Lika-liku Perjalanan Hidup Dini Sebelum Berakhir di Tangan Ronald

Lika-liku Perjalanan Hidup Dini Sebelum Berakhir di Tangan Ronald

Siti Fatimah - detikJabar
Rabu, 11 Okt 2023 18:34 WIB
Elsa Rahayu, adik almarhumah Dini
Elsa Rahayu, adik almarhumah Dini (Foto: Siti Fatimah/detikJabar)
Sukabumi -

Dini Sera Afrianti alias Andin (28), warga asal Cisaat, Kabupaten Sukabumi, diduga menjadi korban penganiayaan hingga meninggal dunia oleh Gregorius Ronald Tannur (31), anak anggota DPR RI F-PKB.

Dia sempat memutuskan hubungan dengan keluarganya, sebelum akhirnya ingin pulang pada Agustus lalu. Sayangnya, keinginan itu pun pupus. Dini pulang ke Sukabumi dalam kondisi terbujur kaku.

Elsa Rahayu (25) selaku adik kandung Dini mengatakan, pada 2012 lalu Dini mengaku bekerja di PT Longvin untuk membeli kebutuhan susu anaknya. Tak sampai sebulan, Dini tiba-tiba meninggalkan rumah dan tak pernah kembali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Teteh (Dini) ingin kerja sendiri. Sama si aa (kakak lelakinya) suka dianterin sampai Rambay, Teh Dini naik bus. Nggak tahu sampai, nggak tahu nggak ke Longvin," kata Elsa kepada detikJabar, Rabu (11/10/2023).

Proses pencarian Dini pun dilakukan keluarga. Ibunya bahkan sempat lapor polisi untuk meminta bantuan pencarian Dini di Sukabumi. Selang satu tahun, upaya pencarian itu tak membuahkan hasil. Bukan hanya nomor kontak yang tak bisa dihubungi, seluruh akun media sosial korban pun diblokir.

ADVERTISEMENT

"Keluarga berpikirnya positif saja, meski nggak ketemu asal Teh Dini sehat. Setahun kita cari-cari, hilang kontak, facebook dan medsos lain diblokir," ujarnya.

Sempat Bekerja di Kuala Lumpur

Singkat cerita, sekitar tahun 2015-2016, Elsa tiba-tiba mendapatkan pesan dari Bibinya sekaligus ibu angkat Dini di Kuala Lumpur. Melalui pesan tersebut, Bibi Elsa mengabarkan jika Dini ada di Kuala Lumpur dan memberikan nomor handphone Dini.

"Saya kirim pesan singkat. Teh Dini telepon, saya tanya 'Teh kemana saja,' nggak mau ngungkit yang lalu, kita sudah damai. Ga ngungkit kenapa kabur. Ditanya katanya kerja di Surabaya tapi waktu tahun 2016 di Kuala Lumpur," kata Elsa.

Elsa tak mengetahui secara pasti pekerjaan Dini. Namun ia menduga, Dini bekerja bersama Bibinya mengelola sebuah kafe atau kedai.

Sejak saat itu, komunikasi antara Dini dan keluarganya berangsur baik. Dini beberapa kali berencana untuk pulang ke rumahnya, namun niat tersebut tak pernah terwujud.

"Dari KL itu langsung ke Surabaya, bilang ke keluarga katanya 'Teteh juga mau ke Surabaya,' 'atuh ke Sukabumi aja' insyaallah katanya, soalnya kapal berhentinya di Surabaya, nginep dulu di apartemen temannya," ucap dia.

"Terus akhirnya bilang mau kerja di Surabaya, jadi diulur-ulur terus. Janji pulang setiap komunikasi, mau pulang nanti lebaran, mau pulang nanti nikah," sambungnya.

Elsa beberapa kali mengirimkan kabar anak Dini yang sudah duduk di bangku sekolah dasar. Dia juga beberapa kali mengirimkan foto.

"D tahu itu mamahnya, nggak ditutup-tutupin. Sejak lahir juga dikasih tahu, ini mamah kamu, ini nenek, iya. Cuma belum pernah ketemu, kemarin aja pas sudah besar," kata Elsa.

Selama berkomunikasi, Dini tak pernah mengeluhkan kondisi buruknya di perantauan termasuk soal dugaan kekerasan yang dilakukan oleh kekasihnya. Oleh sebab itu, keluarga mengaku kaget saat mendengar kabar kematian Dini.

Agustus Ingin Pulang ke Sukabumi

Sebelum ditemukan meninggal dunia pada Rabu (4/10), dua bulan lalu Dini sempat menghubungi ibunya ingin pulang ke Sukabumi dan melihat anak laki-lakinya. Menurutnya, keinginan Dini itu jadi firasat jika ia benar-benar pulang namun dengan kondisi telah meninggal dunia.

"Itu katanya telepon ke mamah 'Mah pengen pulang' katanya gitu pengen lihat anak gitu, cuman kayak firasat mungkin ya pengen pulang katanya pengen ke sini. Kata mamah 'nanti mamah yang ke sana kalau nggak Dini yang ke sini," ucap dia.

Hingga saat ini, pihak keluarga menyerahkan seluruh penanganan kasus kematian Dini pada kuasa hukum. Dia berharap, pelaku diberikan hukuman seberat-beratnya.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads