Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Putra Indonesia Cianjur bekerjasama dengan BUMDes Cimacan untuk mengembangkan UMKM di Kota Santri melalui promosi secara digital.
Berdasarkan Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah tahun 2021 ada sekitar 60 juta pelaku UMKM di Indonesia. Jumlah tersebut diprediksi akan terus meningkat seiring berkembangnya teknologi dan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang tersedia.
Terlebih lagi saat ini para pelaku UMKM dapat dengan lebih mudah melakukan pendaftaran UMKM online kapan pun dan dimana pun. Tercatat pada 2018, UMKM mampu menyumbang lebih dari Rp 8.500 triliun pada PDB atau 57,8 persen. Dari 60 juta UMKM dan mampu menyerap 116 juta pekerja atau 97 persen dari angkatan kerja nasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara di Jawa Barat, rasio UMKM saat ini didominasi oleh usaha mikro. Hal ini menunjukkan kinerja usaha yang belum berprestasi dengan baik. Di sisi lain, pengembangan ekonomi telah mengarah pada era digitalisasi yang memberikan peluang bagi pertumbuhan usaha.
Namun meski begitu besar UMKM memberikan kontribusi dalam membangun perekonomian negara, ada beberapa permasalahan yang sering dialami UMKM di Indonesia dan masih menjadi pekerjaan rumah bagi sektor ekonomi. Jika tidak diatasi, maka UMKM yang sedang tumbuh bisa saja kalah bersaing, stagnan, bahkan gulung tikar.
Berbagai permasalahan dan tantangan dihadapi oleh usaha mikro dan kecil untuk mengembangkan usahanya pada skala selanjutnya untuk mencapai skala kecil dan menengah.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat berupaya untuk meningkatkan skala bisnis pelaku usaha mikro ke skala kecil, menengah dan besar melalui kegiatan Wirausaha Naik Kelas dalam bentuk Bimbingan dan Pendampingan UKM berbasis Inovasi.
Tim PKM yang terdiri dari Destiana Husnul Chotimah M.I.Kom, Dr. Astri Dwi Andriani M.I.Kom, Tanto Heryanto SE M.Pd menyadari jika pendampingan perlu dilakukan untuk memaksimalkan potensi tersebut.
Pendampingan dilakukan dengan lebih mengoptimalkan pengetahuan dan keterampilan UMKM terutama di wilayah desa sasaran terhadap pemanfaatan media promosi dan pemasaran digital.
Anggota Tim PKM Destiana Husnul Chotimah menjelaskan berdasarkan dafaDinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Barat sekitar 79% dari 4,6 juta pelaku UMKM di Jawa Barat belum melek digitalisasi atau masih memasarkan produknya secara tradisional.
"Kurangnya pemahaman tentang promosi dan pemasaran bisnis menjadi permasalahan tersendiri yang sering dialami UMKM, terutama jika berkaitan dengan teknologi atau pemasaran digital. Meski sudah banyak pelaku UMKM yang menjual produknya secara online melalui media sosial atau marketplace, pemahaman tentang pemasaran digital masih belum maksimal, sehingga potensi keuntungan yang diperoleh pun masih belum optimal," tuturnya, Rabu (11/10/2023).
Dengan permasalahan ini, lanjut dia, tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Putra Indonesia Cianjur bekerjasama dengan BUMDes Cimacan Kabupaten Cianjur, akan merancang dan mengaplikasikan model komunikasi bisnis terintegrasi media digital pada komunitas pelaku UMKM di Desa Cimacan yang kemudian hasilnya akan ditularkan kepada para pelaku UKM lainnya di wilayah masing-masing.
Ruang lingkup kegiatan wirausaha para pelaku usaha mikro komunitas sasaran dengan mengoptimalkan pendampingan pada kualitas bahan baku, proses produksi, merek, kemasan dan promosi serta pemasaran melalui media digital.
"Manfaat yang diharapkan mulai dari peningkatan omzet dan asset, memiliki mindset kewirausahaan yang benar dalam menumbuhkan bisnis, peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan media promosi dan pemasaran digital, digitalisasi bisnis dengan menggunakan teknologi, inovasi produk, dan berdaya saing," kata dia.
Sebagai mitra dampingan, BUMDes Cimacan Marhamah saat ini telah melakukan pembinaan terhadap sekitar 30 UMKM yang mayoritas bergerak di bidang produk olahan hasil pertanian dan pariwisata lokal.
BUMDes Cimacan Marhamah memiliki visi mewujudkan kesejahteraan masyarakat Desa Cimacan, melalui pengembangan usaha ekonomi dan pelayanan sosial. Sementara misinya adalah pengembangan usaha ekonomi masyarakat melalui potensi usaha jasa, yang berbasis wisata, usaha sektor riil dan lainnya, membangun usaha yang mendukung perekonomian pedesaan, mengembangkan jaringan kerjasama ekonomi dengan pihak ketiga, dan meningkatkan sumber daya manusia dan potensi sumber daya alam di wilayah desa Cimacan.
"Makanya dengan BUMdes ini kami melakukan lembinaan dan pelatihan TOT (training of trainer) kepada peserta UMKM, pendampingan untuk maintenance konten media komunikasi bisnis digital. Penyediaan infrastruktur hardware dan software untuk membantu operasional promosi dan penjualan online, hingga komitmen UMKM peserta dampingan untuk membentuk komunitas pelaku UMKM di wilayahnya masing-masing dalam menyebarluaskan hasil pelatihan dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan para pelaku UMKM di wilayahnya masing-masing," pungkasnya.