Kekeringan Parah, Warga Cianjur Terpaksa Minum Air Sungai

Kekeringan Parah, Warga Cianjur Terpaksa Minum Air Sungai

Ikbal Selamet - detikJabar
Senin, 09 Okt 2023 14:17 WIB
Warga ambil air dari sungai
Warga ambil air dari sungai (Foto: Ikbal Selamet/detikJabar)
Cianjur -

Warga di Dusun Nagrak, Desa Girimulya, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur alami kekeringan parah. Bahkan warga memanfaatkan air sungai tidak hanya untuk mandi dan mencuci, tapi juga untuk minum hingga memasak.

Kepala Dusun Nagrak Asep Muhammad Iskandar, mengatakan kekeringan terjadi sejak Juni 2023. Sumber air warga, baik sumur ataupun sumur bor mengering.

"Sudah sejak bulan enam kekeringannya. Baik sumur biasa ataupun sumur bor kering. Tidak ada air. Total warga yang terdampak di kedusunan saya lebih dari 2.000 orang," kata dia, Senin (9/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dia, kekeringan di tahun ini merupakan yang terparah. Sebab di tahun sebelumnya, warga masih bisa memanfaatkan air sumur meskipun debitnya sedikit.

"Paling parah tahun ini, kalau sebelumnya air sumur masih ada walaupun sedikit. Masih cukup untuk dipakai masak dan minum," kata dia.

ADVERTISEMENT

Asep mengungkapkan warga terpaksa memanfaatkan air dari Sungai Cikondang untuk kebutuhan sehari-hari. Bahkan tidak sedikit warga yang menggunakan air sungai itu untuk minum dan memasak.

"Kalau yang punya uang biasanya beli air botolan untuk minum. Selebihnya menggunakan air sungai untuk minum, tapi dimasak dulu airnya hingga mendidih," kata dia.

Meskipun dikhawatirkan dapat menyebabkan penyakit, tetapi warga tetap menggunakan air tersebut untuk masak dan minum lantaran terpaksa.

"Ya terpaksa, karena tidak ada lagi sumber air. Tapi hingga saat ini belum ada yang mengeluhkan terserang penyakit pencernaan atau lainnya," kata dia.

Dia berharap pemerintah bisa segera memberikan bantuan untuk warga, baik air bersih ataupun bantuan jangka panjang seperti genset atau sumur bor komunal.

"Minimalnya genset untuk menarik air sungai agar tidak jauh ke dasar sungai untuk ambil air. Kalau bisa dibangun sumur bor untuk komunal. Sehingga air yang digunakan memang air bersih yang layak konsumsi," kata dia.

"Bantuan genset juga diperlukan agar pertanian bisa terairi. Kalau sekarang pilihan bentar lahan sawah tidak bisa ditanam, karena kering. Mau ditanam juga pasti padinya mati karena kekurangan air. Kami berharap segera bantuan," tambahnya.

Sementara itu, Bupati Cianjur Herman Suherman, mengatakan pihaknya masih menunggu arahan dari pemerintah provinsi dan pusat untuk menetapkan status siaga bencana kekeringan.

Namun untuk antisipasi kekeringan, Pemkab menerjunkan BPBD dan PDAM untuk mendistribusikan air bersih ke wilayah yang terdampak kekeringan.

"Kalau status siaga belum ditetapkan, menunggu dulu kajian pusat dan provinsi. Tapi sudah kami lakukan penanganan kekeringan, dengan melibatkan BPBD, PDAM, hingga PMI untuk memberikan bantuan air bersih," kata dia.

Warga Gelar Salat Istisqa

Ribuan warga Cianjur padati halaman Masjid Agung Cianjur, Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Cianjur untuk laksanakan Salat Istisqa.

Mulai dari anak sekolah, hingga para orang tua, juga pejabat dari berbagai instansi datang dan laksanakan salat sunah yang dilakukan untuk meminta diturunkannya hujan.

Warga Cianjur gelar salat IstisqaWarga Cianjur gelar salat Istisqa Foto: Ikbal Selamet/detikJabar

Bupati Cianjur Herman Suherman menyebutkan selama lima bulan terakhir Cianjur kurang diguyur hujan.

"Beberapa waktu lalu kota salat istisqa tapi masih kurang hujannya. Maka kita adakan lagi, harapannya agar diturunkan hujan yang membawa berkah," ujar Herman.

Dia menambahkan untuk upaya khusus penanganan kekeringan yang dilakukan pemerintah, Herman mengatakan pihaknya membuka posko permintaan air bersih di PMI, PDAM, dan BPBD Cianjur.

"Kita buka posko di PMI, PDAM, dan BPBD. Kadi warga yang membutuhkan air bersih bisa mengajukan permintaan ke posko tersebut. Tapi air bersih ini hanya untuk air minum, dan kebutuhan masak," jelasnya.

Terkait terbatasnya armada tangki air bersih, Herman mengaku sudah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mengisi kekurangan.

"Kemarin saya koordinasi dengan BNPB. Saya meminta pada BNPB untuk armada tangki air bersih. Dalam waktu dekat mereka akan mengirimkan armada tangki," jelasnya.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads