Kemajuan zaman di abad ke-21 ini menuntut elemen pendidikan terus menyesuaikan proses dan output hasil pendidikan. Salah satu cara untuk mewujudkan pendidikan berkualitas melalui pembelajaran abad 21 bisa dilakukan dengan kegiatan meneliti dalam Kelompok ilmiah Remaja (KIR).
Untuk diketahui, dalam pembelajaran abad 21 terhadap peralihan kurikulum yang menuntun sekolah untuk mengubah pendekatan pembelajaran dari teacher centred menjadi student centered. Hal ini sesuai dengan tuntutan masa depan, agar peserta didik memiliki kecakapan berpikir dan belajar.
Pembelajaran Abad 21 mengintegrasikan kemampuan literasi, kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta penguasaan terhadap teknologi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala SMA Taruna Bakti Asep Gunawan, S.Pd.,M.Si.,Gr, mengungkapkan dalam penerapan pembelajaran abad 21, pihaknya menghadirkan kegiatan KIR melalui ekstrakurikuler di lingkungan SMA Taruna Bakti yang disiapkan untuk menerapkan pembelajaran abad 21 secara komprehenshif.
Kegiatan ini tidak hanya dimaksudkan untuk menerapkan pembelajaran abad 21, namun untuk meraih prestasi demi kebanggaan sekolah dan bangsa.
"Hal ini sudah terbukti dengan pencapaian ekskul KIR SMA Taruna Bakti di tingkat nasional maupun internasional dengan memperoleh medali sebagai penanda prestasi," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Minggu (15/10/2023).
Baru-baru ini, KIR SMA Taruna Bakti mencetak prestasi raihan medali perunggu pada ajang International Science Project Olympiad (INSPO) Turki 2023 yang diikuti oleh 13 negara di dunia. Sebelumnya, KIR SMA Taruna Bakti juga pernah meraih Grand Winners pada ajang bergenggi lainnya, yakni International Forum of Scientific Youth <
Kegiatan meneliti dinilai sangat penting dalam mewujudkan pembelajaran abad 21 yang benar-benar berkualitas. Sebab meneliti sangat erat kaitannya dengan paradigma pembelajaran abad 21, yaitu belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas dengan guru sebagai satu-satunya sumber belajar yang menjelaskan materi penjelasan kepada peserta didik.
![]() |
Saat meneliti, peserta didik didorong belajar secara aktif (tidak disuapi materi) mencari sumber belajar, sehingga terjadi pembelajaran aktif: mencari, memilih, menemukan, menganalisis, menyimpulkan, mengomunikasikan hasil belajar.
Pembelajaran KIR di SMA Taruna Bakti mengedepankan 5 kemampuan, yakni Creativity and Innovation, Collaboration, Communication, Critical Thinking and Problem Solving, dan Computational Thinking.
Lebih lanjut, dalam kegiatan meneliti, kemampuan literasi peserta benar-benar dibutuhkan untuk menjawab permasalahan yang berkembang ilmu pengetahuan. Dengan demikian peserta didik memiliki kecapakapan pengetahuan untuk bekal di masa depan.
(akd/akd)