Ini Pengaruh Warna Putih dan Mencairnya Es Pada Gunung Salju

Ini Pengaruh Warna Putih dan Mencairnya Es Pada Gunung Salju

Hanifa Salsabila - detikJabar
Kamis, 12 Okt 2023 11:00 WIB
Penyusutan Salju Abadi di Carstensz akibat pemanasan global
Penyusutan salju abadi di Cartenz (Foto: Google Earth Engine).
Bandung - Beberapa waktu ini, santer terdengar kabar bahwa peningkatan suhu terjadi di mana-mana, termasuk Indonesia. Tak dapat dipungkiri, pemanasan global berperan penting dalam kondisi saat ini. Dampak perubahan iklim kian terasa di seluruh belahan Bumi. Tak terkecuali kutub yang diselimuti es.

Ternyata, laju peningkatan suhu justru meningkat tajam di kutub. Titik yang dianggap paling dingin di Bumi justru mengalami pemanasan yang paling masif. Hal itu dijelaskan oleh Dosen Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung Muhammad Rais Abdillah pada kegiatan pelatihan jurnalis lingkungan di Bandung beberapa waktu lalu.

Salah satu dampak perubahan iklim adalah peningkatan suhu. Tidak hanya berdampak pada manusia, peningkatan suhu juga berpengaruh pada lingkungan. Tak terkecuali pada gunung es, seperti salju abadi Puncak Jayawijaya.

Secara ilmiah, ada penjelasan khusus tentang mencairnya salju satu-satunya yang ada di Indonesia ini. Rais menjelaskan bahwa ada kaitan antara es yang mencair dengan teori Radiasi Benda Hitam di sini. Di mana benda berwarna hitam akan menyerap lebih banyak panas dibandingkan benda berwarna terang seperti putih.

Berdasarkan teori Radiasi Benda Hitam (Black Body Radiation), ketika benda memiliki warna hitam atau mendekati, lebih banyak panas yang diserap dari sumber cahaya. Warna hitam memiliki kemampuan memantulkan sinar matahari yang kecil, akibatnya terasa lebih panas.

Sementara warna cerah seperti putih memantulkan sinar matahari. Pantulan sinar ini yang kemudian membantu manusia mendefinisikan warna. Ada banyak gelombang cahaya yang terkandung pada warna putih. Karena pemantulan tersebut, panas yang diserap oleh warna putih juga sedikit.

Hal ini juga terjadi pada salju di pegunungan es. Salju pada Puncak Jayawijaya makin menunjukkan penurunan intensitas. Perubahan iklim yang diakibatkan manusia kemudian berdampak pada titik ini. Es mencair, seperti yang terjadi pada wilayah kutub.

"Temperatur semakin panas itu bukan di tropis. Maksudnya laju peningkatan panasnya ya, itu di kutub. Karena di kutub itu, ketika es mencair, dia malah makin panas lagi," terang Rais

Dengan menghilangnya warna putih pada es, kemampuan memantulkan sinar matahari berkurang. Es yang mencair itu kemudian berbaur dengan air laut. Sebaliknya, warna air laut yang cenderung gelap menyerap panas sehingga terjadi peningkatan suhu yang lebih tinggi lagi.

"Artinya apa? Ada feedback positif. Semakin panas, semakin panas lagi. Jadi laju pemanasan di kutub itu meningkat drastis dan termasuk di Papua juga yang area es itu semakin lama semakin cepat mencair karena albedo tadi yah, pemantulan sinar nya berkurang," jelas Rais.

Bertahun-tahun lalu, Jayawijaya bukan satu-satunya gunung dengan puncak berlapis es di Indonesia. Namun, karena pemanasan global makin meningkat, hanya Jayawijaya yang tersisa. Jika dampak perubahan iklim tidak dapat diperlambat, salju pada pegunungan es akan menghilang sepenuhnya. Tidak hanya Jayawijaya, tetapi juga gunung es di kutub utara dan selatan. Ketika itu terjadi, temperatur yang tinggi sudah tidak akan terbendung lagi. (mso/mso)



Hide Ads