mencapai target berikut: 80% perempuan usia 30-50 tahun menjalani deteksi dini kanker payudara, 40% kasus didiagnosis pada tahap 1 dan 2, serta pasien mendapatkan pengobatan dalam waktu 90 hari setelah diagnosis.

Pencegahan Kanker Payudara dengan metode CERDIK

Beberapa penelitian mencatat bahwa kanker payudara memiliki hubungan erat dengan faktor hormonal dan aspek genetik. Meski begitu, yang perlu ditekankan adalah pencegahan utama, yaitu dengan menjauhi faktor risiko kanker melalui gaya hidup yang sehat dan menghindari paparan asap rokok. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia mengkampanyekan pencegahan Kanker Payudara dengan CERDIK.

CERDIK singkatan dari Cek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet seimbang, istirahat cukup, dan kelola stres.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads