Penurunan nilai dalam sistem pendidikan disebabkan dari akumulasi proses pendidikan yang mengedepankan transformasi knowledge daripada transformasi value. Hal ini perlu tanggung jawab dari semua pihak untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan mengembalikan esensi pendidikan sebagaimana mestinya.
Kepala SD Taruna Bakti Irma Meirani mengatakan selain metode pengajaran, hal yang penting lainnya dalam pola pembelajaran adalah empati. Dengan empati bisa membantu siswa untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.
"Di samping metode pengajaran dan kurikulum, faktor manusiawi, seperti empati, berperan penting dalam membantu siswa untuk tumbuh dan berkembang," sebut Irma dalam keterangan tertulis, Kamis (11/10/23).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada konteks pendidikan, melibatkan empati dalam penerapannya berarti guru mampu merasakan dan memahami kebutuhan siswa. Pada akhirnya siswa dapat memberikan dukungan yang lebih efektif dan termotivasi untuk lebih giat belajar.
Guru perlu memahami apa yang siswa butuhkan, guru juga dapat melakukan penilaian untuk mengetahui karakteristik siswa. Setiap siswa memiliki potensi yang berbeda-beda, melalui bimbingan serta arahan yang tepat siswa akan menjadi individu yang unggul sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Jika guru sebagai orang yang memimpin pembelajaran dapat memberikan dan melaksanakan kegiatan belajar di kelas secara efektif dengan empati, maka diharapkan tujuan pembelajaran pun dapat tercapai sehingga potensi siswa dapat berkembang secara positif.
"Program-program SD Taruna Bakti dirancang untuk menumbuhkan potensi dan kreativitas berpikir siswa. Dengan empati akan ada pemahaman yang dalam antara guru dan siswa, ketika guru memahami perasaan dan pandangan siswa, pembelajaran menjadi lebih bermakna. Guru yang peduli akan membantu siswa tumbuh dan berkembang secara menyeluruh," tutup Irma.
![]() |
Inilah 3 contoh pola pengajaran dengan rasa empati, di antaranya:
1. Memberikan perhatian penuh pada siswa saat mereka menyampaikan pendapat. Jangan menyalahkan langsung siswa, jika jawaban yang ia utarakan tidak tepat. Pilihkan kalimat yang memotivasi dalam mengoreksi jawaban siswa.
2. Berikan waktu luang untuk menganalisa dan memahami kebutuhan siswa, sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi efektif.
3. Jadilah contoh teladan dalam berempati. Siswa akan mencontoh perilaku orang dewasa dalam bersikap dan bertutur kata. Tunjukan sikap empati saat berinteraksi dengan siswa.
(anl/ega)