Meski kota Bandung akhir-akhir ini mulai diguyur hujan, tapi suhu panas masih terasa. Musim kemarau yang cukup ekstrim masih terjadi, menyebabkan kota Bandung tak lagi terasa sejuk.
Dilihat detikJabar dalam Open Data Kota Bandung, disebutkan tahun 2023 menjadi tahun terpanas bagi warga Kota Bandung setidaknya dalam 4 tahun terakhir ini. BMKG mencatat suhu maksimum Kota Bandung mencapai 35,6 derajat celcius pada tanggal 8 Oktober 2023.
Sebab sepanjang tahun 2020, suhu terpanas ada di 33 derajat celcius pada bulan September. Di bulan yang sama pada tahun 2021, suhu tertinggi hanya 30,2 derajat celcius.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suhu tertinggi di tahun 2022 juga terjadi di bulan September yakni 32,2 derajat celcius. Namun pada tahun 2023, peningkatan suhu di kota Bandung sudah mulai dirasakan pada bulan Maret-April yakni 32 derajat celcius, meningkat pada Mei 33,4 derajat celcius, lalu September di 34,8 dan Oktober 35,6 derajat celcius.
Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna pun mengimbau masyarakat waspada. Selain dengan cuaca panas yang mudah membuat dehidrasi, juga terhadap potensi bencana kebakaran terutama saat musim kemarau. Sebab kini kebakaran di kota Bandung terbilang cukup sering terjadi.
"Saya mengingatkan, kalau melihat data dan kejadian yang ada. Bencana kebakaran di Kota Bandung masuk kategori cukup tinggi," kata Ema, Senin (16/10/2023).
Ia pun menginstruksikan kepada aparat kewilayahan untuk terus mengedukasi masyarakat terkait mitigasi bencana kebakaran. Katanya, para lurah dan camat harus memaksimalkan peran relawan untuk melakukan langkah antisipatif terhadap potensi bencana kebakaran.
"Saya minta unsur kewilayahan, camat dan lurah mengoptimalkan seluruh relawan dalam kebencanaan terutama kebakaran untuk terus mengingatkan masyarakat untuk waspada dan antisipatif. Jangan sampai ada keteledoran yang mengakibatkan kebakaran. Saat ini kita masih masuk dalam musim kemarau," ujarnya.
Selain itu tentu sebagai OPD terkait, Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung, yang diminta harus meningkatkan kewaspadaan terutama menghadapi potensi bencana lainnya. Sebab musim kemarau ekstrim dan terpaaan angin yang lebih kencang tentu bisa jadi potensi musibah yang harus dihindari.
Sekretaris Diskar PB Kota Bandung Iwan Rusmawan mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi kebakaran di tengah musim kemarau. Ia pun mengajak masyarakat untuk mengecek seluruh saluran-saluran listrik sebab mayoritas kebakaran di Kota Bandung didominasi oleh korsleting listrik. Masih ada masyarakat yang belum paham, kalau kabel listrik atau terminal itu memiliki batas waktu pemakaian.
"Hati-hati saluran listrik, charger, kompor, dan sebagainya. Mayoritas penyebab kebakaran itu korsleting, kita edukasi ke teman-teman, kabel itu ada umurnya," kata Iwan.
Selain itu, masyarakat juga dihimbau agar tak membakar sampah. Darurat sampah memang masih terjadi di kota Bandung, tapi membakar sampah bukanlah solusi. Musim kemarau seperti ini akan menjadi bahaya jika masyarakat tak awas dan tetap melakukan pembakaran sampah.
"Hindari membakar sampah saat terik matahari sebab cepat merambat dan alang-alang mudah terbakar," tambahnya.
(aau/tey)