Lingkungan Sekolah Jadi Tempat Banyaknya Kasus Bully di Cirebon

Lingkungan Sekolah Jadi Tempat Banyaknya Kasus Bully di Cirebon

Ony Syahroni - detikJabar
Jumat, 06 Okt 2023 01:30 WIB
Ilustrasi bullying
Ilustrasi bullying (Foto: Thinkstock)
Cirebon -

Kasus perundungan atau bullying terhadap anak di bawah umur kerap terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Lantas bagaimana di Kabupaten Cirebon?

Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) setempat mencatat adanya sejumlah kasus perundungan anak di bawah umur. Ketua KPAID Kabupaten Cirebon, Fifi Sofiyah mengatakan, sejak Januari - September 2023, pihaknya telah mendapatkan laporan sebanyak tujuh kasus perundungan terhadap anak di bawah umur.

"Untuk kasus bully di Kabupaten Cirebon yang mengadu ke KPAID dari bulan Januari sampai September ada tujuh kasus," kata Fifi Sofiyah kepada detikJabar di Cirebon, Kamis (5/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, tujuh kasus perundungan tersebut, semuanya terjadi di dalam lingkungan sekolah. Mulai dari tingkat sekolah dasar, SMP hingga ke tingkat SMA.

"Semuanya (kasus bully) terjadi di lingkungan sekolah. Di SD sampai SMA. Tapi untuk SMA itu di kelas 1. Dan bully-nya itu lebih ke mengejek. Tidak sampai baku hantam," ucap dia.

ADVERTISEMENT

Dari ke tujuh kasus perundungan terhadap anak di bawah umur ini, kata Fifi, tidak ada yang berlanjut hingga ke proses hukum. Semua kasus tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan.

"Jadi keluarga pelaku meminta maaf dan keluarga korban juga memaafkan. Dan pihak sekolah juga menyatakan akan lebih intens lagi untuk mengawasi anak-anak selama ada di lingkungan sekolah," kata Fifi.

Upaya Cegah Perundungan

Meski menurutnya jumlah kasus perundungan di Kabupaten Cirebon tidak terlalu banyak, namun upaya pencegahan harus terus dilakukan. Sejauh ini, KPAID pun telah melakukan beragam kegiatan sosialisasi ke lingkungan-lingkungan sekolah.

"Kita sosialisasi ke sekolah-sekolah. Kita kasih edukasi perihal dampak dari bully itu apa saja dan apa yang harus dilakukan ketika menjadi korban bully," kata Fifi.

"Dan kepada pihak sekolah, KPAID juga menganjurkan untuk lebih intens lagi komunikasi dengan siswanya. Yang di sekolah itu guru harus lebih memahami karakter dari anak-anak didiknya," tambah dia.

Selain itu, kata Fifi, meski di lingkungan sekolah, orang tua juga tetap memiliki tanggungjawab untuk mengetahui sikap anak-anaknya. Dalam hal ini, orang tua disarankan agar bisa menjalin komunikasi dengan guru yang mengajar di sekolah.

"Saran dari KPAID agar komunikasi (guru dan orang tua siswa) lancar, baiknya ada grup WA. Grup orang tua siswa dengan wali kelas," kata Fifi.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads